6

1.9K 79 0
                                    

Assalamualaikum para reader ku yang cantik manis bohay dan rajin menabung 😘😘

Kalau ada Typo langsung kasih tau ya beb, jangan diem aja lu kek dia yang gak pernah bales perasaan gue, hiks!/plak

Vote dan komentar nya ditunggu loh beb, kalau gak kasih....

Gue santet online lu pade!/plak

So, selamat membaca😘

.....

Evara menatap sepedanya sedih, dengan pikiran yang kacau, dia mengendarai sepedanya cepat tanpa tahu ada sebuah mobil melaju cepat ke arahnya. Kini sepeda hadiah pertama dari kakaknya itu sudah hancur tak berbentuk.

"Hei, apa kau baik-baik saja?" ujar seorang pria yang ia yakini pemilik mobil yang menabraknya tadi.

Evara mengangguk lemah lantas mengucap maaf sebanyak-banyaknya, ia mengaku salah kalau disini dialah yang mengemudi dengan sembarangan. Membuat mobil pria ini sedikit penyok dan banyak goresan.

"Ayo kita ke rumah sakit, luka kamu sepertinya perlu dijahit," ujar pria itu khawatir.

"Saya baik-baik saja Tuan, ini bisa saya obati di rumah nanti, saya benar-benar minta maaf." Evara terus menunduk menyesal dengan apa yang ia perbuat.

Walaupun Evara meringis karena lukanya yang sepertinya cukup parah, ia harus cepat pergi dari sini.

"Rumah kamu dimana? Biar saya ant-"

"Tidak perlu, Terima kasih sudah menawarkan dan ini," Evara mengeluarkan kartu pengenal Cafe Davin, "Ini jika anda ingin meminta ganti rugi, sungguh saya benar-benar minta maaf."

Evara tidak mau membebani pria ini, sudah dibantu berdiri dan tidak dimarahin saja sudah ia syukuri.

"Iya saya mengerti, tapi lain kali jangan seperti tadi, untung kamu cuman mengalami lecet, ya.... walaupun terlihat cukup parah tapi itu masih mending dari pada kamu terlindas dengan pengendara lain."

Evara mengangguk mengerti, sesekali meringis merasakan sakit luar biasa dari lengan kanan dan kaki kirinya.

"Lebih baik kita ke-hei! Mau ke mana kamu!" Evara tidak mengindahkan teriakan pria itu saat ia melihat beberapa pria dengan baju hitam menatapnya dan sekarang mengejarnya.

Pikirannya benar-benar kalut mendengar namanya dipanggil oleh beberapa pria di belakangnya. Evara merasakan luka pada lengan dan kakinya semakin terbuka, membuatnya meringis kesakitan.

Pandangannya mulai mengabur namun Evara paksakan sadar mengejar halte bus yang busnya segera berangkat, dan berhasil! Evara masuk ke bus di saat pintunya akan tertutup dan ia dapat bernafas lega ketika orang-orang yang mengejarnya tadi tidak lagi mengejarnya.

Dengar tertatih-tatih, Evara duduk di pojokan tempat duduk belakang, masih berusaha menetral kan detak jantungnya dan juga rasa sakit luar biasa dari lengan dan kakinya.

Semua orang di dalam bus menatapnya bingung sekaligus iba melihatnya kacau dengan seluruh tubuh lecet terutama kedua luka dalamnya.

"Lia? it's you Lia?!

Evara menoleh menatap seorang wanita menatap nya khawatir. Evara membalas dengan senyuman tipis.

"Ya ampun Lia!? kamu kok bisa kayak gini?" Andrea langsung duduk di sebelah Evara, tatapannya begitu terkejut melihat adik dari teman sma-nya -Naya- kacau seperti ini.

Evara meringis dan itu membuat Andrea yang memiliki sifat yang sama dengan Naya yaitu khawatiran tingkat tinggi, ikut meringis.

"Tadi sempat ketabrak sama mobil," jawab Evara seadanya berusaha menenangkan Andrea.

My Busy StoryWhere stories live. Discover now