.12

19 5 5
                                    

OOO

"Kalau diliat dari foto ruang rapat yang ancur gak sampe ke meja lo. Gue yakin dia keburu keperegok sama orang," Seru Jevano yang sedari tadi memperhatikan cetakan foto ruangan rapat dengan seksama.

"Gimana Ji, orang yang ngeliat kejadiannya udah ketemu?" Tanya Danny sambil menengok kebelakang melihat Ajiel yang sedang berkutat dengan ponselnya.

"Udah Dan, and good news saksinya cuma dia sendiri" Balas Ajiel yang masih sibuk dengan ponselnya. Ia dari tadi sibuk mencari foto yang jelas untuk di cetak dan di taruh di white board pemecahan masalah bersama bukti-bukti yang sudah terkumpul sebelumnya.

"Arjuna Dewangga Atama" Celetuk Aji. Membuat seluruh orang di ruangan itu berhenti dari kegiatannya dan menatap Aji.

"Arjuna, anak Fakultas Kedokteran semester akhir seangkatan sama kita dan dia ngambil projek akhirnya, proposal penelitian tentang PTSD (post-traumatic stres disorder)" Tambah Ajiel menjelaskan.

"Seangkatan? Gue baru denger namanya. Lo gak salah kan?" Ucap Danny mengernyitkan dahinya berusaha untuk mengingat orang tersebut siapa tahu ia pernah bertemu tetapi ia lupa.

Aji menggelengkan kepalanya, "Dia anak pindahan. Dia pindah ke sini sekitar semester 4 atau 5." 

"Gue juga cuma denger sekilas doang tentang si Arjuna pas dia baru pindahan. Anak-anak cewe pada rusuh waktu itu, soalnya ada anak baru ganteng. Tapi habis itu gue gak denger apa-apa lagi sih tentang dia" Tambah Ajiel. 

"Kalau diliat namanya gak blow up. Anaknya pasti gak macem-macem sih," Ucap kembali Ajiel.

"Dia apes aja berarti ya? Hahaha" Seru Axel tertawa. Mengapa Axel berkata seperti itu, ya karena tentunya orang tersebut akan terkunci dengan mereka hingga masalah ini benar-benar selesai.

"Apes gak apes sih Xel," Timpal Aji.

"CCTV udah selesai semua, Jev?" Tanya Danny kepada Jevano yang fokus menyelesaikan rekaman cctv kampus setelah tadi menganalisis beberapa foto. Sebelumnya Yudha telah menyerahkan tugasnya kepada Jevano sebelum ia pergi tadi.

"Yap, all done! Pelakunya main bersih, dia sebisa mungkin ngehindarin semua cctv yang ada. Kayaknya dia anak kampus lo, kak. Soalnya dia tau semua letak cctv," Balas Jevano sambil memutarkan kursi menghadap Danny. 

"Tapi bukan gue kalau gak cari sampai detail" Tambahnya tersenyum.

"Dia pake jaket panitia mufest tahun ini, so kemungkinan besar dia juga panitia mufest tahun ini." Tambahnya kembali.

Danny mengangguk dan melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. "Yoga harusnya udah dateng," Serunya. 

Para anggota yang sedang fokus pada tugasnya masing-masing kembali berhenti saat mendengar hal tersebut. "Gue susul," Ucap Juna berdiri dari duduknya dan bersiap untuk keluar.

"Gue"

"Gue yang susul Yoga, lo diem disini" Ucap Danny menghalau badan tinggi Juna. Juna kini menatap mata Danny dalam, tatapan yakin yang diberikannya tak membuat Danny mengalah malah Juna melihat jelas dimata Danny seolah berkata bahwa Just stay. Don't ever fu*king go. 

No One Can Remove YouWhere stories live. Discover now