IX. I got played

16.3K 3.2K 108
                                    

Afsheen berdiri lesu di samping Keigher

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Afsheen berdiri lesu di samping Keigher. Dia menatap beberapa petinggi kerajaan yang sedang sibuk membahas peperangan mereka dengan kerajaan kecil Raen.

“Yang Mulia, prajurit kerajaan ini sangat licik. Saat mereka melawan wilayah Craban, mereka menculik beberapa wanita dan meminta penebusan.”

Ya, prajurit Raen memang licik. Afsheen tahu itu dari saat dia membacanya. Diceritakan pertemuan kedua antara Keigher dengan ratunya adalah di tengah-tengah persiteruan antara Keigher dengan jenderal tertinggi Raen.

“Hanya kerajaan kecil, apa yang perlu kau takuti?” Salah satu jenderal bersuara.

“Jangan meremehkan musuh.” Menteri pertahanan menyanggah. “Mereka memiliki banyak taktik untuk dilakukan.”

“Bagaimana pendapat Yang Mulia?”

Keigher bangun dari kursinya dan mendekati meja yang di atasnya terdapat peta wilayah yang diperkirakan menjadi tempat persinggahan pasukan Raen.

Kedua tangannya bertumpu di pinggir meja, menatap peta dengan tenang. “Wilayah ini terkenal sulit untuk didatangi. Banyak binatang buas dari hutan tropis di sisi selatannya. Mereka memilih wilayah ini sebagai benteng dengan penuh perencanaan karena arah kedatangan kita harus melewati hutan tropis tersebut. Mereka memperkirakan setidaknya seperempat dari prajurit yang kita bawa akan tewas dan menguntungkan pihak mereka.”

Afsheen melirik Keigher kagum. Analisisnya sangat tepat dan rapi, tidak seperti perdebatan berantakan yang terjadi antara para petinggi tadi. Tidak heran pria tiran ini bisa menakhlukkan banyak kerajaan dalam sekali serang.

Keigher terus menjelaskan dengan detail perkiraan rencana yang telah dibuat oleh pihak Raen. Walau itu hanya dugaan, Afsheen yakin itu tidak akan meleset. Peluang kebenaran dugaan Keigher adalah 99%.

Tenggelam dalam lamunannya, Afsheen tidak menyadari bahwa Keigher tiba-tiba menoleh ke arahnya sambil melayangkan pertanyaan, “Bagaimana menurutmu, Estella?”

Sekujur tubuh Afsheen membatu. Dia sedikit merinding mendengar Keigher memanggil nama itu dengan penekanan. Mengedarkan pandangannya, semua petinggi kini menatapnya dengan ragu karena Keigher tidak pernah menanyakan pendapat seseorang.

Dengan canggung Afsheen melangkah mendekat, berdiri di samping Keigher sembari melirik peta di atas meja dan berdeham pelan.

“Yang dikatakan Kaisar benar. Dan menurut saya, agar kita tidak kehilangan satu pun prajurit, kita bisa mengambil jalan melalui titik ini—” Afsheen mengulurkan tangan, menunjuk bagian tertentu hutan tropis, dan kembali melanjutkan, “hingga sini untuk menghindari binatang yang sangat buas.”

“Bagaimana kau tahu?” tanya menteri pertahanan dengan aneh. Mereka semua tidak pernah melewati hutan tropis, apalagi seorang gadis kecil yang terlihat lemah ini?

Afsheen mengerjap pelan. “Binatang yang tinggal di sana kebanyakan lebih menyukai daerah lembap. Di sisi yang saya tunjuk sebelumnya cenderung kering sehingga ada sedikit binatang yang hidup di sana.”

King of the CrueltyWhere stories live. Discover now