Chapter 88 - Kekejaman Sang Daegun

Start from the beginning
                                    

Dengan sedikit kasar, Jaejoong menarik kuat tangan Kyuhyun yang terasa sedingin es. "Ayo kita pergi sekarang, Kyu."serunya kuat saat melihat pengawalnya ini masih terpaku diam sambil terus menatap nanar pada Jung Changmin yang sudah menyunggingkan senyum puas penuh kemenangan.

Langkah Jaejoong dan kedua dayangnya hampir mencapai pintu keluar Hades saat Pangeran Arthemis itu menghentikan langkah kakinya. Perlahan pangeran berparas menawan itu berbalik dan tersenyum lebar pada kedua sekutunya. "Aku tadi lupa satu hal penting, jika ingin sepupu kalian menjadi penasehat utama sang kaisar maka kalian juga harus bisa memastikan hwangtaehu Jung menyukaiku dan mau menerimaku sebagai Permaisuri Apollo dengan cara apapun!" suara lembut itu terdengar begitu manis walau kilau dalam mata bulat itu malah terlihat sangat mengancam.

"Ya Tuhan, dia bahkan sudah berani mengancam kita secara langsung! Bagus sekali, sepertinya sekarang kita telah menciptakan monster, Chan!"seru Changmin sambil terbahak saat melihat rombongan Pangeran Arthemis itu meninggalkan istana mereka. "Apa dia pikir bisa semudah itu memberi perintah pada kita. Ck, sungguh polos sekali!" tawa diwajah tampan Changmin menghilang dan berganti dengan seringai tajam yang juga sedang terukir di bibir kembarannya.

Sekali lagi mereka berhasil mengendalikan Pangeran Arthemis itu walau kali ini dengan resiko yang sangat berbahaya, tapi semua itu sepadan, melalui perjanjian tadi kembarannya akan mendapatkan Cho Kyuhyun lagi diatas tempat tidurnya. "Biarkan saja Pangeran Jaejoong berpikir sesukanya. Selama ibunda kita hidup, maka selamanya Apollo juga harus tetap berada dalam kekuasaan keluarga Kim!"seru Chansung sambil menerima secangkir teh ginseng yang disodorkan Seulgie padanya.

"Yang harus kita lakukan sekarang adalah pergi menemui hwangtaehu dan menceritakan semuanya sebelum apa yang kutakutkan terjadi!" Changmin menatap penuh arti pada Chansung yang langsung mengangguk setuju pada usulnya tadi. "Aku tidak yakin jika Pangeran Arthemis itu akan diam saja kali ini." dia pasti tidak akan menyerahkan pengawal kepercayaannya itu secara suka rela padaku, sambung Changmin dalam hati.

"Apa kami perlu mengawasi pangeran itu lagi?"tanya Seulgie sambil menyerahkan secangkir teh ginseng juga pada Changmin yang langsung mengeryit kesal saat menerimanya.

Untuk sesaat Chansung kembali berbagi tatapan tajam dengan Changmin yang menggeleng pelan, terkadang memang tidak dibutuhkan kata-kata untuk saling mengerti apa yang ada dalam pikiran mereka. "Tidak perlu Seulgie karena aku ingin kau pergi ke sebuah tempat sekarang. Aku membutuhkan sesuatu dan seperti biasa hanya kau yang kupercaya!"gumam Jung Chansung pelan sambil menyerahkan sebuah kotak kecil pada dayang kepercayaannya.

"Akan kulakukan Pangeran Jung!"

.

.

PERBATASAN UTARA APOLLO

Pertarungan yang tadinya berlangsung sengit dan penuh darah itu berhenti seketika setelah semua pengawal pribadi Menteri Go menjadi mayat. Para prajurit Apollo yang tadinya mengikuti sang menteri untuk memeriksa perbatasan sekarang berdiri diam sambil menatap ke satu titik dimana beberapa sosok yang duduk diatas kuda yang sedang dipacu kencang sedang menuju kearah mereka.

"Selamat jalan Menteri Go." Seringai yang terlihat keji terukir dibibir namja berkulit gelap yang baru saja memastikan jika Menteri Go memang sudah mati. "Sekarang juga bawa dia ke ibukota! Sebelum malam tiba, kalian sudah harus tiba disana!"perintahnya pada sekumpulan prajurit bertopeng hitam yang langsung mengangguk hormat dan menjalankan tugas mereka tanpa bicara.

Setelah para prajurit yang ditugaskan mengantar mayat itu menghilang dibalik kumpulan debu yang disebabkan hentakkan kaki kuda, namja berkulit gelap itu bersiul kuat dan dalam beberapa menit sekumpulan prajurit berseragam Arcadia yang lain muncul. "Hormat hamba untuk anda, Yang Mulia Kai."sapa Daesung, namja berkulit gelap yang merupakan panglima perang kepercayaan sang Hwangtaehu Jung ini pada sosok tampan bertubuh tinggi besar yang baru saja melompat dari punggung kuda berwarna hitam legam.

APOLLO AND ARTHEMISWhere stories live. Discover now