.42

4 0 0
                                    

OOO

Satu minggu sudah terlewat. Hari-hari kelam minggu lalu kini sudah menjadi bagian cerita masing-masing insan. Dan kicauan burung pagi ini menemani pagi Kayla yang tengah berada di rooftop. 

Wajah ia dongakkan ke arah langit dengan niat agar tubuhnya menyerap sinar matahari pagi dengan baik.

Kesempatan yang diberikan sang dokter untuk berjalan-jalan tak membuat Kayla menyia-nyiakan hal tersebut, walau cairan infus harus terus bersamanya.

Kayla kemudian menghembuskan nafasnya sesaat ia melihat Ajiel yang datang dengan kedua tangan penuh membawa sesuatu. 

Ajiel tersenyum lebar hingga terlihat giginya. Kayla yang melihat hal tersebut mengerutkan dahinya dan berasumsi kalau Ajiel akan atau sudah melakukan sesuatu yang aneh, lagi. 

"Kay!" Panggilnya dengan semangat. Sesaat sampai ia langsung mengeluarkan sesuatu dari kantong kreseknya. 

Dua mangkuk soto betawi beserta beberapa toping lainnya, membuat kedua mata Kayla terbelalak seketika. 

Mulut Kayla terbuka lebar, ia bahkan sampai tak bisa berkata-kata. 

Lelaki dengan wajah yang merasa tak bersalah itu kini berbicara dengan antusias. 

"Hehe, lihat apa yang gue bawa." Ucapnya dengan sangat bangga. Ekspresi terkejut Kayla kini berubah menjadi tawa, Kayla kini tertawa terbahak-bahak melihat perilaku temannya itu. 

"Ji, OMG. Kenapa lo beli banyak banget? Ini semua buat siapa?!" Ucap Kayla dengan kedua alis yang masih terangkat bingung.

"Lo bilang udah bosen makanan RS, so gue bawa makanan kesukaan lo deh, hehe." Balas Ajiel dengan bangga, tentunya. 

Kayla pun menggelengkan kepalanya pelan, "lo tau gue belum boleh bebas makan kan, Ji.." Rengut Kayla dengan kecewa. 

Melihat itu Ajiel segera berbicara, "denger." Ucapnya, membuat antensi Kayla menjadi satu. 

"Ada dua pilihan," tambahnya kembali.

"Lo makan ini dengan jawaban lo bakal sakit karena lo gaboleh makan sembarang,"

"Atau kedua, lo gak makan apa-apa tapi tetep sakit, karena lo gak makan apapun," ucapnya menjelaskan dua pilihan. Hal tersebut membuat Kayla berdeham. 

"Gimana, mending pilih yang ke satu, kan?" Ujarnya, dengan kembali meyakinkan Kayla dan Kayla pun alhasil mengangguk, ia tersenyum dan kemudian mulai membuka tutup mangkuk beralasan kantong kresek tersebut. Melihat itu Ajiel pun melakukan hal yang sama. 

Satu suapan pertama, seluruh indra rasa di mulut Kayla kini terasa seperti menari-nari, hingga kedua matanya terbuka dan tertutup menikmati indahnya rasa soto betawi yang ia santap ini setelah sekian lama. Rasanya sungguh menjadi berkali-kali lipat enak dan nikmat.

Selagi makan, keduanya berbincang-bincang ringan. 

.

Beberapa hari lalu, Ajiel diberitahu kondisi Kayla oleh dokter River, yang di mana kondisi tubuh Kayla memiliki perkembangan baik, tetapi ada satu hal yang membuat Kayla harus tetap di awasi, yaitu mengenai mentalnya yang belum bisa dikatakan sembuh 100%. 

Rencana Ajiel yang ingin mempertemukan Samudra dengan Kayla pun harus diundur saat tahu kondisi Kayla. Tetapi, Ajiel tidak bisa terus menerus menyembunyikan fakta kepada Samudra bahwa Kayla berada di rumah sakit ini dan sedang dirawat. Pasalnya, Ajiel tertangkap basah saat ia menuntun risbang pasien untuk pindah ruangan, yang dimana saat itu Samudra dengan kedua matanya melihat sosok seorang Kayla dengan jelas.

No One Can Remove YouWhere stories live. Discover now