35

1.2K 56 1
                                    

Assalamualaikum, wahai BESTie ku yang cakep manis bohai aduhai dan luar biase lah Rajoo!!!

Hehehe,

Jadi tuh gini guys, aku tuh buat nih cerita setiap chapter tuh pendek-pendek biar ya aku nya tetap konsisten gitu buat nih cerita,

But...

Sekarang menurut aku kok kek nantik jadi banyak banget chapter nya buat nih cerita tamat.

Kan aneh aja gitu, menurut aku sekarang...

Makanya dengan itu, aku berubah kek kesatria baja Oren, alias memperpanjang cerita di setiap chapter nya...

Jadi guys!

Vote dan komentar plus Typo please di kasih guys!

Gue butuh asupan makanan biar nih badan kagak kurus kerempeng kek sapu lidi di rumah aing.

Ok deh, kita akhiri bacotan opening kali ini,

Selamat membaca
....

Liam terkekeh geli melihat seorang gadis di kursi no 45 di dekat kolam ikan. Setelah berpamitan ala waiters profesional, Liam kembali ke tempat dimana dia berdiri bersama Evara tadi, di mana Sera dan Puput masih asik berceloteh soal gosip yang--entah lah... Liam bahkan tak mengerti pembahasan mereka berdua itu.

Kembali, tawanya hampir pecah melihat pasangan di meja itu. Merasa lucu sekaligus senang saat masakannya dilahap habis si-gadis-manis-berwajah-cuek itu.

"Kenapa lo, ketawa sendiri? Sekedar info ya, mobil gue masih bersemedi di bengkel, gak bisa bawa lo ke rumah sakit jiwa untuk hari ini." ucap Sera menjentik kepala pemuda itu.

Liam mengerut kesal, "Sekedar info ya kak, gue tuh masih waras buat lamar lo hari ini, Aduhh!"

Liam mengusap cepat dahinya, merasa panas dan perih. Dengan kesal dia menatap tajam Puput yang sedang asik menghembus jari telunjuknya ala film seperti menghembus pistol, jari telunjuk yang menjadi pelaku dahinya memerah perih.

"Lo masih bocil dah main lamar orang aja, tuh yang di selangkah benerin dulu baru main embat anak orang." ujar Puput dengan gaya khas emak-emak.

"Heh kak, lo gak tau aja nih junior gue udah siap bin siap buat bikin keturunan gue." balas Liam kesal, dia merasa tersinggung, mentang-mentang dia yang paling muda disini, bukan berarti dia ini bocah.

Sera memutar matanya malas, "Ok guys stopp! Gue geli sendiri mendengar pembahasan kalian ini," Ucapnya tak nyaman, lalu menoleh menatap Liam, "Lo tadi kenapa ketawa tadi? Jarang-jarang gue liat lo nunjukin kegilaan lo di depan, biasanya di dapur doang gue liat lo kesurupan."

Malas berdebat unfaedah, dia menunjuk meja di pojokan, "Liat tuh, pasangan baru pedekate, geli sendiri gue liat tuh cowok malu-tapi-mau, pakai segala tuh telinga memerah lagi. Ihh... Merinding gue jadinya, "

Puput dan sera mengikuti arah pendang pemuda 18 tahun itu, melihat seorang gadis yang mereka kenal sedang makan lahap seperti biasa alias gak nengok kiri-kanan, langsung main hap ke mulut, sedangkan seorang pria di hadapannya sedang menunduk menutupi wajahnya. Sekilas mereka melihat semburan merah pada telinga pria itu sebelum pria itu menegakkan kepalanya menghadap sang gadis.

Puput tersenyum miring, dengan cepat dia mengambil hpnya di saku celemek nya lalu memotret pasangan itu yang kini saling berbincang. Liam dan Sera menatap sang ratu arisan itu heran.

My Busy StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang