Senyuman

764 83 13
                                    

Setelah memakan waktu cukup lama bersama dengan dokter Frans, Adel tiba-tiba terpikir ingin membawa Flora keluar, "Dok, boleh ngajakin Flora keluar sebentar?" tanya Adel, berdiri didepan pintu ketika hendak meninggalkan ruangan.

"Mau kemana, Del?"

Adel berniat memberikannya teman selama dia menjalani masa pengobatan disini, mungkin saja teman itu bisa membuatnya tidak bertemu lagi dengan Nabi.

"Pet Shop."

"Silahkan," jawab santai dokter Frans, "Sebelum jam 4 harus sudah di klinik ya, Del..." sambungnya.

Adel tersenyum dan menyetujuinya. Bagaimanapun Flora tetaplah seorang pasien yang memiliki banyak jadwal untuk kesembuhannya.

Adel dengan girang pergi menuju kamar Flora untuk menemuinya, "D-deeeel! Tunggu," teriakan perawat yang berjaga didepan ruangan, membuat Adel yang sudah memegang gagang pintu langsung berhenti menahannya.

"Kenapa, sus?" Adel yang terkejut hanya menoleh kearah suster.

"Dokter Frans nggak ada bilang apa-apa?" tanya perawatnya.

Adel teringat ucapan terakhirnya, "Cek cctv dulu sebelum masuk?" tanya Adel.

Perawat tersebut mengangguk. Memutarkan monitor komputernya untuk dilihat oleh Adel, apa yang sedang dilakukan Flora didalam ruangan tersebut.

"Namaku Tania, selama kamu disini aku yang bakalan bantuin kamu."

"Makasih, sus..."

Adel memandangi layar monitor, melihat Flora yang sebenarnya terlihat tenang merapikan pakaiannya didalam lemari yang ada didalam kamarnya.

"Adel kok nggak boleh masuk? Flora cuman beresin bajunya aja, kok."

"Perhatikan lagi, Adel..." ujar perawat menjawab pertanyaan Adel dengan lembut.

Kalau diperhatikan lebih teliti, terlihat Flora seperti sedang ditemani oleh seseorang. Dia mengobrol seolah ada lawan bicara, bahkan seperti melakukan kontak fisik.

"Terakhir kali liat kayak gini, waktu pegawai restoran nunjukin ke Adel..." ujar Adel, menceritakan kegelisahannya.

"Kamu nggak perlu lihat ini, Adel... Kami akan bantu kamu disini."

Perawat sendiri sangat paham rasa sakit yang tidak bisa diungkapkan oleh Adel. Walaupun hal ini tidak menimpa dirinya, tetapi orang tersayangnya mengalami hal tersebut.

"Untuk beberapa hari kedepan, kamu bisa tanya kita yang ada disini... Berapa lama Flora melakukan komunikasi bersama dengan Nabi."

Dokter Frans ingin mengetahui sejauh apa komunikasi yang dilakukan antara Flora dan Nabi. Sampai Flora merasa begitu nyaman ketika berada disekitarnya.

"Harus tau juga apa yang mereka bicarain?" tanya Adel.

"Kalau kamu bisa mendapatkannya lebih baik, tetapi kalau Flora tidak ingin menceritakannya tidak perlu dipaksa."

"Mustahil, sih..." jawab Adel dengan tawanya.

"Tidak masalah Adel, kita hanya butuh berapa lama mereka berinteraksi."

Adel merasa cukup jelas dan sudah tidak sabar masuk ke dalam untuk mengajaknya pergi, "Udah nggak bicara lagi, kan?" tanya Adel yang sudah tidak sabar.

"Iya, kamu benar... Tapi nggak boleh langsung masuk."

"Apaan lagi, sus? Keburu pet shop-nya tutup," keluhan Adel yang tidak sabar.

"Kita harus kasih jeda 15 menit dulu, setelah melihat Flora beinteraksi."

"Harus?" tanya Adel merasa jengkel.

"Harus. Tubuhnya tidak boleh terkejut..."

"Nggak bakal Adel kagetin jugaa, hahaha."

Perawat menjadi ikut tertawa kecil karena ulahnya, "Bukan terkejut seperti itu Adeeel..."

"Iya, paham! Bakalan jadi pertanyaan besar untuk Flora, kan? Kalau Adel masuk gitu aja sedangkan harusnya ada Nabi di dalam."

"Iya! Dan akan jadi masalah kalau kamu langsung masuk, karena dari sudut pandang Flora dia baru melihat Nabi keluar."

"Adel cuman bercanda tadi..."

Akhirnya Adel memutuskan untuk mengalah, dia duduk di ruang tunggu selama 15 menit sampai semuanya berakhir baru dia masuk kedalam kamar.

Adel mengetuk pintu dan sudah disambut dengan lirikan sinis Flora yang menunggunya sangat lama, "Panjang banget ngobrolnya."

"Yakan? Gue aja ngantuk dengerinnya," jawab Adel menggodanya balik.

"Emang bahas apaan?"

"Katanya... Gue harus buat nona Flora selalu tersenyum dan bahagia dari sebelumnya," ucap Adel. Sembari mengambil cardigan untuk Flora pakai.

"M-mau pergi? Emang boleh?!"

"Buat hari ini aja," ucapnya. Tiba-tiba Adel mendekat dan berbisik ke Flora, "Gue udah bayar mahal biar lo bisa keluar," bisiknya menggoda Flora.

Flora tertawa karena bisikannya. Disambung oleh ucapan Adel, "Ayo, kita jemput besti baru nona Flora..."

👭👭👭

Sebelum mendengar kabar Flora akan menjalani perawatan, Adel memang sudah memesan seekor kucing berwarna hitam sebagai kado ulang tahunnya nanti.

"Kucing?" tanya Flora, ketika kucing tersebut berpindah tangan ke dirinya.

"Sebenarnya ini kado ulang tahun. Tapi, gue ganti."

"Ganti?"

"Iya, jadi teman di kamar lo," ucap Adel dengan senyumnya.

Flora melepaskan cardigannya, "Sini gue pegang," ucap Adel. Mengambil cardigan milik Flora.

Flora mengangkat kucing tersebut untuk menyombongkannya, lalu memperlihatkannya kepada Adel, "Mirip ya gue sama dia," ucapnya dengan tawa.

"Mirip judesnya."

Flora terus memperhatikan kucing tersebut, sembari mengajaknya bermain, "Emang boleh sehitam ini, bang?" ujar Flora mempertanyakannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Flora terus memperhatikan kucing tersebut, sembari mengajaknya bermain, "Emang boleh sehitam ini, bang?" ujar Flora mempertanyakannya.

"Tapi dia lucuu, seriusaaaan."

Flora tersenyum gembira mendapatkan hadiahnya lebih cepat, "Halo, Kuro! Kita ketemu lebih cepat, yaaaa."

Senyum lebar Flora membuat Adel merasa bahagia karena hadiahnya berhasil, "Kuro?" mempertanyakan nama dibuat dadakan oleh Flora.

"Iya! Kuro, bahasa jepang artinya hitam."

"Hai Kuroooo," sapa Adel, mengelus dan bermain bersama dengan kucing barunya.

-Follow untuk dapat notif ceritanya dan jangan lupa like yaah🤍-
Boleh banget kalau mau minta feedback kok, boleh langsung komen disini atau di dm yah ntar aku mampir🤝🤍

diantara 'ADA' dan 'TIDAK'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang