38

1K 72 10
                                    

Assalamualaikum para reader ku yang cantik manis bohay cakep ganteng comel dan rajin menabung 😘😘

Kalau ada Typo langsung kasih tau ya beb, jangan diem aja lu kek dia yang gak pernah bales perasaan gue, hiks!/plak

Vote dan komentar nya ditunggu loh beb, kalau gak kasih....

Gue santet online lu pade!/plak

So, selamat membaca😘

....

Evara menatap datar teman sekelasnya, menghela nafas lelah saat semuanya menetapnya marah. dia menyandarkan punggung nya sambil bersedekap dada lalu menatap remeh semua temannya.

"Kenapa? lo semua iri sama gue?" ucap Evara menantang.

Fadli si ketua kelas langsung menggebrak meja gadis itu marah, "Maksud lo apa hah!"

Fera yang berada di sebelah Fadli langsung menengahi, "Evara tolong lo jelaskan semua yang kami lihat tadi? Gue nggak mau marah dulu sebelum tahu semua ceritanya." Ucapnya tenang sambil menenangkan kembarannya.

"Gue selama ini nggak pernah mau ikut campur masalah orang lain, tapi ini beda kasusnya." Imbuh Dina kesel menatap gadis yang masih terlihat santai.

"Evara, lo tahu kan kalau kita semua di kelas tuh udah anggap lo jadi adik kita, jadi gue harap lo anggap kita semua lebih dari sekedar teman sekelas." Ujar Mila tulus.

Tejo yang paling menonjol dengan badan yang besar, mengangguk kepalanya." Sekedar mengingatkan umur lo itu masih 19 tahun, masih ada 5 bulan lagi baru umur lo 20, Lo tuh masih anak di bawah umur."

Evara dengan wajah cueknya menghela nafas lelah untuk kesekian kalinya. Manik bola mata coklat madunya melirik bangku di kedua sisinya yang di mana ada dua orang sahabat nya yang kini bersandar lesu dengan tatapan kosong, lalu matanya kembali melihat semua teman kelasnya yang masih betah mengelilingi mejanya.

Fajri, cowok paling berwibawa di kelas langsung menengahi, "Lia, bisa lo jelaskan siapa cowok yang antar Lo tadi?"

Evara kembali menarik nafas lelah sambil memijat pangkal hidungnya, kepalanya mendadak pusing melihat kelakuan teman sekelasnya yang heboh gak karuan dan semuanya ini dimulai saat dia keluar dari mobil Nathan.

Tepat saat masuk ke gerbang kampus, kedua lengannya langsung dicegat oleh Fanny dan Layla, ia menatap heran kedua gadis itu yang menyeretnya dengan diam. Kebingungannya semakin bertambah saat melirik ke belakang, semua teman sekelasnya mengikutinya dengan ekspresi sama dengan sahabatnya ini.

Sesampainya di kelas, kedua garis itu mendudukannya di bangku tengah lalu ikut duduk di kedua sisinya dengan diam, begitu juga dengan yang lainnya.

Gadis bersurai hitam legam itu terheran melihat tatapan marah dan kesal mereka, namun saat ingin bertanya pada Layla, sang dosen si sepuh jokes bapak-bapak datang dan langsung mengabsen.

Evara mengangkat bahunya, mulai fokus belajar, dirinya pikir mungkin mereka semua lega sekaligus kesal karena tidak ada yang terlambat, tidak ada hiburan hidangan pembuka yang bikin tertawa melihat salah satu temannya panik mau nangis di depan kelas.

Namun sepertinya Evara harus menelan pernyataannya bulat-bulat. Saat pak Rendy keluar semua temannya langsung berkumpul mengerumuni mejanya, membuat gadis itu mengernyit heran.

My Busy StoryWhere stories live. Discover now