🕯️36.sakit🎓

671 59 4
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Up lagiiiiiiiiiiiii........

Jangan lupa tinggalkan jejak 👌👌👌

Bakal lama lagi nih up nya💃

🍂🍂🍂🍂

Rayan mengendarai motor dengan kecepatan sedang. Namun Ayara begitu erat memeluk suaminya itu seolah kecepatan keduanya berada diatas rata-rata.
Sesekali Rayan mengelus punggung tangan istrinya itu. Seolah tau bahwa ada kecemasan mendalam pada istrinya itu.

"Aya takut tusum" akunya pada suaminya itu.

"Insyaallah ay mereka bakal Mau bertemu kamu , kamu itu anak mereka nggak ada orang tua yang tega pada anaknya , nggak usah khawatir yah" ucapnya menenangkan.

Rumah yang menemani pertumbuhan ayara kini sudah berada didepan matanya. Rayan memarkir motornya dengan hati-hati.

Rumah itu nampak ramai dengan beberapa keluarga yang ayara kenali. Beberapa dari mereka nampak begitu lemas. Seorang bidan yang bertanggung jawab atas daerah tersebut juga keluar bersama ayah Subhan.

Ayara makin mengerutkan keningnya. Dirinya terus bertanya-tanya apa yang terjadi. Dirinya menoleh kebelakang ,ditatapnya suaminya itu dengan tatapan cemas.

Rayan berjalan menghampiri Ayara digenggamnya erat tangan istrinya itu "semua baik-baik aja hmm" ucapnya menyakinkan. Ayara mengangguk seolah dirinya sudah yakin semuanya baik-baik saja namun nyatanya hatinya tetap cemas.

Keduanya makin mendekat "ayah" panggil ayara pelan. Mendengar suara Ayara Subhan menoleh,dilihatnya putrinya itu berdiri dengan seorang pria disampingnya.

Subhan merentangkan tangannya dengan lebar serta sedikit anggukan kecil dilakukannya. Melihat hal itu ayara melepaskan genggaman tangannya dengan Rayan lalu berlari kedalam pelukan ayahnya.

Aroma khas milik ayahnya itu menusuk indra penciuman ayara. Dirinya begitu merindukan ayahnya. "Maafin Ayara ayah" ucap ayara.

"Bukan salahmu nak. Ayah sama ibu sudah tau semuanya ibu juga udah tau nak. Kami merasa bersalah padamu nak maka dari itu, kami memaksamu pergi menjauh dari kami untuk menebus rasa bersalah kami. Hah namun nyatanya ibumu tidak mampu menahan rindunya pada kalian nak. Ibumu jatuh sakit karena merindukan kalian berdua."

"Berdua?" Tanya ayara bingung.

Mengangguk " setelah kamu pergi ,Aira juga meninggalkan rumah Ra. Kakakmu pergi entah kemana kami sudah mencari namun nihil." Subhan melepaskan pelukannya. Tertunduk sedih.

"Ka Aira nggak tau ibu sakit?"

"Tidak. Ra ayo masuk temui ibumu dahulu kita bicara didalam ajak juga suamimu masuk!"

Wanita dengan wajah pucat pasi dan selang infus yang terpasang ditangannya nampak sedang tertidur. Rasanya Ayara ingin menangis menatap kondisi ibunya saat ini.

Didekatinya wanita itu tanpa niat sedikitpun ingin membangunkannya. Ayara membekap mulutnya kala mendengar wanita itu menyebut namanya berulang kali.

"Ayara."

"Ayara."

"Aira."

"Ibumu selalu bergumam kaya gitu Ra. Hanya nama kalian berdua yang selalu disebutnya" jelas Subhan.

Ayara duduk tepat sebuah kursi yang memang sudah ada didamping tempat tidur sebelum ayara datang.

Disentuhnya tangan wanita itu lalu diciuminya beberapa kali tangan yang sudah begitu kurus itu.

Komandan SyurgaWhere stories live. Discover now