15 ~ First Kiss

16.2K 830 83
                                    

Daren menyentil pelan kening gadis di depannya. Sudah satu minggu saja gadis ini berada di sini dan kelakuannya semakin membuat Daren gemas. Bibir yang mengerucut di depannya membuat Daren menariknya. "Kenapa?"

Hilma berdecak. "Kakak ih!"

"Ya kamu, liatinnya kayak gitu banget. Ada yang salah?"

"Liatin pacar emang salah?"

Daren tersenyum miring mendengar itu. Ia memajukan wajahnya hingga tepat berada di depan wajah Hilma. Tatapannya berusaha mengunci tatapan gadisnya. Tangannya terangkat dan mengurung tubuh gadisnya.

Hilma menahan nafasnya, dan ya, tatapannya yang ia hindari sudah tidak bisa, tatapan dalam Daren sudah mengunci manik mata miliknya. Hilma mencubit lengan Daren. "Ihh!"

Daren terkekeh. "Kenapa?"

"Kakak ngapain?"

"Liatin pacar sendiri emang salah?"

Hilma terdiam, kata-katanya menjadi di balik. Daren kalau menghangat ternyata dapat membuat darahnya naik. "Gak punya ide, ngikut-ngikut aja!'

"Geen idee, volg me gewoon!"

Hilma menganga, ia kembali mencubit lengan Daren. "Curang! Pakai bahasa planet."

"Itu bahasa negara yang lagi kamu injak sekarang, Ma."

"Masa?"

"Gak percayaan banget bocil, gak beda jauh sama Baby."

"Kan sahabatnya gitu loh."

Daren mengacak-acak rambut Hilma. "Bisa aja jawabnya."

Hilma menyengir. Dahinya mengerut saat Daren menatap matanya, lalu kemudian menatap bibirnya. "Kenapa?"

"Emm ...." Daren menggeleng, ia tersenyum. "Gak kenapa-kenapa."

"Bibir aku terlalu pucet ya kok kakak liatin terus?"

Daren salah tingkah, ia ketahuan. "I wanna try it."

Tubuh Hilma menegang mendengar itu. "Ka-"

"Ahh, maaf, maaf, Ma. Tadi aku ngelantur, gak usah di peduliin. Aku keluar dulu mau cari cemilan."

Hilma menahan tangan Daren yang sudah akan berdiri. "You can try it."

Tubuh Daren membeku, ia menatap Hilma dengan tidak percaya. Matanya mencari kejahilan di wajah cantik itu, tapi nyatanya tidak Daren temukan. Yang ada pipi gadisnya malah memerah malu dengan bibir yang di kulum. "Is it okay? Are you really aware?"

Hilma tersenyum, ia mengangguk. "Huum."

Tanpa membuang waktu, Daren menangkup wajah Hilma, menatap gadisnya dengan lembut dan saat wajahnya berada di depan Hilma dengan nafas keduanya yang sudah beradu, Daren menggesek hidung keduanya. "Your natural blush is so cute."

Hilma menggigit bibir bawahnya, ia bisa gila di tatap dan di puji Daren seperti ini. Kedua jemari tangannya bertautan, menunggu apa yang akan dilakukan Daren selanjutnya. Melihat senyum Daren sedekat ini ternyata sangat berbahaya bagi jantungnya.

"Look into my eyes, love, I'll start it."

Sudah tidak tau apa yang bisa menggambarkan detakan jantung Hilma saat ini. Ini benar-benar kembali seperti pengalaman pertama, padahal seharusnya ia tidak segugup ini. Hilma membalas tatapan Daren dan bola matanya melebar saat merasakan akhirnya bibirnya dan bibir Daren bertemu.

Jemari Daren bergerak dengan halus turun dan mengelus leher Hilma, mengusap beberapa kali di sana dan berakhir di tengkuk gadisnya. Daren menyukai sensasi ini! Saat mata Hilma membulat, bola mata coklat gelap itu melebar, bibir halus yang mulai mengikuti gerakannya, dan ditambah cengkraman Hilma di kaosnya menambah sensasi indah yang terjadi.

My DarenWhere stories live. Discover now