Bab 15 : Dua Pemikiran yang Berbeda

187 33 2
                                    

Halo semua

Jangan lupa vote sebelum baca

Konflik mulai terlihat, ya

Happy reading

***

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


***



"Sebelum pembagian tugas masing-masing divisi, tim kreatif akan mengadakan casting sederhana. Casting ini buat nentuin para pemain dalam setiap peran."

Setelah menyebutkan garis besar isi cerita, Rina mengatakan perihal casting yang sudah lebih dahulu ia rapatkan dengan tim kreatif.

"Yang ikut berarti anggota klub teater doang, dong?" Aeri, salah satu panitia di luar klub teater bersuara. Tampaknya, yang lain juga memiliki pertanyaan yang sama. Buktinya, ada beberapa panitia yang ikut menganggukkan kepala.

"Ini casting terbuka, ya. Semua yang ada di sini boleh ikut tanpa terkecuali," jawab Rina tegas dan lantang. "Hanya saja, jika dirasa kurang dan yang di sini nggak bisa memenuhi kriteria, kita akan open casting untuk semua warga sekolah di luar panitia."

"Nantinya bakal dobel job, dong, Na? Misal gue kepilih jadi salah satu pemain, gue juga masih harus ngurusi masalah dekdok, kan? Ada solusi nggak? Soalnya gue tertarik banget ikut casting. Siapa tahu bakat terpendam gue bisa tersalurkan."

"PeDe banget lo." Reihan tak terima dengan ucapan Ikal. Pria berperawakan kecil itu menatap Ikal sinis.

"Mending lo diem, deh. Lo tuh nggak diajak," balas Ikal sengit.

"Asal lo tau, ya. Gue bagian dari tim kreatif. Dan lo adalah orang pertama yang bakal gue coret dari daftar pemain."

"Idih...bisanya ngancem."

"Cukup!" Sentakan Rina berhasil membungkam kedua cowok yang memiliki sifat bertolak belakang itu terdiam. "Kalau kalian berdua masih berantem, mending keluar dari sini sekarang juga."

Suasana rapat mendadak hening. Saking sunyinya, mereka bahkan bisa mendengar detak jantung mereka sendiri. Tidak ada yang berani mengangkat kepala kecuali Vano dan Asa. Kedua cowok yang menjabat sebagai ketua dan wakil itu sejak tadi memang diam dan hanya mengamati. Sebenarnya, Asa sudah ingin ikut campur saat Ikal dan Reihan mulai berdebat. Hanya saja, ia tahan sampai Rina meledak seperti saat ini.

"Gue udah cukup bersabar dengan project ambisius sekolah ini. So please...jangan kekanakan. Fokus dengan tugas masing-masing." Suara Rina mulai terdengar putus asa. "Keberhasilan project ini bergantung pada kita semua. Gue nggak mau project ini menjadi satu-satunya penyesalan gue sebelum kelas XII sibuk dengan PKL dan praktek. So, gue mohon kerjasamanya."

SMK (Suka saMa Kamu)Where stories live. Discover now