Chapter 3 : Perjanjian

1.1K 44 1
                                    

Elina sudah memutuskan menyetujui perjodohan ini dengan Sean. Ia tidak mau jika Felicia celaka karena dirinya.

Wanita itu langsung memundurkan bokongnya sejauh mungkin. Sedangkan Sean beralih pindah posisi menuju tempat tepat di belakang pengemudi.

Pria itu mulai menekan remote untuk membuka penghalang antara seat depan dengan seat belakang.

"Ben, ambilkan dokumen yang sudah kau buat tadi." kata Sean berbicara kepada sang asisten.

"Baik, bos."

Dalam keadaan masih menyetir, Ben yang mendengar perintah dengan lihai tangan kiri ia gunakan sambil menyetir dan tangan kanan ia gunakan untuk mencari dokumen map coklat di jok sebelah kanan.

"Ini bos." Ben menyerahkan dokumen tersebut kepada Sean.

Sean mengambil dokumen tersebut dari tangan Ben.

"Baca dan tanda tangani perjanjian sebelum nikah ini. Kau bisa mencoret dan mengubah perjanjian yang tidak kau sukai." ucap Sean dengan nada tajam. Itulah ciri khasnya.

Lalu Sean memberikan dokumen beserta pulpen kepada Elina. Bukan kepada Elina, melainkan pria brengsek itu meletakkan dokumen tersebut di atas paha wanita itu.

Elina mengernyitkan keningnya, menandakan bahwa ia bingung apa yang dibicarakan Sean. Ia pun mulai membaca dokumen tersebut dengan seksama agar mengerti apa yang dimaksud oleh pria brengsek itu ucapkan.

Baru membaca halaman pertama Elina sudah menolak point yang baru saja ia baca.

"Kau gila aku harus melayanimu setiap hari?"

"Tentu saja. Aku tidak mungkin menyewa jalang."

"Aku lebih setuju jika kau bermain dengan jalang saja. Dengan senang hati aku mengizinkan."

"Itu hak seorang suami, Elina."

"Tapi tidak setiap hari juga."

"Kau pun juga dapat hak yang sama seorang istri. Setiap hari kau bisa gunakan American Express Centurion Black Card yang akan kuberikan untukmu.

"Lebih baik simpan kartumu untuk jalangmu."

"Baiklah akan ku simpan untukmu." Sean merendahkan.

Elina tidak menggubris hinaan tersebut. Ia tidak membutuhkan semua kartu milik Sean. Ia hanya peduli pada tubuhnya. Dirinya tidak sudi jika harus melayani nafsu pria brengsek itu setiap saat.

The fucking American Express Centurion Black Card.

"Seminggu sekali, oke?" tawar Elina sembari membaca halaman per halaman.

Melihat Sean yang hanya terdiam Elina berkata lagi. "Kau diam berarti iya." Wanita itu memutuskan sepihak.

Membalik halaman selanjutnya, seketika Elina teringat akan sesuatu. Ia menatap Sean dengan penuh harap dan mengatur nafas sejenak untuk menenangkan dirinya berbicara.

"A-apa aku boleh... eemm... membawa anakku tinggal di mansionmu? Saat ini usianya masih kecil. Aku tidak akan mau meninggalkan anakku di mansion daddy Leon." pinta Elina dengan nada cukup terbata-bata.

"Terserah. Asal jangan mengangguku dan jangan berisi." jawab Sean dengan datar tanpa ekspresi.

Elina tidak peduli kalimat Sean yang terkesan menegaskan ia tidak suka anak kecil. Ia tersenyum bahagia bahwa Sean mengizinkan anaknya bisa tinggal bersamanya.

Sean sedikit mengangkat alisnya heran ketika melihat respon wanita itu tersenyum hanya hal sepele.

Elina melanjutkan beralih membaca pada halaman berikutnya. Mulai mencoret isi perjanjian yang tidak ia setujui dan mengganti isinya sesuai dengan keinginan dirinya. Pada lembar terakhir ia terkejut dengan halaman yang diberi judul, Divorce Letter.

REVENGE DESIREWhere stories live. Discover now