Chapter 90 - KEKECEWAAN RAJA ARTHEMIS

Start from the beginning
                                    

"Jangan ucapkan kebohongan mengerikan itu, Jenderal Ok!"sergah Permaisuri Byun tidak terima sambil berjalan dengan langkah goyah kearah tubuh putrinya yang sudah terbujur kaku tak bernyawa. "Putriku tidak mungkin meracuni saudaranya! Kalian tidak boleh percaya pada semua omong kosong itu!" dengan tangan gemetar Permaisuri Byun menyentuh wajah Jin Hee sembari menjerit marah dan melemparkan tatapan penuh dendam pada sang daegun yang malah melongos kearah lain.

Rahang Taecyeon mengetat saat mendengar kecaman tajam yang tidak sepantasnya keluar dari mulut seorang permaisuri yang seharusnya bisa menjaga sikapnya. "Maaf, Yang Mulia tapi semua itu benar. Selir Kim memang terbukti bersalah, kami bahkan menemukan beberapa botol racun di pavilliun-nya."seru namja bertubuh kekar itu dengan suara lantang sambil menatap ke sekeliling halaman istana karena dia tidak mau jika Kaisar Apollo sampai dituding mengada-ada dalam menjatuhkan hukuman.

"Kalian pembunuh!"desis Permaisuri Byun yang sekarang jatuh bersimpuh disamping mayat putrinya. "Bagaimana mungkin Kaisar Jung tega menghukum mati putriku yang sama sekali tidak berdosa! Aku yakin sekali, semua ini pasti hanya salah satu ulah Pangeran Jaejoong yang sangat licik itu!"raungnya marah tanpa peduli jika hampir semua penghuni istana Arthemis saat ini sudah saling berbisik membicarakan sikapnya.

Diam-diam sang daegun bertukar seringai kecil dengan Junsu yang terlihat sangat puas melihat pertunjukkan ditengah halaman istana itu. "Yang Mulia lihat itu? Permaisuri Byun memang paling pintar memutar-balikkan fakta! Sekarang dia malah berusaha menimpahkan kesalahan putrinya pada adikku yang sudah menjadi korban dan mungkin saat ini masih terbaring lemah di Apollo!"ujar Jin Hyuk dengan nada sedih yang dibalut sindiran tajam.

"Aku tidak butuh pendapatmu, daegun Kim! Jika kau memang peduli reputasi kita, maka lakukan sesuatu dan pastikan Permaisuri Byun tidak semakin mempermalukan Arthemis dihadapan Jenderal Perang Apollo itu!"titah sang raja cepat dengan suara tajam yang mengandung kemarahan yang jarang sekali dirasakannya.

Mendengar perintah itu, sang daegun hanya mengangguk datar sebelum memberi isyarat pada Song Jian yang langsung mengangguk mengerti dan perlahan berjalan menghampiri Permaisuri Byun yang masih menangis. "Pengawal! Cepat bantu dayang Song untuk mengantar sang permaisuri kembali ke istananya!"perintah sang daegun dengan suara keras sembari kembali melirik tajam pada Raja Kim yang terlihat begitu terpukul.

"Lepaskan aku! Biarkan aku bersama putriku sebentar lagi! Berani sekali kau menyentuhku!"

Dengan marah dan penuh emosi Permaisuri Byun mendorong kuat Song Jian yang sedang berusaha membantunya berdiri. Melihat itu sorot mata sang daegun langsung menggelap dan sebelum Junsu bisa menahannya, calon Raja Arthemis itu sudah menghampiri permaisuri yang terus terisak itu. "Kembali ke istanamu sekarang juga atau akan kugantung mayat putrimu yang terkutuk itu ditengah alun-alun Arthemis!"desis daegun Kim dengan nada mengancam dan ekspresi dingin yang membuat Permaisuri Byun langsung terdiam.

"Akan kupastikan sendiri sang permaisuri kembali ke istananya, Yang Mulia."seru Junsu yang sudah berdiri disamping sang daegun sambil tersenyum tipis penuh arti.

Begitu rombongan kecil yang membawa Permaisuri Byun pergi, sang daegun menatap ke langit Arthemis yang dipenuhi gumpalan awan putih yang begitu indah seraya mengukir senyum tipis dibibirnya. "Aku yakin kau pasti akan senang jika bisa melihat langsung semua ini, Jaejoongie. Akhirnya salah satu keturunan yeoja iblis yang sudah membunuh ibunda itu mati. Kerja yang sangat bagus, adikku!", gumamnya dalam hati sambil membayangkan seraut wajah cantik adik yang begitu dirindukannya. Adik yang akan selalu menempati tempat tertinggi dalam hatinya dan adk yang akan selalu didoakannya agar hidup bahagia walau saat ini mereka tidak lagi bisa selalu bersama.

"Menteri Jang, siapkan upacara pemakaman untuk Putri Kim. Semua harus selesai sebelum matahari terbenam hari ini."perintah sang daegun tegas pada menteri tua yang langsung membungkuk hormat sebelum beranjak pergi menjalankan perintahnya. "Menteri Choi, tolong jamu Jenderal Ok dan semua pengawal Apollo yang datang bersamanya. Mereka pasti sangat lelah karena melalui perjalanan yang cukup jauh."

APOLLO AND ARTHEMISWhere stories live. Discover now