17 ~ Panik

10.2K 761 189
                                    

Ke mana komen kalian 😾
Sedih, dikit banget yang komen di 2 part sebelumnya, gak suka sama part nya atau gimana 😿

Part ini banyak ya komennya, udah 2k kata nih 😾

***

Daren menggigit bibir bawahnya, gelisah. Gadisnya sedari tadi tidak ada kabar, bahkan whatsapp saja centang satu, padahal seharusnya Hilma sudah di sekolah.

Satu-satunya jalan, entah ujungnya membuat curiga atau tidak akhirnya Denand pilih. Menelpon kontak dengan nama 'My Baby' di sana. Beberapa kali deringan terdengar hingga akhirnya diangkat. "Princess?" ucap Daren langsung.

"Apa bang? Ini gue?"

Suara berat itu membuat Daren mengerjap. "Loh, Baby mana?"

"Hp nya ketinggalan, ini baru mau gue anterin."

Daren menghela nafas berat. "Tapi Baby udah nyampe sekolah, Gam?"

"Udah, bang. Tadi ada acara ngambek sama gue jadi HP nya di geletakin aja di atas meja sama dia."

"Gam, lo serius sendiri kan? Kalau bohong lo gak bakalan jadi adik ipar gue, Gam." Daren harus berjaga-jaga dahulu sebelum berkata lebih jauh.

"Ngapain juga gue bohong, bang? Kenapa? Mau nanya link bokep? Ada sih terbaru."

"Si bangsat!" Terdengar kekehan di ujung sana yang membuat Daren berdecak kesal. "Lo nganterin Baby tadi ketemu Hilma?"

"Ohh, masalah dedek gemes toh, pantes abang panik. Enggak, Baby tadi pas gue turunin di gerbang dia sendiri, gak ada Hilma, biasanya Hilma bakalan nunggu di gerbang sih."

Daren memejamkan matanya mendengar itu dan menghela nafas kasarnya. "Lo di jalan?"

"Iya."

"Pinggirin mobil lo, lo buka HP Baby, liat ada chat dia sama Hilma gak."

"Gue gak pernah bukain HP Baby, bang, gak be-"

"Gue yang nyuruh! Gue udah gak tau harus nelpon ke mana lagi. Dia dari semalem gak bisa dihubungi, gue takut kenapa-kenapa."

"Sebentar bang ...."

"Hmm." Sambil menunggu Agam, otak Daren berputar, kalau tidak ada chat dengan adiknya, ia harus bertanya kepada siapa lagi tentang Hilma. Tidak mungkin menelpon ke nomer telepon perusahaan.

"Terakhir chat di jam setengah sebelas semalam, ngomongin kelompok biologi."

"Shit! Tu bocah ke mana? Gue harus ngehubungin siapa kalau gini."

"Ketiduran mungkin, bang. Kata Baby dia flight ke Eropa, bohong ya? Itu dia ke Belanda?"

"Iya, baru pulang kemarin."

"Nah, berarti bisa aja dia ketiduran, kecapean habis flight, bang, gak usah mikir aneh-aneh deh."

Daren berdecak. "Enak lo bilang gitu, dia lagi ada masalah sama mamanya, Gam, gue gak tenang."

"Sebentar lagi gue nyampe sekolahnya Baby, nanti lo pastiin sendiri aja sama Baby."

"Cepet sana!"

"Kok abang ipar kayak kampret, ya? Tadi lo yang nyuruh gue berhen-"

"Agam!" Daren sudah bingung, bisa-bisanya Agam malah memancing amarahnya.

"Ok, siap laksanakan!"

***

"Mama, kenapa? Pulang-pulang dari liburan kok malah kusem banget mukanya."

My DarenWhere stories live. Discover now