Bab 28 : Riak Kecil Mulai Terlihat

178 34 14
                                    

Halo semua....

Jangan lupa vote sebelum baca

Happy reading....

***


***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***





"Bisa kalian jelaskan alasan adu jotos tadi? Merasa jagoan? Merasa hebat? gitu?"

Bu Yani, guru BK SMK Binus, kini tengah menginterogasi Vano dan Rico di ruang BK. Tak hanya Bu Yani, Bu Fanny juga berada di sana, menatap tajam kedua siswa kelas XI itu.

"Kenapa diam? Vano?" Bu Yani menoleh kepada Vano, menuntut jawaban dari wakil ketua tim basket itu. Bukannya menjawab, Vano malah membuang wajah, enggan bertatapan langsung dengan Bu Yani. Tak hilang akal, Bu Yani pun beralih menatap Rico. "Rico?"

Berbeda dengan Vano, Rico berani membalas tatapan Bu Yani. "Dia duluan, Bu," ujar Rico membela diri.

Bu Yani kini kembali mengarahkan perhatiannya kepada Vano. "Benar itu, Vano?"

Vano yang kini menjadi tertuduh tak terima begitu saja. Cowok berwajah tampan itu menatap Rico tajam, tak suka. "Gampang banget lo nuduh orang. Cemen banget. Kayak cewek."

"Lo ngehina gue?" Rico tak terima dengan ucapan Vano yang terkesan meremehkan.

"Lo merasa?" Vano tersenyum miring. "Bagus deh kalau merasa. Gue nggak perlu capek-capek jelasin."

"Brengsek!" umpat Rico yang langsung mendapatkan teguran berupa tepukan di bibir oleh Bu Yani.

"Kalau Bu Yani nggak percaya ucapan saya, lebih baik periksa semua CCTV di sekolah ini. Siapa tahu, Bu Yani mendapat kebenaran yang selama ini dicari."

Bu Yani mengerutkan dahi. "Maksud kamu?"

"Mending Bu Yani tanya saja ke Rico atau Ale. Hanya mereka berdua yang bisa menjelaskan."

"Apaan, sih, lo?" Rico terlihat gusar dan panik saat Vano menyebut namanya dan Ale.

Vano tersenyum tipis, merasa pancingannya berhasil. Rico yang sudah terlanjur kesal dengan tampang mengejek Vano, tidak bisa berbuat banyak, Terlalu berisiko melayangkan pukulan di depan Bu Yani saat ini.

"Orang tua kalian sudah Bu Yani panggil. Sambil menunggu, Bu Yani ingin kalian merenungkan kesalahan kalian. Bukankah kalian satu tim basket? Seharusnya kalian lebih bisa menjaga emosi demi kebaikan tim. Bukannya adu jotos seperti tadi. Kalian mau jadi jagoan? Hem?"

Vano dan Rico kembali diam. Bu Yani pun hanya bisa menghela napas panjang. Sepertinya, masalah ini tidak akan berakhir dengan cepat.

"Kalian tunggu di sini, Bu Yani ke toilet sebentar." Bu Yani menatap tajam kedua siswa bermasalah itu. "Kalau saya mendengar kalian adu jotos lagi, saya pastikan kalian akan mendapat konsekuensi paling berat. Ngerti?"

SMK (Suka saMa Kamu)Where stories live. Discover now