27 ~ She's not Fine

10.4K 920 168
                                    

Daren sudah berdiri di depan pintu kamar hampir 5 menit, ia masih takut bahwa tiba-tiba ia akan syok saat yang membuka pintu kamar ini adalah laki-laki, ia masih mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuknya. Di sepanjang perjalanan bahkan otaknya tidak henti-hentinya untuk berpikir mengapa gadisnya sampai menonaktifkan nomernya? Ada apa dengan gadisnya sebenarnya?

"Layanan kamar." Akhirnya kata itu yang terucap dari bibir Daren. Daren menggeser tubuhnya agar ia tidak terlihat oleh layar intercom.

Pintu kamar yang sudah bergerak untuk terbuka itu membuat Daren langsung membuka matanya lebar-lebar, dan matanya membulat saat melihat siapa yang membuka pintu itu.

"Sayang ...."

Daren langsung dengan cepat menahan pintu, tubuhnya masuk di tengah-tengah pintu yang terbuka. Ia menatap Hilma dari atas sampai bawah lalu menatap kamar yang Hilma tempati.

"What's wrong with you, Hilma! Kenapa sampai gini?"

Daren menatap gadisnya bingung saat gadisnya malah bergerak mundur dan menjauh darinya. Jujur, ia kelepasan berteriak. Kondisi Hilma tidak bisa dikatakan baik. Pergelangan tangan yang masih sedikit mengeluarkan darah dengan beberapa goresan di sana. Wajah sembab dan lingkaran di sekitar mata yang menghitam, sepertinya bekas tamparan di pipi gadisnya, dan kondisi di kamar itu bahkan seperti kapal pecah.

Daren menutup pintu di belakangnya dan bergerak mendekat dengan perlahan, tangannya berusaha menjangkau tubuh Hilma. "Love, I'm sorry, gak bermaksud teriak sama kamu, aku kaget."

"Jangan mendekat! Keluar!"

Daren menggeleng, ia masih berjalan mendekat sampai gadisnya berhenti bergerak karena sudah menabrak meja rias. "Love ...."

"Get out!"

Daren yang sudah akan menggapai Hilma langsung terdiam dan melangkah mundur untuk menjauh saat Hilma bersiap akan melemparkan botol kaca yang ada di atas meja rias. "Don't, don't do that. Oke, aku di sini, gak bakalan mendekat."

"Keluar!"

Daren sedikit menyipitkan matanya, ia berusaha membaca tulisan apa yang ada di botol kaca tersebut dan samar-samar ia menemukan kata alkohol di sana. "It's alcohol, Hilma?" tanya Daren reflek.

"KELUAR!"

Daren menggeleng. "Gak bakalan."

"KELUAR DAREN! GUE BILANG KELUAR!"

Tidak bisa, Daren tidak bisa di ucapkan dengan kata-kata seperti itu. Daren mendekat dengan berlari secepat mungkin dan mengambil alih botol itu dari tangan Hilma, ia melemparkan botol itu ke atas kasur yang tidak jauh dari mereka. Daren berusaha menatap mata Hilma dengan tangannya yang mengukung tubuh itu. "Alkohol 10 persen, untuk apa?"

"Keluar Dar."

Daren menghirup aroma tubuh Hilma dan ia masih mencium sedikit alkohol yang seperti berasal dari nafas Hilma. Daren menatap nyalang Hilma. "Kamu minum alkohol untuk apa?"

"Gue kotor, Dar. Gue kotor."

Perkataan lirih yang jelas itu membuat jantung Daren seperti berhenti. Ia mencari tatapan jahil di mata itu, tetapi tidak ia temukan. Tatapan Hilma bahkan terasa sakitnya saat ia menatap dengan jarak sedekat ini. Mata Daren menjelajahi wajah gadisnya dan tatapannya kembali membara melihat bekas tamparan di pipi itu. "Siapa yang berani daratin tangannya di pipi kamu?"

My DarenDär berättelser lever. Upptäck nu