Chapter 52 : Penindasan

378 15 3
                                    

Dikucilkan oleh keluarga sendiri sudah menjadi makanan sehari-hari. Leonardo yang hanya diam mendengarkan seperti keledai dungu pun bukan pemandangan yang baru lagi. Dari dulu hingga sekarang tidak ada pembelaan yang keluar dari mulutnya untuk putri yang ditelantarkan itu.

Saat berada dalam mansion de Rojas hidup Elina seperti tinggal di neraka. Sekarang dan dulu tidak ada perubahan. Setan-setan menyerupai manusia di dalam sana selalu menyiksa Elina. Begitu banyak hinaan, makian, sindiran yang keluar dari mulut pedas mereka. Tidak hanya luka batin yang dirasakan, namun juga kontak fisik pun pernah mereka lakukan pada Elina remaja saat pernah tinggal di sana.

Dia pikir mereka siapa berhak menghakimi?

Memang mereka pikir Elina mau terlahir dari anak yang tanpa status pernikahan hingga sekarang?

Perjalanan hidup Elina dari kecil sampai sekarang tidaklah berjalan baik. Ia sangat sadar dan menyadari bahwa dia adalah anak yang tercipta atas dasar kesalahan. Baik itu disengaja atau tidak, ia merasa terlahir sebagai anak yang tidak diinginkan.

Tidak perlu dijelaskan, Elina sudah tahu bahwasanya dia adalah anak haram.

Sempat terlintas dalam pikiran Elina, seharusnya dia tidak perlu terlahir di dunia yang memuakkan ini. Andai Grandma Selena tidak menyuruh Mom Sherina mempertahankan janinnya, mungkin ia tidak akan merasakan kepahitan hidup menimpa dirinya.

Pernah terlintas juga dalam benak Elina, dengan menikahi Sean ia bisa melakukan aksi balas dendam yang terpendam dalam hatinya selama ini. Tidak ada yang tahu tujuan menerima perjodohan dengan Sean selama ini adalah Elina berkeinginan balas dendam pada Leonardo. Dia adalah satu-satunya orang penyebab atas kehadiran Elina namun tidak pernah berada di sisi Elina. Banyak kesulitan yang ia hadapi sendiri. Tidak mau berbagi duka karena tidak ingin merepotkan orang lain. Namun nyatanya, Elina tidak bisa bertindak jahat menyakiti ayah kandungnya.

Seharusnya Leonardolah sadar bahwa dialah yang bertanggung jawab atas segala kehidupan buruk Elina. Kata orang cinta pertama seorang putri adalah milik sang ayah. Namun tidak bagi Elina. Hingga usia 16 pun ia belum mengetahui sosok dan jati diri siapa sosok sang ayah sebenarnya. Selama itu pula dia bertanya-tanya apakah dia memiliki ayah atau tidak.

Pria pertama yang Elina kenal adalah Julian Rathore. Tidak ada makna cinta dalam kehidupannya. Ia terlahir tanpa cinta dari kedua orangtuanya. Hingga sampai kini tidak ada cinta tumbuh dalam jiwa dan hatinya. Cinta hanya bisa menyakiti orang-orang terdekatnya.

Yang Elina mengerti adalah kasih sayang tulus pemberian dari Mama Rachel dan Selena. Mereka dengan perasaan ikhlas tanpa berharap balasan selalu ada dalam hidup Elina.

Mungkin ada yang benar dari salah satu perkataan mereka. Elina sedikit beruntung.

Beruntung memiliki ayah yang ternyata orang penting dan terhormat di Spanyol.

Tapi sayang seribu sayang Elina sadar diri. Ia hanyalah ...

Anak haram. Anak haram dan Anak haram.

Tidak ada previllage bagi anak haram.

Yang ada hanya membuat malu nama keluarga.

Tidak ada kebanggaan yang patut diberi acungan jempol. Karena kembali lagi pada dua kata itu...

Anak haram!

Dua kata itu sangat sering Elina dengar. Menembus di telinganya seperti alunan musik horor dan terpatri jelas dalam otak tidak pernah dilupakan. Seakan sudah sangat menegaskan akan status Elina hanyalah anak haram.

Tapi jika mendengar pernyataan berulang kali dari mulut keluarga sendiri, itu terdengar sangat menyakitkan, bukan? Bagai benda-benda tajam menikam ke hatinya langsung.

REVENGE DESIREWhere stories live. Discover now