Bab 25 : Asa dan Perasaannya

179 32 9
                                    

Halo semua
Jangan lupa vote sebelum baca
Happy reading
***



***







Asa mengerutkan dahi saat memasuki kelas. Cowok itu memeriksa Apple Watch di pergelangan tangannya. Setengah tujuh kurangkurang, kelas masih sepi, tetapi Rina sudah ada di tempat duduknya. Gadis itu menelungkupkan wajahnya di lipatan tangan. Asa pun berjalan mendekati Rina dengan perasaan cemas.

"Na…." panggil Asa lembut. Tangannya mengusap pucuk kepala, berharap cewek itu mengetahui keberadaannya.

Rina mengangkat kepalanya. Wajahnya menengadah, matanya menatap dengan mata berkaca-kaca. Melihat hal itu, Asa berjongkok di samping Rina, menyejajarkan mata.

"Hei, Na…." Asa kembali menyapa Rina dengan suara lembut. "Lo sakit? Mau gue anter ke UKS?"

Rina menyunggingkan senyum. Melihat raut cemas Asa, membuat hati Rina sedikit menghangat. "Gue nggak pa-pa," jawabnya meyakinkan.

"Tapi wajah lo—"

"I''m fine…." Rina memotong ucapan Asa. "Gue tidur bentar, ya. Nanti pas apel, bangunin." Tak lupa Rina menyunggingkan senyum manisnya.

Asa menghela napas panjang. Jika Rina sudah dalam mode seperti ini, tidak akan ada yang bisa mengalahkan kekeraskepalaan gadis itu.

"Tidur aja. Gue di sini."

Rina tersenyum lebar meski matanya berkata lain. "Thanks, Sa," ujar Rina penuh rasa terima kasih.

Asa hanya menganggukkan kepala, lantas duduk di samping Rina yang sudah menelungkupkan kepala seperti sebelumnya. Sebenarnya, Asa ingin bertanya lebih. Dia ingin tahu kenapa Rina berangkat sekolah dengan keadaan seberantakan itu. Namun, semua tanya itu Asa tahan. Dia tidak mau Rina merasa risi dan tidak nyaman.

Pukul 06.45 tepat, bel sekolah berbunyi. Anak-anak kelas XI PF mulai beranjak dari kelas untuk mengikuti apel. Melihat teman-temannya keluar kelas, tidak serta merta membuat Asa beranjak dari posisi duduknya. Matanya melirik kepada Rina yang masih menelungkupkan kepalanya. Sahabatnya itu sepertinya memang sedang sakit. Asa tidak tega, tetapi tidak bisa membawa Rina ke UKS. Asa tidak mau Rina pundung dan mendiaminya. Oh, Asa tidak mau hal itu terjadi. Dunianya akan hampa tanpa mendengar suara gadis yang dua tahun terakhir ini menguasai tempat khusus di hatinya.

"Apa yang kalian lakukan di kelas? Mau mangkir apel?" Suara nyaring Bu Fanny membuat Rina mengangkat kepalanya.

"Rina, Asa! Segera turun sebelum saya hukum kalian!"

"Rina sedang sakit, Bu."

"Nggak usah banyak alasan," bantah Bu Fanny. "Saya tunggu kalian di lapangan. Beri contoh yang baik untuk adik-adik kelas kalian."

Hampir saja Asa mengeluarkan kata-kata mautnya untuk membalas ucapan Bu Fanny, tetapi tangan Rina sudah terlebih dahulu menahannya. Rina menegur Asa melalui tatapan. Kepala gadis itu menggeleng tanda tidak suka dengan sikap Asa yang sering membantah.

SMK (Suka saMa Kamu)Where stories live. Discover now