9.🕯️trauma🎓

1.2K 98 3
                                    

Ayara menatap punggung suaminya yang sudah lebih dahulu berjalan didepannya , bahu tegak itu mendorong beberapa koper yang berisi barang pribadinya sendiri.

"Aya kamu lapar nggak?" Tanya rayan tiba tiba.

Ayara tercengang mendengar rayan memanggil namanya dengan sebutan Aya , nama itu , nama yang digunakan kedua orangtua kandungnya memanggilnya Aya panggilan sayang baba dam ibunya ,panggilan yang pernah didengarnya saat usianya basih belia.

"Ayara" panggil rayan sekali lagi, karena tak kunjung dapat sahutan rayan berbalik ,dilihatnya gadis yang sedari tadi dipanggilnya berada beberapa langkah jauh darinya ,gadis itu mematung.

Rayan maju beberapa langkah , diangkatnya dagu istrinya yang tertunduk itu ,dilihatnya mata yang mulai berkaca kaca milik istrinya , entah sudah berapa puluh kali rayan melihat mata itu meneteskan air mata.

Ditatapnya mata rayan dengan penuh makna "aya kenapa?" Tanya rayan.

Ayara tersenyum dibalik cadarnya ,gadis itu menggeleng gelengkan kepalanya seolah mengatakan dirinya baik baik saja.

Apa yang terjadi mengapa saat menatap rayan ,ayara malah tersenyum seolah ada sebuah kehangatan yang menjalar didalam tubuhnya saat nama itu nama Aya keluar dari mulut rayan ,mengapa tiba tiba demikian ,apakah ayara telah melabuhkan hatinya pada pria yang baru kemarin dinikahinya? Apakah hatinya selemah itu?

"Emm tadi kamu bilang apa?" Tanya araya sebab tadi Ayara tidak mendengar apa yang rayan katakan.

"Kita makan yuk" ajak rayan , ya rayan mengubah pertanyaannya tadi menjadi sebuah ajakan.

"Emm ,tapi saya nggak bawa cadar tali" ucap ayara merasa bersalah ,memang saat ini ayara hanya menggunakan hijab instan ditambah dengan cadar yang langsung menyatu dengan hijab.

"Ya udah gini aja ,gimana kalau saya masakin aja" gadis itu menawarkan diri.

"Emm boleh tapi sebelum itu kita perlu beli beberapa peralatan masak dan sayurnya."

"Peralatan masak?"bingung gadis itu.

"Iyah saya nggak pernah masak dirumah jadi nggak ada alat masakya."

Ayara tersenyum mendengar penuturan suaminya itu , bagaimana tidak baru kali ini dia mendengar sebuah rumah tidak memiliki peralatan masak.

Tanpa basa basi keduanya pergi kesebuah mall ,keduanya memilih bersama peralatan masak mulai dari Panci , wajan ,dan lain sebagainya setelah berbelanja peralatan masak mereka berbelanja sayur mayur.

Keduanya tampak akrab dan beberapa kali bercanda seolah tidak ada masalah dipernikahna keduanya seolah mereka adalah pasangan sungguhan.

"Ayan" panggil ayara yang berada tempat memilih ikan.

Rayan menoleh "ini kamu yang masukin?" Tanya ayara mengangkat sebuah daging berwarna pink ,rayan mengangguk.

Gadis itu mendekati suaminya lalu memperlihatkan daging yang dimasukkan suaminya kedalam troli.

"Kamu yakin aku makan daging ini?" Tanya ayara ragu.

"Astaghfirullahhal'adzim"ucap rayan beristighfar saat membaca keterangan tentang daging tersebut ,ya rayan memasukkan kedalam troli itu daging yang tidak sepatutnya dimakan oleh seorang muslim.

Buru buru rayan mengembalikan daging itu ditempatnya semula ,sedangkan ayara gadis itu tertawa melihat tingkah rayan yang terlihat begitu panik.

Mendengar suara tawa ayara ,rayan menoleh dirinya tersenyum tipis kala melihat istrinya itu tertawa 'masyallah ,terimakasih ya Allah atas jodoh yang telah kau berikan pada hamba' batin rayan.

Kini keduanya sudah selesai berbelanja ,keduanya sedang menunggu taksi pesanan rayan yang belum juga sampai ,tak lama berdiri sebuah taksi berhenti didepan keduanya.

"Dengan mas rayan?" Tanya sang supir taksi .

Rayan mengangguk ,sang supir taksi mulai membukakan bagasi untuk barang bawaan ayara dan rayan ,rayanpun mulai memasukkan belanjaannya.

Namun ayara gadis itu mematung melihat jelas rupa taksi yang akan dirinya tumpangi ,taksi itu berwarna putih ,dengan jenis yang sama seperti taksi yang ditumpanginya pada malam itu ,pada malam dirinya kehilangan kedua orangtuanya.

Setelah selesai memasukkan barang barang rayan membukakan pintu untuk ayara , namun dilihatnya gadis itu hanya mematung.

"Aya ayo" ucap rayan.

Ayara memberanikan diri melangkah memasuki mobil itu 'bismillah ayara kamu bisa' batinnya.

Taksi itu sudah mulai berjalan ayara terus menerus memejamkan matanya ,berharap dirinya bisa tenang , perlahan gadis itu mulai menangis ,dari tangisan kecil yang tidak terdengar oleh rayan kini mulai terdengar.

Rayan menoleh menatap ayara ,bahu gadis itu berguncang ,pria itu bingung bukankah sebelumnya gadis itu baik baik saja.alah terlihat sangat bahagia ,namun sekarang apa yang terjadi.

"Berhenti Tolong berhenti ,tolong" ucap ayara terengah-engah , dengan cepat sang supir taksi berhenti saat itu juga ayara langsung keluar dari dalam taksi lalu berjongkok disamping taksi tersebut , gadis itu menutup telinganya kuat kuat ,menggeleng gelengkan kepalanya dengan mata yang terpejam.

Ingatan itu ingatan dimana dirinya berada diambang Kematian teringat jelas diingatkannya , ayara trauma dengan kecelakaanya ,ayara tidak baik baik saja.

Dengan sigap rayan keluar mobil lalu memeluk ayara dengan kuat "nggak apa apa semuanya bakal baik baik aja Aya ,saya disini" ucap rayan menenangkan.

Ayara menatap mata rayan dalam mata coklat itu Seolah mengatakan dirinya akan melawan semua rasa takutnya bahkan dunia untuk melindunginya.

"Maaf rayan aku nggak bisa naik mobil itu lagi ,aku takut ,takut" ucap ayara gadis itu makin mempererat pelukannya pada rayan begitupun sebaliknya.

Pria itu merogoh saku celananya mengambil sebuah benda pipih miliknya , benda yang dimana mana sering terlihat dan saat ini sedang dipegang oleh sireders sampai tidak tidur hingga pagi.

Rayan terlihat mengetik sesuatu dibenda pipihnya itu lalu kembali memeluk ayara setelah ayara lumaya tenang rayan membawa gadis itu ketepi jalan.

"Permisi pa saya maaf banget pa kami berhenti disini saja ,ini ongkosnya pa sekali lagi maaf pa terimakasih" ucap rayan meminta maaf dengan sopan ,pria itu menyodorkan dua lembar uang seratus ribuan pada sipengendara,lalu menyusul ayara.

Tatapan ayara terus tertuju pada rayan yang sedang memindahkan barang bawaannya ketrotoar tempat ayara kini duduk ,karena takut menganggu pengendara lainnya.

Inikah lelaki yang Aira permainkan ,inikah pria yang hendak Aira jadikan kambing hitam atas perbuatan buruknya ,kenapa aira sempat berfikiran seperti itu pada seorang rayan ,pria itu begitu baik dan tampan ini kurang lebih seperti itulah kini Yanng ayara pikirkan dalam otaknya.

"Jangan tatap saya kaya gitu ay saya manusia biasa ,bisa salting juga" ucap rayan membuat lamunan ayara buyar lalu langsung menundukkan kepalanya.

Pria itu tersenyum saat melihat tingkah istrinya itu ,mengapa istrinya begitu menggemaskan.

"Kenapa setuju menikahi aku?" tanya ayara tiba tiba , masih tertunduk kini gadis itu memainkan kerikil ditepi jalan.

"Ay ini semua adalah takdir kita ,saya menikah dengan kamu ,kamu menjadi istri saya, tanggung jawab saya , bahkan duduknya kita disini juga bahkan takdir Allah , percayalah ay ini sudah terjadi berarti inilah yang Allah inginkan entah itu menjadi pelajaran bagi kita atau apapun hidayah dari Allah ,tidak perlu dipertanyakan kenapa Allah melakukan ini jawabannya hanya satu Allah menyayangi  kita hanya itu" ucap rayan menjelaskan tatapannya lurus kedepan.

Ayara sedari tadi mendengarkan bahkan memerhatikan rayan berbicara kini tersenyum.

Memang benar tuhan tidak pernah salah dalam menentukan takdir hambanya ,buktinya ayara berusaha mengubah dirinya menjadi lebih baik agar lebih dekat pada tuhan , dan tuhan mengirimkan sosok rayan yang juga berusaha mengubah dirinya dalam hidup ayara ,yang setiap ucapan dari mulutnya membuatnya makin jatuh cinta pada tuhan.

























Komandan SyurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang