26 ~ Situasi Apa Ini?

13K 799 111
                                    

Hilma membuka matanya dan ia meringis saat langsung menemukan Daren yang menatapnya dengan lembut. Merenggangkan tubuhnya dan sedikit menjauh dari Daren. "Mau pulang."

"Gak nginep aja? Di rumah juga gak ada orang kan?"

"Besok harus datang jam 6, kakak pasti masih turu."

Daren mengecup dahi Hilma. "Kalau kamu ada perlu ya aku pasti bangun. Tidur sini aja, ya?"

Hilma melirik jam di atas nakas, jam 23.30, ia sudah lumayan lama tertidur ternyata. Kembali menimang, Hilma kemudian menggeleng. "Enggak deh, pulang aja."

"Enak dipeluk aku dari pada dipeluk angin, sayang."

Hilma tertawa, ia memeluk tubuh Daren dan menyembunyikan wajahnya di dada bidang lelaki itu. "Sebenarnya iya, tapi aku gak mau ganggu tidur kakak besok pagi. Kakak katanya besok mau ikut pertemuan sama papa kakak, empat orang gak dikit loh."

"Aku gak ngerasa keganggu sama kamu."

"Ngeyel banget jadi orang tua. Ayo, anterin aku pulang. Atau aku naik Grab aja ya?"

Daren memeluk gemas tubuh Hilma. "Ada pacar di depannya malah milih cowok lain. Ayo, aku antar."

Hilma bangun saat Daren menarik kedua tangannya. Pemandangan tubuhnya di kaca tepat di sampingnya membuat Hilma berdecak. "Udah kayak habis ML aja," ucapnya sambil melirik Daren.

Daren berdiri di depan Hilma yang masih duduk di pinggir ranjang, ia menangkup wajah Hilma. "Kalau habis ML kamu gak mungkin bangun semudah ini, pasti badan kamu udah kayak remuk. Tanda di leher kamu kayaknya bakalan lebih banyak deh."

"Ini udah penuh!"

Daren menggeleng, ia menunjuk area leher Hilma yang masih bersih. "Masih ada di sini, di sini, di sini, dan masih banyak lagi."

"Kampret! Concealer aku bakalan cepet habis kalau gini terus ceritanya."

"Aku beliin satu dus langsung nanti."

"Niatnya baik tapi ada maksud terselubung di dalamnya." Hilma menggeser tubuh Daren dari depannya. "Pake BH dulu, awas."

"Gak usah."

"Kakak mau aku jadi tontonan? Gak sayang sama aku? Nanti ak-"

Daren membiarkan ocehan itu, ia mengambilkan jaketnya di gantungan baju dan kembali berjalan menuju Hilma. Gadisnya sudah berkacak pinggang dengan wajah bete nya dan malah membuat Daren terkekeh. Sambil memakaikan jaket ke tubuh Hilma, Daren berucap, "Aku sayang sama kamu, aku gak mau badan kamu jadi tontonan, aku gak rela kamu pakai baju seketat ini lagi, badan kamu bagus, aku posesif sayang, gak pengen orang lain nikmatin punya aku. Kamu punya aku, aku bahkan udah sempat ngomongin bakalan nikahin kamu sama mama dan mama seneng banget, jadi jangan berpikir bahwa aku main-main sama kamu."

Daren meresletingkan jaketnya kemudian menangkup pipi Hilma. "Hal yang paling aku tunggu sama kamu adalah pernikahan, tapi aku tau kamu masih terlalu muda untuk mikirin itu."

Hilma memeluk tubuh Daren, kakinya rasanya sudah seperti jelly karena mendengar ucapan manis Daren. Daren les privat dengan siapa ya bisa ngomong manis begini padahal sebelumnya manusia di depannya ini lebih kaku. Hilma mengusap tengkuk Daren. "Maaf, kak."

My DarenWhere stories live. Discover now