Bab 26 : Cinta?

194 35 8
                                    

Halo semua...

Sebelumnya, mau ralat sedikit penulisan bab. babnya sudah urut ya. Yang kemarin typo. seharusnya bab 24 tapi tertulis bab 26.

Vote dulu sebelum baca, ya

Happy reading.

***


***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***




"Apa hubungan lo sama Rina? Bukannya kalian musuh? Lo benci banget sama Rina, kan?"

Vano tersenyum miring. Matanya kurus menatap Asa yang terlihat sangat emosi dan kehilangan kesabaran. "Urusan lo apa? Mau gue musuhan atau sayang-sayangan sama Rina, itu urusan gue. Kenapa lo ikut campur?"

"Gue sedang nggak ingin main-main."

"Siapa yang main-main?" Vano tak mau kalah. Ia mendekat kepada Asa sehingga jarak mereka hanya menyisakan sekitar sepuluh sentimeter. Vano tersenyum tipis, kemudian berbisik tepat di telinga Asa. "Hubungan gue sama Rina lebih dari yang lo tau. Kalau lo nggak tau, nggak usah sok tau."

Vano menepuk bahu Asa dua kali, kemudian berlalu meninggalkan Asa yang masih terdiam di tempatnya berdiri. Ucapan Vano cukup membuatnya berpikir keras. Wakil kapten tim basket itu tidak secara gamblang mengakui hubungannya dengan Rina. Meski Rina terlihat biasa saja, bahkan lebih sering terlihat bermusuhan, tetap saja Asa tidak bisa menilai hubungan keduanya dengan baik. Vano dan Rina memang dikenal sebagai musuh bebuyutan di sekolah. Mereka sering adu argumen, bersaing menjadi yang terbaik. Namun, kadang kala mereka terlihat sangat dekat. Perhatian Vano kepada Rina bukan seperti musuh bebuyutan. Hal itulah yang mengusik pikiran Asa selama ini.

***

"No, siang ini jadi latihan drama?"

Haikal langsung menyambut Vano dengan pertanyaan saat cowok itu baru saja masuk ruang klub basket. Pertanyaan Haikal langsung menarik perhatian semua yang ada di sana, termasuk Pak Surono.

"Heem," jawab Vano singkat sambil mengambil duduk di samping Marvin.

"Latihan basket tetep, kan?" Galih, salah satu anggota tim basket mulai bersuara.

"Latihan sesuai jadwal," jawab Vano tenang. "Gue sama Asa sudah ngatur biar semua kegiatan bisa jalan."

Marvin menepuk bahu Vano memberikan apresiasi. Bibirnya juga menyunggingkan senyum lebar. "Lo keren banget, No. Gue salut."

"Kalian berdua keren." Haikal ikut berkomentar. "Kalau gue jadi Marvin atau Vano, bisa pingsan di tempat. Sumpah."

"Itu sih lo aja yang lemah," balas Galih.

SMK (Suka saMa Kamu)Where stories live. Discover now