Chapter 14 : Bercinta di mobil

2.4K 27 0
                                    

Kini Elina sudah di dalam Lamborghini mewah milik Sean.

Sebelumnya Elina sempat terpaku beberapa menit di basement. Tidak menyangka ia akan naik Lamborghini Veneno Roadster yang hanya ada 9 unit saja di setiap sudut dunia. Seberapa kaya Sean sampai bisa mendapati mobil mewah itu.

Elina sebenarnya tidak tau jenis mobil mewah di dunia. Hanya saja, Fransisco sudah lama mengincar Lamborghini mewah ini. Alasan tidak jadi membeli karena Veronica melarangnya.

Elina mengusap lehernya yang tidak gatal, tidak memahami akan pikiran Sean yang rela menghabiskan uang sebesar USD 5,6 Juta untuk mobil yang hanya akan ia gunakan dua kali saja. Wanita itu mengetahui mobil mewah yang dimiliki Sean sangat banyak. Pria itu sampai harus memiliki ruangan khusus dibawah tanah, untuk menyimpan mobil mewah lainnya yang belum terpakai dan masih berjejer rapi seperti showroom mobil.

Dasar pria sinting.

Gara-gara terkesima akan interior Lamborghini milik Sean, Elina jadi lupa turun di lokasi yang ia inginkan. "Sudah kubilang turunkan saja aku disana, Sean." omel Elina ketika perempatan jalan restoran cepat saji subway sudah lewat.

"Aku yang akan mengantarmu sampai ke mansion."

"Tidak perlu, kau bisa turunkan aku di lampu merah dekat McDonalds." tolak Elina. "Aku akan turun di sana nanti."

"Untuk apa kau turun disana."

Dasar tidak peka. Tentu saja untuk makan, bodoh. Dalam hati Elina berkata tapi kalimat yang keluar dari mulutnya sangat berbeda. "Bukan urusanmu."

Elina tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya bahwa dia lapar. Gengsinya terlalu tinggi.

"Jangan membantah." tegas Sean menolak menurut.

"Kalo begitu, sekarang, tolong turunkan aku disini saja," sela Elina, ia tidak mau kejadian Barcelona terulang kembali. Pria itu memiliki mood yang tidak tertebak.

"Sean." teriak Elina ketika pria itu mengemudi dalam batas ambang wajar seperti orang kerasukan setan. Mobil ini melesat terbang sampai tubuh nyawa merasakan goncangan luar biasa.

"Sean."

"Kau sudah gila. Cepat berhenti sialan."

Sean menekan pedal gas sangat kuat, mengemudi dengan kecepatan tinggi mencapai 200mph. Jalanan Brooklyn yang sepi membuat Sean semakin menguasai jalanan. Telinga Sean sudah kebal akan teriakan Elina yang menyuruhnya untuk berhenti.

Elina yang tadinya hendak melepaskan seatbelt, langsung mengeratkan kembali demi keselamatan hidupnya. Oh, dia tidak mau mati konyol dengan cara seperti ini. Dosanya masih banyak.

Sean menurunkan pelan pedal gasnya dan kembali menyetir layaknya orang normal ketika teriakan Elina tidak terdengar lagi.

"Kau sudah bosan hidup? hah? jika iya kau bisa mati sendiri tanpa perlu mengajak diriku." Emosi Elina sembari mengatur nafas.

"Aku hanya mengetes kecepatan mobil ini. Tapi jika keinginanmu untuk mati bersama, boleh juga."

Wajar bukan jika Elina bilang dia pria sinting.

"Well. Kita bisa mati layaknya sepasang Romeo dan Juliet."

"Ide bagus, akan kuminta Archie membuat racikan racun yang langsung mematikan untuk kita berdua."

Astaga... apa dia sedang mengajak Elina untuk bercanda dalam nyawa.

"Wahh.. sayangnya aku Juliet masa kini yang tidak akan melakukan hal bodoh seperti itu." Elina menanggapi tidak serius, sembari celingak-celinguk mencari benda yang terpental akibat Sean yang tadi tiba-tiba mengebut.

REVENGE DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang