XXXI. Miracle

13.2K 2.5K 208
                                    

Afsheen meremas tangannya, menutupi kegugupan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Afsheen meremas tangannya, menutupi kegugupan. Entah kenapa dia merasa Dane selalu memandangnya dengan tatapan tak terdefinisikan. Ini membuat hatinya risau tak karuan. Untungnya taman kaca memang tidak jauh, sehingga dia segera memilih tempat untuk duduk dan menatap Dane ringan.

“Apa yang ingin dibicarakan Tuan Duke?”

“Ingat ibu Lady?”

Pertanyaan tiba-tiba Dane membuat Afsheen heran. Namun karena menyangkut ibunya, mau tak mau mata Afsheen melembut. Meski dia tahu maksud Dane adalah istri dari Chandler, tetapi karena kemiripan wajahnya dengan ibu kandungnya di bumi membuat Afsheen tanpa sadar bernostalgia.

“Tentu... ibuku adalah wanita terbaik. Meski terkadang garang dan mengomel, tapi dia melakukan itu demi kebaikan diriku sendiri.” Dan Afsheen kembali merindukannya. Gadis itu tiba-tiba terdiam, tidak berniat melanjutkan kalimatnya.

“Karena Lady kehilangan sebagian ingatan, izinkan saya memberitahu secara garis besar tentang anda.” Seolah telah mendapat apa yang dia mau, Dane tersenyum. Ekspresinya yang lembut membuat Afsheen tidak bisa menebak emosi pria itu saat ini. “Lady Sheena lahir dan dibesarkan dalam keluarga Huntly. Meski diasuh tanpa kekurangan apapun, Lady Sheena adalah gadis yang pemalu dan rasa rendah diri. Setiap bertemu orang asing terutama pria, Lady Sheena akan selalu bersembunyi dibelakang keluarganya. Gadis yang manis.”

Afsheen mengangguk tanpa sadar. Sheena memang terdengar manis sifatnya. Ketika menyadari sesuatu, dia tertegun. Matanya menatap Dane dengan pupil menyusut. Kenapa Dane menceritakan sosok Sheena dari sudut pandang orang ketiga? Apakah mungkin Dane...

Memikirkannya membuat punggung Afsheen merasa kedinginan. Tatapannya tidak bisa berpaling dari Dane yang terus menceritakan sosok 'Sheena'.

“Karena jiwa pengecut Lady Sheena setiap bertemu orang lain, Duke Huntly memutuskan membuat ikatan pernikahan antara keluarga Huntly dan keluarga Finigan.”

“Finigan...” Mau tak mau Afsheen membeku. “Anda...”

Dane tersenyum tipis. “Ya, saya tunangan Lady Sheena sejak 10 tahun lalu saat Lady Sheena berumur 9 tahun.”

Hati Afsheen bergetar. Kedua tangannya di bawah meja saling bertautan, berusaha menekan kegelisahaan dibenaknya. Kenapa jadi seperti ini?

“Tapi Lady Sheena tidak menginginkan perjodohan ini, meski tahu bahwa sejak kecil saya sudah menyukainya.” Dane masih tersenyum lembut, seolah nada sedikit miris yang terlontar diawal kalimat bukan keluar dari mulutnya.

“K-kenapa Tuan Duke berbicara seolah Sheena adalah orang lain....” gumam Afsheen merasa bersalah. Ketika dia mendongak, Dane masih menatapnya seperti biasa, tanpa tudingan dan tanpa kecurigaan di wajahnya.

“Ngomong-ngomong Lady Sheena tidak bisa menggambar. Keahlian Lady... itu benar-benar di luar ekspektasi saya.” Melihat wajah kusut perempuan itu, tiba-tiba Dane tidak ingin lagi mengekspos tentangnya. Wajah yang sama, namun kepribadian ini sangat hidup. Dane tidak ingin merusaknya.

King of the CrueltyWhere stories live. Discover now