Bab 40 : Menurunkan Ego

150 34 10
                                    


Halo semua

jangan lupa vote sebelum baca

Happy reading

***



Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


***




Suasana lapangan basket indoor siang ini sedikit berbeda. Biasanya, saat waktu-waktu latihan seperti ini, suasana akan ramai akan teriakan dan obrolan tentang persiapan pentas. Namun, kali ini berbeda. Wajah-wajah yang ada di sana menampilkan raut sedih, datar, bahkan ada yang tidak berani mengangkat wajahnya.

Vano mengedarkan pandangan. Tim yang awalnya sangat bersemangat dan menggebu-gebu, kini terlihat seperti orang yang putus asa dan tidak ada jalan keluar. Matanya kini tertuju kepada Rina. Gadis itu duduk di pojok dengan kepala menunduk. Ingin sekali Vano datang menghampiri, memberi pelukan, dan kata-kata penenang. Namun sayang, dia tidak bisa melakukannya di sini. Ada hal yang menjadi prioritasnya, menuntut untuk segera diselesaikan.

"Kalian sudah tau alasan gue minta kumpul siang ini." Vano memulai ucapannya. Dia menjeda sebentar, mengedarkan pandangan ke semua yang ada di ruangan itu. "Seperti yang kalian lihat di grup, per hari ini Eja mengundurkan diri dari project. Karena itulah, kita harus segera nyari pengganti buat ngisi kekosongan posisi Eja."

"Kenapa tiba-tiba?" Haikal tidak bisa menahan rasa penasarannya. "Kemarin dia masih ada di sini buat latihan, kan? Kenapa mendadak kayak gini?"

"Gue pribadi nggak tau alasannya. Yang bisa kita lakukan sekarang hanyalah memahami keputusannya. Apa pun alasan dia mundur, pasti itu sudah dipikir dengan matang." Vano menjawab sebijak mungkin tanpa menimbulkan banyak prasangka oleh teman-temannya.

"Rina pasti tau alasannya. Dia kan sohibnya Eja."

Semua mata kini tertuju kepada Rina karena ucapan Rose. Rina semakin menundukkan kepalanya. Jujur saja, dia tidak siap dengan semua ini. Dia sendiri saja baru tahu keputusan mengejutkan sahabatnya itu hari ini.

"Kita nggak perlu tanya siapa-siapa dan gue juga nggak berminat buat tau alasannya." Vano berusaha mengalihkan perhatian semua orang, Dia tidak mau Rina semakin tertekan karena terus didesak seperti itu.

"Apa karena Kak Luke, ya?" Suara Kia—anggota baru—mengalihkan perhatian semua orang.

"Maksud lo apa?" Raihan tanya dengan tak sabar. Pasalnya, dia juga penasaran. Sejak tadi, Eja sama sekali tidak bisa dihubungi. Pesan yang dia kirimkan pun masih centang satu. Benar-benar putus hubungan.

Kia gugup karena mendadak menjadi pusat perhatian karena ucapannya tadi. "Eh, itu cuma tebakan, ya," ujar Kia gugup. "Lagian tadi gue liat Kak Luke jalan sama cewek lain. Kayaknya bukan Kak Eja."

SMK (Suka saMa Kamu)Where stories live. Discover now