🕯️46.hujan.🎓

231 32 3
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.....

Sesuai janji up-nya abis lebaran
Jangan lupa vote,komen yah makasih sudah menetap buat kalian.

Yang vote semoga jodohnya setia deh kaya Rayan. Yang nggak vote jodohnya kaya siapa yah?
Nggak pake lama happy reading

🍂🍂🍂

Rayan tidak berbohong beberapa menit kemudian beberapa polisi sudah berada diruamgan tersebut. Siap membawa sang Abi untuk masuk kepenjara akibat ulahnya.

Ayara menatap Abi dari suaminya itu dengan mata berkaca-kaca. Dirinya kecewa pada dirinya sendiri , dirinya begitu merasa berdosa pada kedua orangtuanya bagaimana dalam beberapa tahun ini dia hidup dengan orang yang telah tega menghabisi kedua orangtuanya dan dirinya tidak tahu.

Tatapan keduanya bertemu. Tidak ada ras apenyesalan sedikitpun Dimata pria yang usianya setengah abad itu.

"Dunia tidak adil untuk semua orang nak" ucapnya pada menantunya itu sebelum para polisi menyeretnya pergi.

Ayara berdiri dan menghentakkan tangan Rayan yang sedari tadi terus.menggenggam tanpa niat melepaskannya.

"AKKKH" jeritnya.

"Kenapa kamu hadir dihidupku Rayan?" Kini tatapannya fokus pada suaminya itu.

Rayan menatap istrinya itu dengan mata yang sudah menitikkan air mata. Bagaimana tidak selama ini yang dirinya dengar dari bibir kecil istrinya itu hanyalah kalimat syukur karena mengenal dirinya dalam hidup ini. Namun kalimat kali ini bukanlah kalimat penuh rasa syukur melainkan penyesalan.

"KENAPA KENAPA KENAPA HARUS KAMUUUUU?" Ayara sudah tidak tahan dirinya benar-benar merasa penuh didalam kepalanya dirinya tidak bisa berpikir jernih.

Rayan bangkit berusaha diraihnya tubuh rapuh istrinya itu untuk memberikan ketenangan. Namun niat baiknya ditolak mentah-mentah ayara mendorong tubuh Rayan kuat hingga pria itu terduduk lemah dilantai.

"Jangan sentuh aku! Kamu anak pembunuhan! Ibun sama baba ninggalin aku karena abimu! Mereka pergi cuman karena keserakahan kalian" ditatapnya setiap penghuni rumah yang terdiri Rayan dan uminya. Sedangkan nenek dan raysa saat ini sedang berada disurabaya.

"Ay.. ...... Maaf" hanya kalimat maaf Yanng mampu pria itu ucapkan tidak ada kata lain lagi.

Ayara berlari kedalam kamar miliknya dan Rayan. Dibukanya lemari pakaiannya dengan pakaian Rayan dengan sekuat tenaga. Diambilnya semua barang-barangnya dan melempar sembarangan beberapa pakaian Rayan yang menghalangi aktivitasnya.

Dipeganginya perutnya yang tiba-tiba terasa nyeri. Dengan derai air mata yang menemani aktivitasnya ayara tidak memedulikan rasa sakitnya.
Dirinya berniat pergi. Pergi dari rumah tempat dimana seseorang merencanakan kematian untuk kedua orangtuanya.

Ditariknya kopernya itu dengan kasar. Semua masih sama saat dirinya keluar dari kamar. Rayan masih terduduk dilantai Dann umi masih menatap pintu yang terbuka lebar.

Ditepisnya air matanya kasar cadar yang dikenakannya sudah basah kuyup karena air mata.

Dilaluinya kedua orang itu tanpa menoleh. Namun langkahnya terhenti saat sebuah tangan menyentuh tenangnya lembut ini bukan tangan Rayan melainkan uminya.

"Jangan tinggalin suamimu nak. Ini bukan salahnya. Kamu lihat dia memenjarakan abinya sendiri untuk kamu sayang!"

Wanita itu tiba-tiba berlutit didepan ayara dengan tangan yang masih memegang erat tangannya "jangan tinggalin Rayan nak umi mohon" hari ayara hancur untuk yang kesekian kalinya dirinya tidak tega melihat wanita yang juga sudah seperti ibunya itu berlutut dan memohon padanya. Dirinya tidak tega namun dirinya juga tidak sanggup berada disini, dirinya hancur dan memerlukan waktu untuk memahami bagaiman cara mengatasi masalah ini.

Komandan SyurgaWhere stories live. Discover now