23

1.3K 70 2
                                    

Assalamualaikum semuanya wahai reader ku Ter comel,Ter manis,Ter cantik,Ter bohay,Ter luar biase lah rajoo!

Aku masih ingat kan ya kalau ini cerita ku ada juga di aplikasi baca novel lain selain di sini, jadi jangan terkejut dan syok dan serangan jantung dan mat-/plak!

Hehehe

Ampun bang jago...

Vote dan komentar akan selalu aku tagih dari kalian sampai ajal memisah kan kit-/plak!

Hehehe

Ok, sekian bacotan opening dari aku sang chocobabble yang artinya ocehan sang coklat, yaitu aku sendiri!

Kalau ada Typo jangan diem aja lu pade, kek surat lamaran kerja ku yang dari kemaren gak juga dipanggil, hiks...

Yaudah deh, selamat membaca 😘

.....

Evara terseyum senang, matanya berseri-seri melihat beberapa makanan yang dia pesan akhirnya tiba. Ada ayam bakar, ikat bakar, tumis kangkung, ayam kremes, semur tahu, sambal terasi, cumi saus pedas manis dan nasi. Evara langsung mencuci tangannya lalu mengambil piring nasi dan mulai memakannya, tak menghiraukan suasana tegang di sekitar gadis itu.

Henry yang duduk di hadapan Evara tampak terlihat grogi ketakutan, sedari tadi teringat dingin terus berjatuhan dari pelipisnya, tangannya tampak bergerak tak nyaman, dirinya bahkan tidak bisa makan makanannya dengan tenang sangking tegangnya dia saat seorang pria yang sedari tadi menatapnya tajam.

Dalam hati, untuk pertama kalinya dalam hidupnya Henry ingin cepat pulang padahal lagi bersama gadis pujaan hatinya.

"Ehmmm... Bang gak ikut makan, tenang kok bang, saya yang traktir." ucap Henry berusaha santai, sangat berbeda dengan ekspresi wajahnya yang tegang.

Pria itu mengangkat alisnya, "Tidak perlu, kamu pikir saya gak bisa bayar makanan saya?" balas pria itu tersinggung.

Henry menggeleng panik, "b-bukan gitu maksud saya, saya cuman-"

"Saya gak suka orang yang bertele tele."

Akhirnya Henry diam, menutup mulutnya rapat-rapat lalu menunduk, menyembunyikan perasaan kesalnya sebisa mungkin.

Evara yang melihat itu hanya diam, terkekeh pelan saat melihat raut wajah pemuda ini yang terlihat kusut. Melirik pria di sebelahnya yang masih menatap tajam Henry, dalam hati Evara jadi merasa kasian melihatnya.

Pria di samping Evara bukan lain adalah Kaiden, abang sulungnya yang baru pertama kalinya dia temui. Tadi saat Evara dan Henry masuk ke dalam restoran, memilih tempat duduk di bawah pohon yang terlihat nyaman dan segar, lalu memesan beberapa makanan. Semua tampak sempurna bagi Henry, mereka terlihat seperti kencan sungguhan. Dirinya yakin ini pasti akan menjadi momen yang tak pernah dia lupakan.

Ya... Itu lah yang Henry harapkan, sebelum seorang pria berpakaian kemeja hitam datang tanpa permisi langsung duduk di samping Evara, Henry sontak terkejut dan ingin protes, namun saat dia ingin marah, Evara langsung mengatakan sesuatu yang membuatnya diam seribu kata dan duduk dengan tegang. Mencerna baik-baik apa yang diucapkan gadis berwajah manis ini.

"Dia abang kandung ku," ucap Evara seadanya, tidak ingin membuat keributan.

Henry seketika membatu, kembali duduk dengan tegang. Sial! Dirinya tidak tahu kalau Evara sudah bertemu dengan keluarga kandungnya. Henry sudah tau bahwa Naya dan Evara bukanlah saudara kandung, namun dirinya tidak menyangka bahwa keluarga kandung Evara adalah orang yang cukup terkenal seperti abang kandung Henry.

My Busy Storyजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें