Sebelum Adel pulang

718 88 12
                                    

*Beberapa hari sebelum Adel pulang*

Dokter Frans masih rutin mengecek kondisi Flora selama berada diruangan isolasi. Selama Adel pergi tour, kondisinya berangsur membaik.

"Bagaimana hari ini, Flora?"

"Flora masih lihat dia..."

Bagi Flora, mengabaikan keberadaan Nabi masih sangatlah sulit. Karena dia memahami bagaimana perasaan Nabi, dan akan jahat kalau dia meninggalkannya.

"Tapi, kamu harus tetap ingat kalau semua itu hanya tekanan yang kamu ciptakan ke Nabi. Nabi tidak benar-benar mengalaminya."

"Dokter selalu bilang gitu. Apa dokter ngerasain apa yang Flora rasain? Bukannya sifat manusia, hanya bisa merasa empati kalau dia berada diposisi yang sama?"

"Iya, Flora... Saya ta——"

"Flora ngerasain itu dari Nabi. Flora nggak bisa mengabaikan dia gitu aja, kadang dia datang dengan penuh luka. Flora harus apa, dok?"

Kalau sudah seperti ini, dokter Frans memilih untuk mengakhiri perbicangan mereka. Pada akhirnya, Flora hanya akan memberontak hebat dan semuanya akan menjadi berantakan.

"Saya hanya terus meminta ke kamu. Abaikan dia, karena dia pengaruh terbesar kamu saat ini."

Dokter Frans meninggalkan ruangan isolasi setelah mengatakan itu. Tidak lama dokter Frans keluar, Flora masih juga melihatnya.

"Kenapa?" tanya Nabi. Berdiri di pojok ruangan isolasi yang kosong.

Flora mencoba untuk diam, walaupun Nabi semakin dekat dan mempertanyakan diamnya.

"Aku buat salah sama kamu, Flo? Kamu nggak mau temenan sama aku lagi?"

Ketika dia mengatakan sepatah kata saja, Flora sadar perawat akan datang. Tapi, Flora benar-benar merasa bingung.

"Lo terlalu nyata buat gue," katanya pada Nabi.

"Kamu kenapa, Flo? Kenapa tiba-tiba bilang gitu?!"

Benar, masih beberapa kata yang dikeluarkan Flora untuk Nabi, perawat sudah tiba dengan berdalih menanyakan kabar.

"Dia udah pergi, sus..." ucap Flora ditengah lamunannya.

Kedua perawat yang masuk hanya saling bertatapan, "Kalau butuh sesuatu, bisa panggil kita, ya..."

"Flora butuh HP."

"Buat apa, Flo?" tanya perawat.

"Ini tanggal 12, kan? Lusa Adel pulang, Flora cuman pingin ngabarin Adel..."

"Nanti bisa saya bantu untuk menyampaikan pesan kamu, Flora"

"Flora... Flora yang ingin menyampaikannya secara langsung!" lirikan sinis Flora.

Flora yang sekarang lebih banyak meratapi dirinya, melamun menatap tembok kosong dan tidak bersemangat menjalani hidup.

"Adel nggak akan bisa percaya kalau Flora baik-baik aja, selama pesan itu masih didapat dari rumah sakit."

Flora mengenal bagaimana Adel, "Terlalu banyak topeng, untuk terlihat baik setiap harinya..." ucapnya, mengatakan tentang Adel.

Setidaknya, walaupun Flora tidak pernah mengetahui apakah dia akan sembuh atau tidak. Adel harus selalu mengetahui kalau kondisinya membaik.

diantara 'ADA' dan 'TIDAK'Where stories live. Discover now