20 ~ Meet Netherland Again

11.3K 844 174
                                    

Sekitar 20 jam dirinya berada di perjalanan dan berakhir dirinya sudah ada kembali di Belanda. 20 jam rasanya Hilma tidak tenang, ditambah ponselnya yang sengaja tidak dirinya hidupkan dan hiburannya saat di perjalanan hanyalah ipad nya yang tidak ada aplikasi berhubungan apapun.

Hanya membawa satu koper yang ukurannya sedang dan slingbag yang terpasang di bahunya Hilma melangkah untuk mencari taksi. Jam menunjukkan pukul 04.22 waktu Belanda dan itu berarti ini subuh! Pagi-pagi sekali dirinya sudah ada di negara orang dengan musim saat ini sedang semi.

Apartemen Daren kembali terlihat di depan matanya. Ia membayar taksi dan menggeret masuk kopernya. Sepertinya pagi ini Hilma akan masuk begitu saja ke apartemen Daren dan menatap lelaki itu sampai nanti bangun. Sandi apartemen dari chat mama Daren tidak pernah Hilma hapus. Dan saat Hilma mencoba memasukkan sandi yang diberikan itu, benar saja pintu itu langsung terbuka menampilkan ruangan yang gelap.

Hilma meletakkan kopernya di samping sofa ruang tamu dan berjalan perlahan ke kamar lelaki itu. Hilma berdecak saat pintu kamar tidak terkunci, itulah kebiasaan buruk Daren, tapi sekarang itu yang disyukurinya. Kalau tidak, bisa-bisa Hilma hanya diam di ruang tamu saja.

Hidung Hilma menghirup aroma yang aneh, tidak biasanya kamar Daren beraroma seperti ini. Dan pandangannya jatuh ke botol kaca yang ada di nakas samping ranjang. Membaca lebih jelas dan Hilma menghela nafas panjang, minuman beralkohol. Daren mabuk? Hilma baru tau akan itu. Tinggal seperempat botol yang tersisa, berarti Daren sudah meminum banyak.

Hilma mengelus rambut Daren dengan lembut. "Maaf."

"Hilma, aku percaya kamu," ucap Daren dengan lirih.

Elusan tangannya berhenti, Daren dalam tidurnya bahkan mengatakan itu. Dirinya menatap wajah Daren lebih lama, bagaimana dirinya bisa menyakiti lelaki sebaik Daren? Dirinya bahkan menyalahkan dirinya sendiri. Setelah Daren bangun, dirinya akan menjelaskan sejelas-jelasnya kepada lelaki itu.

Hilma memilih bergabung di ranjang dengan Daren. Niatnya hanya untuk melihat Daren saja sirna, tubuhnya ternyata menginginkan yang lain yaitu tidur di pelukan Daren. Dirinya sudah cuci muka dan gosok gigi di bandara. Tidak lupa juga menyemprotkan beberapa parfum di titik-titik tubuhnya. Ia memeluk tubuh Daren dengan erat. "Maaf, kak."

***

Daren mengerang, kepalanya berdenyut sakit dan tubuhnya rasanya sesak seperti dipeluk erat oleh sesuatu. Dirinya mengerjap pelan, berusaha menggerakkan tubuhnya, takut-takut dirinya ketindihan setan. Tapi sebentar, ada yang aneh, nafas hangat terasa menerpa leher bagian kirinya.

Hantu sekarang bisa bernapas? Atau setan ini? Mengapa apartemennya menjadi menyeramkan? Perlahan, dengan kepalanya yang rasanya masih berputar, dirinya menunduk. Rambut yang terlihat nyata, berwarna hitam. Lengannya yang terasa ditindih terasa nyata juga. Berarti ini manusia, itu yang bisa ia simpulkan. Tetapi, ini siapa? Kenapa tiba-tiba ada makhluk berambut panjang yang tidur di sebelahnya? Tidak ada yang tau sandi apartemen kecuali mamanya dan Hilma. Iya, Hil-- Mata Daren langsung terbuka lebar, tidak mungkin kan?

Daren mencium aroma rambut, mengendus beberapa saat dan ini benar aroma Hilma. Tapi, seperti tidak mungkin. Ini pasti efek mabuknya. Tidak mungkin gadis yang membuatnya meneguk minuman alkohol semalam tiba-tiba sudah ada di pelukannya.

Daren berusaha mendorong tubuh itu supaya telentang agar Daren bisa melihat jelas wajahnya. Tapi, tubuh itu malah semakin erat memeluknya dan malah bergerak ke bawah dan membenamkan wajah di dadanya.

My DarenWhere stories live. Discover now