40

725 57 30
                                    

Assalamualaikum para BESTie ku Ter manis Ter gemoy Ter cakep Ter cantik Ter ganteng Ter luar biase lah Rajoo!!!

Maaf ya guys ku Ter sayang, aku lama banget up nya nih cerita🥲 masih sibuk banget soal pemilu ini.

Terutama untuk Aileencyr_aya namakumay dan wandaaaakkkk makasih banget udah kasih aku kata-kata penyemangat, hiks... Terharu aku baca komentar 🥺

Gak usah banyak tunggu, aku persembahkan chapter 40 yang kali pertama aku buat dengan 2600 kata banyaknya. Biasanya tuh aku jarang yang sampe 2000 kata...

Ok selamat membaca BESTie ku😘

....

Evara memijit keningnya sambil meringis, kepalanya mendadak pusing saat kembali mengingat kejadian mengerikan dulu yang sudah dia lupakan.

Dirinya pikir semua temannya ini sudah melupakan kejadian itu mengingat semester ini mereka tidak lagi terlalu overprotektif dengannya, namun realita menampar habis wajahnya.

Kembali gadis itu meringis pusing, jujur saja setiap kali dia mengingat seluruh temannya ini yang ketakutan dan gelisah akibat dampak kejadian mengerikan itu, membuat ia merasa Dejavu seperti Naya.

Bedanya dengan Naya yang disebabkan oleh dirinya sendiri, kali ini bukan dari dirinya namun tetap membuat dia menjadi merasa bersalah dan tidak tenang.

Oke, tarik nafas ... Hembuskan.

Tarik nafas ... Hembuskan.

Terik nafas ... Dan tenang.

Dengan wajah lelah sehabis di gampar sama candaan garing pak Rendi, Evara duduk tegak sambil menatap satu persatu teman sekelasnya serius.

"Ok fine! I'II tell you all my secret."

Mendengar nada serius, semua orang dengan sigap diam dan mencari tempat duduk menghadap gadis itu, agar lebih fokus mendengar. Layla dan Tessa juga dengan cepat menghapus air matanya dan fokus mendengar.

Harap-harap di dalam hati mereka, semoga mereka mendengar kabar berita yang mereka inginkan selain berita bahwa gadis ini mempunyai pacar atau sesuatu yang berkaitan dengan Abang-

"He's my brother."

Oke, sekarang kini mereka lah yang tertampar realita.

Mereka semua nampak kecewa, helaan nafas berat mereka keluarkan secara bersamaan membuat gadis itu mengernyit heran.

"Kenapa?"

Fadli yang sudah tidak tahan melihat wajah polos manis tanpa dosa Evara, dengan cepat menyenggol bahu adiknya gemas.

Fera yang mengerti dengan cepat menghampiri gadis itu lalu mencubit kuat kedua pipinya tanpa ampun, menghiraukan rengekan gadis itu sampai cubitannya lepas saat kembarannya menepuk bahunya tanda sudah cukup.

Sudah puas melampiaskan emosinya.

Evara meringis kesakitan, dia yakin pipi sudah jadi kembaran si cabe sangking merahnya. Matanya menatap tajam si kembar, "Kalian kalau ada masalah tuh bilang!" Desisnya kesal.

"Ya! Gue ada masalah sama lo! Masalahnya itu di diri lo sendiri!" Ujar Fera gemas, "Lo itu beneran minta dikurung di lemari kaca Fadli ya."

"Emang gue salah apa!"

"Salah lo itu suka tepar pesona tanpa lu sadari bikin orang salah tangkep."

Evara mengerti jijik, tidak mengerti sama sekali. Tepar pesona? Salah tangkap? Apa nyambungnya coba?

My Busy StoryWhere stories live. Discover now