01 ~ Kak Daren ... kenapa?

48.5K 947 43
                                    

Hello guyss, DarMa udah punya lapak sendiri bagi yang minta dari kemarin!

Di sini ngambil dari latar sejak Hilma sama Baby SMA ya, jadi dari awal Daren sama Hilma deket. Alurnya bakalan lebih cepet dari cerita lain karena di cerita ini bakalan langsung merangkap jadi cerita after marriage mereka.

Happy Reading!
Semoga kalian suka sama ceritanya!
Love u all 💜💜💜

***

Gadis yang baru saja mendudukkan dirinya di pinggir ranjang itu menghela nafas panjang saat suara ponsel di saku rok nya mengganggunya. "Ganggu banget, gue masih capek!"

Matanya membelalak saat menemukan nomer siapa yang tengah menelponnya. Masalahnya bukan telpon biasa, ini video call! Hilma meneguk ludahnya, merapikan sedikit rambutnya sebelum mengangkatnya. "Halo, Kak."

"Dah di rumah?"

Hilma mengangguk. "Udah. Kenapa ya, Kak? Kakak gak salah nelpon?"

"Gak, tadi mau nanyain Baby, tapi lo udah di rumah."

"Baby pulang sama bang Agam tadi."

"Ok, thanks. Maaf ganggu."

"Eng-" Hilma memberengut kesal saat telpon itu dimatikan secara sepihak. Ia lalu melemparkan ponselnya dengan atas ke tengah kasur. "Untung kakak sahabat gue, kalau enggak udah gue blok nomer lo, kak. Batu amat jadi orang."

Hilma melempar sepatu yang baru di lepasnya ke sembarang arah, mood nya sedang tidak enak hari ini. Dentingan notifikasi pesan membuatnya memutar bola matanya malas. "Siapa lagi?" geramnya sambil dengan malas mengambil ponselnya yang ada di tengah kasur.

Kak Dar
Mood lo lg jlk?

Hilma menggaruk kepalanya. "Ni orang kesambet apaan sih? Setan Belanda kali ya?"

Hilma
Iya kak. Kakak sehat?
Gak kesambet kan?

Kak Dar
Sht. Gk.

Hilma menghela nafas panjang, mood nya jelek di tambah kakak sahabatnya yang seperti ini membuatnya tambah bingung. "Entahlah kak. Lo gila gara-gara matkul S2 mungkin." Ia memilih untuk tidak membalasnya lagi.

Jemarinya beralih untuk ke kontak sahabatnya. mengetuk tanda telpon di kontak Baby dan deringan telpon itu mulai terdengar. Di dering kelima baru gadis itu mengangkatnya. "Baby!"

"Apa, Mama?"

Hilma rasanya ingin mencakar wajah pacar sahabatnya itu, apa yang dilakukan lelaki itu kepada sahabat unyu nya ini? Nafas Baby terdengar memburu. "Ganggu?"

"Enggak kok, mama ke- om! Ishh diem dulu Baby lagi nelpon sama Hilma."

"Om-om lo ngapain lo?" tanya Hilma tanpa filter.

"Ishh jangan bilang gitu dong, Baby jadi malu. Mama kenapa? Tumben nelpon?"

"Mau mastiin lo aman, sentosa, damai. Pulang langsung atau ke mana?"

"Hehe, ke kantor om Agam dulu."

"Pantes. Pacaran sama om-om enak, By?" Setelah mengatakan itu mata Hilma mengerjap. Mengapa ia menanyakan itu?

"Hmm? Tumben mama nanyanya gitu? Mama mau nyari om-om juga?"

Hilma menggeleng, ia menepuk pipinya sendiri. "Gak. Gue cuma nanya lo."

"Enak tau, Baby gak minta udah di kasih aja. Kalau mama mau sama om-om Baby bilang nih sama kak Dar, Kak Dar belum punya pacar."

Hilma membawa ponselnya ke kamar mandi, menatap wajahnya di kaca dan menggeleng. "Gak, makasih, terlalu tua."

My DarenWhere stories live. Discover now