Chapter 51 : Dikucilkan

413 16 1
                                    

POV SEAN

Mendengar kabar kehamilan Elina adalah berita menggembirakan dalam kehidupanku. Bagaimana tidak, orang yang kucintai sedang mengandung buah cintaku.

Aku mematung beberapa saat karena benar-benar terkejut dan tidak bisa menyalurkan perasaanku lewat kata-kata. Tapi yang jelas, tentu aku bahagia, sangat bahagia malah. Bahkan terlampau bahagia hingga ketika dokter umum di IGD telah pergi, aku meneteskan air mata terharu.

Di usiaku yang tahun depan akan menginjak awal tiga puluhan memang sudah seharusnya cocok menjadi seorang ayah. Ini mungkin cara Tuhan menyelamatkan hubunganku dengan Elina. Bisa dibilang pernikahan kami hampir di ujung tanduk perceraian.

Tantangan tiga minggu untuk membuat Elina jatuh cinta, sumpah demi Tuhan, itu sangatlah konyol. Tapi mau bagaimana lagi, aku tidak mempunyai cara lain agar Elina berhenti meminta cerai, cerai dan cerai. Jujur saja satu kata itu sangat membuatku jengkel.

Namun baru satu hari aku menjalani tantangan itu, Tuhan memberikan pertolongan dengan cara yang tidak disangka-sangka. Seolah Tuhan mengamatiku dari langit dan tidak membiarkan pernikahanku hancur. Cara Tuhan memang terbaik memberikan peluang bagi kehidupan umatnya. Namun setidaknya aku perlu bersyukur pada Tuhan, walau harus mengomentari sedikit bahwa cara yang diberikan oleh-Nya tidak dimengerti oleh pikiranku.

Seingatku, Elina memberiku pesan saat kami selesai bercinta di mobil bahwa dia telah memasang alat kontrasepsi, tapi bagaimana mungkin bisa hamil? Apa ini yang namanya kebobolan? Keajaiban Tuhan sungguh luar biasa dan tidak tertebak. Atau, benih kecebongku saja yang benar-benar berkualitas bagus?

Satu fakta kehamilan Elina bisa kujadikan alasan keutuhan rumah tanggaku. Dan fakta lain yang membuatku terkejut setengah mati dan hampir serangan jantung tiba-tiba adalah mengenai aku dan Elina pernah berhubungan badan sebelum malam pertama pernikahan.

Ya Tuhan... pantas saja saat malam pertama pernikahan milik Elina begitu rapat dan sulit diterobos. Saat aku pernah bertanya ketika pertama kali berhubungan yang kuingat ketika malam pernikahan 'apa kau masih perawan' dan dia menggeleng karena Elina sudah melepas segel kesuciannya denganku. Ternyata wanita itu memang tidak pernah melakukan hubungan badan dengan pria lain selain aku karena bisa kurasakan milik Elina begitu menjepitku kuat-kuat.

Aku benar-benar beruntung menjadi pria pertama bagi Elina. Oh Tuhan ini sulit kupahami dan tidak kumengerti. Terlebih kata-kata Julian menyusup dalam pikiranku adalah pernah memiliki anak.

Benarkah?

Apakah anak yang Julian maksud adalah Brown Alexander yang sudah mati? Lalu apakah Blue Alesha Shaquilla yang berusia 4 tahun itu juga anakku? Gadis kecil fanatik warna biru adalah putriku?

Apakah kami melakukan beberapa kali hingga menghasilkan dua orang sekaligus?

Kenapa pula aku tidak mengingat apa yang terjadi?

Astaga...

Pertanyaan-pertanyaan itu membuat kepalaku sangat pusing. Entahlah pikiran mengenai hal itu semakin rumit. Pikiranku seperti terjebak di dunia labirin yang tidak tahu jalan keluar.

***

Tiga hari kemudian, aku masih saja tidak bisa mengingat serpihan puing-puing dari masa laluku terhadap bagaimana malam pertamaku dengan Elina. Akulah orang pertama bagi Elina tapi aku sendiri tidak sadar.

Apakah saat aku mencuri keperawanan Elina ketika sedang mabuk berat? Jika benar terjadi, mungkin perkataan Julian mengenai aku keparat adalah benar.

Aku makhluk hidup sialan.

Aku manusia biadab yang tidak bertanggung jawab setelah meniduri wanita sampai hamil.

Tapi bagaimanapun juga aku tidak bersalah. Jika Elina sudah tahu dirinya hamil dan terbukti memang aku yang menghamilinya, bukankah Elina seharusnya memintaku untuk bertanggung jawab?

REVENGE DESIREWhere stories live. Discover now