10

2.1K 90 0
                                    

Assalamualaikum para reader ku yang cantik manis bohay dan rajin menabung 😘😘

Kalau ada Typo langsung kasih tau ya beb, jangan diem aja lu kek dia yang gak pernah bales perasaan gue, hiks!/plak

Vote dan komentar nya ditunggu loh beb, kalau gak kasih....

Gue santet online lu pade!/plak

So, selamat membaca😘

.....

Ethan tersenyum senang menatap nampan makanan yang berada di pangkuan, semuanya habis tak bersisa, bersih!

Senyumannya semakin berkembang saat menatap adik kecilnya tertidur pulas sambil menghadapnya.

Ah! Ethan tidak bisa menggambarkan betapa bahagianya dia hari ini, selama ini ia tak pernah sebahagia ini bersama Nathan.

Apakah ini perasaan bahagia seorang kakak saat bersama sang adik, ini baru pertama kali di dalam hidupnya selama 23 tahun merasakan kebahagiaan perasaan seorang kakak yang ingin memanjakan sang adik.

Ethan tersenyum geli dengan perasaan senang seperti sengatan aliran listrik, jantungnya bahkan berdetak cepat, padahal dia tidak berlari.

"Mimpi indah adik kecilku~" Ethan mengelus pelan kepala Evara lalu dengan ragu-ragu ia mendekatkan kepalanya ke kening Gadis itu dan mengecupnya sebentar.

lagi-lagi perasaan tersengat listrik yang menggeletik hatinya kembali ia rasakan.

Ethan berdiri sambil membawa nampan kosong, ia tidak mau mengganggu malaikat kecilnya tidur, dengan pelan beranjak keluar dari kamar Bian.

Dan plak!

"Aduh!" Ethan mengadu kesakitan saat punggungnya terasa panas habis dipukul, tak hanya itu ia kembali dipukul dari belakang

"Aduh... Duh... Mama sakit mah, aduh!"

"Apa maksud kamu tadi hah! menghajar habis orang itu dan mematahkan tangan dan kakinya lalu menghanyutkan di sungai!" teriak Alana gemas, "kamu ingin Mama dipatahin kakinya!"

Alana terus memukul gemes putranya, tak menyangka bisa mendengar hal itu dari putranya sendiri. Saat Alana mendengar bahwa putrinya selama ini tidak menyalahinya, Alana hampir saja ingin masuk dan memeluk Evara, namun ditahan oleh Nathan agar mendengar keseluruhan ceritanya.

Begitu juga dengan Bian yang ikut mengintip dari luar kamar.

Tapi jantungnya hampir saja berhenti berdetak saat putranya ini malah menjawab dengan pernyataan yang hampir dirinya pingsan.

"Aduh... duh... Ya maaf, kan itu ceritanya kalau aku yang diposisi dia." Belanya tanpa bersalah.

Alana yang melihat wajah tanpa bersalah Ethan, kembali memukulnya gemas. Pikirannya kacau saat memikirkan bahwa jika tadi Evara berkata iya dan setuju dengan pendapat Putra jahilnya ini, membuatnya ingin langsung mencoret nama Ethan dari daftar KARTU KELUARGA.

"oke-oke Maafkan aku," Ethan menahan tangan Alana lalu menariknya ke dalam pelukan, nampan yang dipegangnya tadi ia berikan pada Nathan.

"Oke ma, maafkan aku, tapi bukankah hasil endingnya baik kan?" ujarnya menenangkan.

Alana yang berada di pelukan Ethan menghela nafas lega, apalagi melihat nampan kosong serta raut wajah putrinya tadi tidak murung, itu saja sudah cukup membuatnya bisa bernafas lega.

"Terima kasih ya sayang~" Alana membalas pelukannya.

"Gue nggak nyangka kemampuan komunikasi Unik lo akhirnya berguna juga." Bian mendekat lalu mengajak rambut Ethan.

My Busy StoryWhere stories live. Discover now