24

1.3K 64 2
                                    

Assalamualaikum semuanya wahai reader ku Ter comel,Ter manis,Ter cantik,Ter bohay,Ter luar biase lah rajoo!

Aku masih ingat kan ya kalau ini cerita ku ada juga di aplikasi baca novel lain selain di sini, jadi jangan terkejut dan syok dan serangan jantung dan mat-/plak!

Hehehe

Ampun bang jago...

Vote dan komentar akan selalu aku tagih dari kalian sampai ajal memisah kan kit-/plak!

Hehehe

Ok, sekian bacotan opening dari aku sang chocobabble yang artinya ocehan sang coklat, yaitu aku sendiri!

Kalau ada Typo jangan diem aja lu pade, kek surat lamaran kerja ku yang dari kemaren gak juga dipanggil, hiks...

Yaudah deh, selamat membaca 😘

.....

Zayan melirik HP-nya lalu mengintip lewat jendela depan rumahnya, melihat sebuah mobil hitam terpakir tepat di jalan depan rumahnya. Hpnya kembali bergetar, melihat sebuah pesan masuk lalu mengetik beberapa kata balasan kemudian kembali masuk ke dalam. Mengetahui bahwa Adiknya bersama orang yang dia kenal di dalam mobil itu sudah cukup menenangkan hatinya yang tadi sempat khawatir saat tidak menemukan gadis manis itu yang biasanya tiduran di sofa dengan kotak cemilan di perutnya.

Evara melihat balasan abangnya, yang mengatakan "jangan kelamaan, entar semur ayam tahu bibi ilang," dengan emoticon lucu, membuat gadis itu terkekeh pelan, mengejek Zayan dalam hati yang tidak tahu bahwa dia sudah duluan merasakan semur buatan Nina.

"Siapa?" tanya Kaiden yang sedari tadi memperhatikan kini penasaran.

Evara meletakkan HP di kantong, "Bang Zayan."

Kaiden mengangguk, lalu kembali menatap kedepan, menikmati waktu sunyi dengan sang adik. Dia ingin memulai mengobrol dengan santai namun terlalu banyak tema obrolan yang dia pikirkan membuatnya bingung dan berakhir diam.

"Abang... Tau kalau aku Araxi?"

Kaiden terkesiap, menoleh menatap Evara, "Kamu ingat dengan sa-maksudnya a-abang?"

Evara mengangguk, dia ingat Kaiden adalah pria yang duduk di belakang Reyson waktu itu. Walaupun kurang jelas karena keadaan cahayanya, tapi Evara yakin itu adalah Kaiden.

Kaiden diam, memilin jarinya di pegangan Stir mobil, berusaha memilih kata yang sesuai dengan adiknya. Takut membuat Evara tersinggung.

"Kamu, sudah lama kerja sebagai hm... Hostess?"

Evara menengadah, mengerutkan keningnya berusaha mengingat, "2 tahun."

Kaiden membelalak, "2 tahun! Kamu sudah berkerja di club pas umur 17 tahun?!" Kaiden terkejut, "Apa kakak kamu tau kalau kamu berkerja di sana?"

"Tidak, hanya abang dan si kembar yang tahu."

"Si kembar?"

Evara mengangguk, "Mereka pernah ikut main melawan ku."

Mata Kaiden membelalak, tak menyangka bahwa adiknya si kembar sudah pernah menjadi lawan Evara. Kaiden langsung menghela nafas, badannya terasa lemas saat mendengarkan informasi yang membuatnya seketika terkena serangan jantung. Bagaimana tidak, dia baru saja bertemu dengan adik kecilnya, setelah hampir 20 tahun lamanya, dan mengetahui adiknya sudah lama berkerja di club malam, tempat yang sangat ekstrim di jaman sekarang untuk seorang gadis muda seperti Evara.

My Busy StoryWhere stories live. Discover now