Bab 18 : Provokasi

197 36 4
                                    

halo semua...

Yuk, presensi dengan emot kesayangan kalian di sini

Jangan lupa vote sebelum baca

Happy reading

***

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***



Rina sampai di sekolah terlalu pagi. Sengaja memang. Dia hanya ingin menghindari papanya. Hari ini adalah hari penting. Rina tidak ingin merusak mood karena harus bertengkar dengan papanya.

Suasana ulang tahun sekolah mulai terasa. Beberapa bendera dan spanduk telah dipasang di beberapa sudut sekolah. Suasana akan bertambah meriah setelah hasil dari rapat OSIS hari ini keluar. Senyum tipis terbit di bibir Rina saat melihat sosok Eja berjalan tepat di depannya. Dengan mempercepat langkah, Rina menghampiri sahabatnya itu.

"Woi!"

"Eh!" Eja terkejut dan refleks memukul bahu Rina. "Iseng banget, sih, lo. Kalau gue mati karena jantungan gimana? Mau tanggung jawab lo?"

"Ya...gue tinggalinlah.... Nanti juga ditolongin orang lain."

"Tega banget lo...." Eja menatap Rina tak percaya. "Lo beneran pengen gue jantungan terus mati? Gue nggak mau mati sebelum ketemu Jaemin NCT."

Rina melirik geli wajah Eja yang terlihat sangat memuja itu. Dia sudah tahu kesukaan Eja, termasuk kecintaannya kepada oppa-oppa Korea itu.

"Gila..." Rina berkomentar ringan seraya menggelengkan kepala.

"Gue nggak gila, ya...," bantah Eja.

"Iya. Lo nggak gila. Tapi, sinting." Rina tertawa puas setelah mengejek cewek berkacamata itu, kemudian merangkulnya. "Lo udah sarapan? Hari ini kita bakal super sibuk."

Eja mengangguk. "Em. Mama bawain bekal buat sarapan sama makan siang," jawab Eja. "Lo mau? Ntar kita sarapan bareng."

Rina menggeleng. "Gue beli di kantin aja. Kan mama lo bikinin sarapan khusus buat lo."

"Eh, nggak masalah, kok. Lagian mama kalau bikin bekal banyaknya kebangetan. Nyamain porsi gue sama papa."

Rina tertawa kecil. Eja memang selalu berangkat pagi karena harus berangkat bersama sang papa. Papa Eja memang seorang buruh pabrik yang memang jam kerjanya pagi banget. Karena Eja tidak memiliki kendaraan lain untuk ke sekolah, jadilah dia berangkat bersama sang papa.

"Ya udah. Ntar gue bantuin habisin sarapan lo."

Eja tersenyum penuh rasa terima kasih setelah mendengar ucapan Rina. Eja tidak berbohong. Mamanya memang selalu memberikan porsi terlalu banyak untuk bekalnya. Padahal, porsi makan Eja tidak sebanyak itu.

SMK (Suka saMa Kamu)Where stories live. Discover now