5. Sentuhan Devan

7.5K 44 1
                                    

"Ren?" Kunjungan Karen pagi ini di rumah sungguh tidak Aruni duga.

"Sorry, gue ganggu pagi-pagi gini ya?"

"Nggak, Ren. Gue lagi santai." Aruni dengan cepat menggelengkan kepala. Hari ini kebetulan dia memutuskan untuk libur berjualan. Dia ingin menghabiskan waktu bermalas-malasan di rumah. "Masuk, Ren." Aruni mempersilahkan Karen masuk. Mereka duduk di sofa ruang tamu setelah Aruni mengambilkan Karen minum.

"Lo," Karen tampak ragu melanjutkan ucapannya, " "Nggak apa-apa, Run?"

Aruni mengangkat kedua alisnya tidak mengerti. "Maksudnya?"

"Kemaren Devan sempet cerita masalah lo sama suami lo." jelas Karen.

Akhirnya Aruni mengerti. Tentu saja, Aruni sedang tidak baik, apalagi hatinya. Bahkan pikirannya juga perlu disembuhkan namun, rasanya ia tidak perlu menunjukkan hal itu pada Karen. Ia tidak perlu seseorang menghiburnya. Hanya waktu yang bisa menyembuhkan dirinya.

"Gue nggak apa-apa, kok."

Karen tersenyum mendengar jawaban Aruni tapi ia tahu kalau Aruni berbohong.

"Model suami kayak Zio nggak harus dipertahanin, Run." Karen terdiam. Pandangannya tiba-tiba kosong. Tapi cepat-cepat Karen terlihat fokus kembali.

"Seenggaknya Lo enak bisa cerai saat Lo menginginkannya. Saat Lo tahu kalau hubungan pernikahan kalian udah nggak baik. Nggak kayak Gue...." Karen bergumam di akhir katanya.

"Maksudnya?" Aruni mengernyitkan dahi.

"Lo inget Rendi, Run?"

"Mantan Lo waktu SMA?" Jawab Runi mencoba mengingat.

"Rendi nggak pernah jadi mantan. Sampe sekarang."

Ucapan Karen sungguh membuat Aruni terkejut.

"Lo selingkuh dari Devan?"

"Gue yakin Devan tahu. Tapi dia diem aja."

Sekali lagi, Aruni terkejut dengan apa yang ia dengar. Aruni tidak bisa berkata-kata.

"Hubungan Gue sama Devan nggak seperti yang Lo lihat, Run. Kita menikah karena dijodohkan. Kita mungkin hidup sebagai suami istri, tapi tanpa perasaan romantis semacam itu." Jelas Karen.

"Tapi Lo bisa punya Lisa?"

"Untuk menjaga nama baik keluarga, gue terpaksa. Gue bakal dicibir mandul sama keluarga kalo bertahun-tahun nikah masih nggak punya anak."

"Jadi, semua yang Lo lakuin hanya untuk keluarga?"

"Ya, begitulah... Keluarga Gue bahagia banget waktu tahu keluarga Devan ngelamar dan Gue nggak bisa begitu aja ngilangin senyum dari bibir nyokap Gue."

Karen menyeruput minuman yang dihidangkan Runi sebelum melanjutkan.

"Lo enak Run, bisa seenak Lo sendiri saat mutusin sesuatu. Nggak akan ada yang ikut campur sama keputusan yang Lo buat. Sementara Gue, ada keluarga besar yang dipertaruhkan saat Gue membuat keputusan."

Karen terdiam. Begitupun Aruni yang sekarang tahu hal pribadi kehidupan pernikahan tetangga rumahnya.

Padahal yang Aruni lihat pertama kali, keluarga kecil Karen tampak sempurna.

"Kata orang, cinta bisa datang karena terbiasa. Sekian tahun hidup satu atap, Lo nggak ada sama sekali perasaan sama Devan?"

Aruni masih sedikit tidak percaya.

"Gue pernah berusaha, tapi tetep nggak bisa punya perasaan itu. Kalau Devan, gue nggak tahu." Jawab Karen jujur.

*

Milik Tetangga [SELESAI]Where stories live. Discover now