SPECIAL PART : promise of peace

6.6K 607 76
                                    

Afsheen mulai merasa Keigher adalah sosok yang menyebalkan—padahal awalnya dia mengira pria ini akan menjadi sosok prajurit gentleman seperti cerita-cerita fiksi yang dia baca. Ternyata salah. Selain egois, Keigher juga suka mencemooh dan merendahkannya.

Afsheen tak habis pikir, kenapa dia bisa terjebak dengan pria ini?

Suasana hening menyelimuti kereta yang terus melaju. Wajah Afsheen benar-benar cemberut sejak awal pagi. Bagaimana dia tidak kesal? Semalam dia harus menghabiskan waktu berdebat dengan Keigher perihal siapa yang lebih pantas menempati ranjang.

"Aku sedang terluka, jadi aku yang paling pantas menempati ranjang," kata pria itu tanpa nada, melirik Afsheen dengan tatapan samar.

Afsheen menggertakkan gigi, kedua tangannya mengepal. "Ranjang hanya satu. Jika kamu menempatinya, lalu aku harus tidur di mana?"

Keigher langsung melirik lantai, membuat mulut wanita itu terbuka, tercengang. "TIDAK MUNGKIN!"

Pria itu mengedikkan pundaknya tak acuh. "Tidak ada pilihan lain bagimu."

"Bukankah kamu menyewa seluruh kamar di lantai ini? Lalu aku akan pergi ke kamar sebelah untuk tidur."

"Itu mustahil." Keigher duduk di pinggir ranjang. Iris mata merahnya terpatri pada wajah kesal wanita itu. "Jika kau dan aku berpencar, musuh akan menyerang dalam diam dengan sempurna. Bisa saja ada yang memasuki kamarmu, menusukkan pedang ke dadamu tanpa membiarkan kau bereaksi lebih."

Bayangan dirinya tidur sendiri dengan orang tak dikenal menyelundup masuk sambil mengarahkan senjata kepadanya, Afsheen bergidik. Dia baru berada di dunia asing ini beberapa saat, secara tak sengaja muncul di mansion keluarga Huntly saat putri mereka, Sheena, koma oleh penyakit aneh. Namun begitu Afsheen muncul, Sheena terbangun.

Penyakit yang membuat fisik Sheena menjadi lemah pun berangsur-angsur membaik, dan Afsheen yang muncul di waktu tersebut dianggap sebagai bintang keberuntungan Sheena. Selama dia tetap di sini, Sheena tidak akan kenapa-napa. Begitulah yang sejauh ini mereka semua simpulkan. Sehingga keluarga Huntly memperlakukannya sebagai tamu dengan baik.

Jika Afsheen hitung-hitung, sudah 40 hari atau lebih dia berada di dunia aneh ini.

Karena perlindungan keluarga Huntly, Afsheen hidup dengan nyaman tanpa hambatan dan ketakutan. Dia belum menyadari betapa berbahayanya dunia ini di mana orang bisa membunuh tanpa berpikir panjang. Tetapi kata-kata Keigher seolah menyadarkan Afsheen akan bahaya yang sedang bersembunyi.

Bibir Afsheen terkatup erat, sebelum dia memutuskan kembali membuka suara. "Kalau begitu... kenapa kita tidak menempati ranjang bersama?" Sepertinya Afsheen melepaskan gagasan untuk pindah dari ruangan ini.

Alis Keigher terangkat samar, menatap Afsheen dengan rumit. Wanita-wanita selalu berusaha menjaga diri, martabat serta kepolosannya. Bagaimana bisa dengan mudahnya wanita yang satu ini menawarkan tidur di ranjang yang sama?

Melihat ekspresi aneh Keigher, Afsheen mengernyit samar sebelum melotot ketika menyadari bahwa kata-katanya sedikit ambigu. "Bukankah hanya merebahkan diri dan menutup mata untuk menunggu pagi? Aku tidak akan melakukan hal aneh padamu. Kenapa wajahmu buruk seolah aku akan melakukan kejahatan?" Afsheen menggerutu dengan wajah masam.

Ekspresi Keigher kembali tenang. "Ranjang ini sangat kecil. Hanya cukup untukku."

"Itu cukup untuk dua orang!"

"Tidak. Aku tidur cukup buruk. Mungkin saja di tengah malam aku menendangmu atau memukulmu. Gerakan reflek para prajurit ketika ada orang lain di sekitarnya."

King of the CrueltyWhere stories live. Discover now