XXXVIII. Is It Funny?

6.7K 1.1K 146
                                    

Kangen gakkk???

Keigher berdiri di tengah hutan, tempat yang mana katanya terjadi penyerangan rombongan Afsheen

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Keigher berdiri di tengah hutan, tempat yang mana katanya terjadi penyerangan rombongan Afsheen. Pandangannya beredar, menatap ke sekitar dengan dingin.

Jendral Loth yang sejak tadi berada di belakangnya melangkah maju setelah seorang prajurit melaporkan kondisi.

"Yang Mulia, setelah investigasi, tidak ditemukan bukti penyerangan di sekitar hutan."

Langkah Keigher terhenti. Dia berbalik, tatapannya menusuk Jendral Loth. "Jadi maksudmu, laporan yang masuk adalah laporan palsu? Jadi menurutmu ke mana Sheena pergi? Seharusnya dia sudah sampai namun laporan dari kediaman Duke Huntly mengatakan bahwa Sheena belum tiba."

Jendral Loth merasa kedinginan. Sejak tahu penyerangan Afsheen dari sebuah surat anonim, aura dingin dan lebih mencekam dari biasanya menguar di sekitar Keigher.

Tapi itu hanya sebuah surat anonim! Bagaimana jika musuh menaruh jebakan dan menyerang saat mereka lengah? Lagi pula untuk masalah Afsheen, mungkin saja sebagai wanita yang manja, dia suka meminta para prajurit berhenti untuk beristirahat di sepanjang jalan yang mengakibatkan perjalanan mereka terlambat.

Jendral Loth tidak bisa tidak mendecih. Sejak awal dia tahu Afsheen hanya akan menjadi beban. Sangat disayangkan Kaisar jatuh hati kepadanya.

"Aku jadi bertanya-tanya dengan instingmu yang payah, bagaimana kau bisa mendapatkan gelar jendral." Keigher mendekati salah satu pohon, tangannya terulur mengusap lembut batangnya. Iris mata merahnya menyusut. "Meski mereka berusaha menutupi, alam tidak bisa berbohong."

Ketika Keigher menjauhi pohon tersebut, Jendral Loth mendekat dan berusaha melihat apa yang Keigher dapati di sana.

"Ada goresan pedang di pepohonan sekitar tempat ini." Keigher menendang dedaunan kering yang menutupi tanah. Sudut bibirnya terangkat dingin. "Ada jejak roda kereta. Kereta nampaknya dipaksa berhenti karena telah menimbulkan jejak yang dalam."

Keigher memejamkan mata. "Dan ada bau darah manusia, meski sekarang cukup samar."

Jendral Loth tanpa sadar mengendus udara, namun dia tidak dapat mencium aroma.

Mata Keigher perlahan terbuka, iris matanya berubah semakin merah. "Menyentuh wanitaku artinya siap mati."

Jendral Loth merasa udara semakin dingin. Dia bergidik dan mau tak mau berpikir, bukankah sejak dulu siapapun yang mencari masalah dengan Yang Mulia akan mati? Apa lagi berusaha menyakiti milik Yang Mulia!

Keigher menjilat bibirnya, sudut bibirnya semakin melengkung membentuk seringai kejam. "Yah... Tidak peduli siapapun itu, aku pasti akan menemukannya."

***

Afsheen mulai sedikit khawatir. Ini sudah hari kedua semenjak dia berada di mansion ini. Dane terlihat sangat sibuk sehingga Afsheen tidak bisa bertemu dengannya dan berakhir buntu di depan pengurus mansion.

King of the CrueltyWhere stories live. Discover now