.10

29 5 2
                                    

OOO

2 minggu berlalu. Setelah kejadian di rooftop sore hari itu kini Kayla kembali menjalankan aktivitasnya sebagai mahasiswi. Sayangnya hal yang menimpanya waktu lalu membuatnya kini harus selalu mengonsumsi obat yang diberikan dokternya. 

Sudah hampir satu bulan juga ia tidak menginjakkan kaki di kampus memberikan sensasi yang berbeda bagi Kayla. Gerbang hitam tinggi, pohon-pohon rimbun yang berdiri kokoh, hingga kantin yang selalu ramai dan menjadi tempat hangat berita mencuat membuat rasa rindunya kini terobati.

''KAY!!'' Pekik seorang laki-laki. Kayla berbalik dan melihat Aji yang berdiri jauh darinya dan kemudian melambai-lambaikan tangannya menyapa Kayla hingga kedua matanya mengecil membuat Kayla tersenyum dan membalas lambaian tangan Aji yang tak lama Shasa datang dan mulai melambaikan tangannya juga.

Pagi yang dimulai dengan energi baik dari orang-orang terdekatnya membuat wajahnya di hiasi oleh senyum indahnya. Sepanjang ia berjalan di lorong terdapat banyak selebaran poster Mufest yang akan diselenggarakan sabtu ini. Tapi sepertinya Mufest kali ini ia tidak akan ikut. Pasalnya saat Mufest tahun lalu ia ikut karena menemani Shasa yang dimana wish listnya adalah menonton Mufest bersamanya dan mendapatkan seorang pacar. Kini kedua wish listnya tersebut telah terwujud dan sekarang juga Shasa bisa menonton Mufest bersama Ajiel.

for order the ticket contact @ officialMFtreeuniv on twitt3r.

Terdapat buble kecil dalam poster memberitahukan informasi untuk pembelian tiket. Kayla cukup terkejut pasalnya kini untuk memesan tiket jauh lebih mudah dibandingkan tahun sebelumnya yang harus menghampiri panitia penyelenggara untuk membelinya, hal tersebut tentunya bukan masalah besar bagi Kayla, hanya saja kenangan tahun lalu saat membeli tiket Mufest cukup buruk bagi Kayla.

Fyuhhh akhirnya sampai kelas, Gumamnya kemudian menaruh tas di kursi sebelahnya.

Cuti sakit yang memakan waktu hampir satu bulan penuh membuatnya bersemangat untuk kuliah kembali. Ruangan kelasnya sekarang masih cukup kosong, hanya beberapa orang saja yang baru datang dan menduduki bangku-bangku yang ada. Kebanyakan dari mereka hanya menaruh buku di atas meja dan pergi keluar kelas lalu kembali jika dirasa kelas akan dimulai. 

Bagi Kayla yang tak memiliki teman dekat ia mengisi waktu luangnya sebelum kelas dimulai dengan membaca buku dan ditemanin lantunan lagu milik sang penyanyi idolanya, NIKI.

"Hai!" Seru seorang perempuan menghampiri bangku Kayla.

Kebetulan Kayla belum memasangkan kedua airphone ditelinganya, ia pun langsung menoleh ke arah orang yang menyapa itu.

Rambut pendek di atas bahu dengan poni yang menyempurnakan wajah mungilnya membuat Kayla sedikit terkejut melihat seseorang dengan wajah yang begitu kecil. Otomatis Kayla tersenyum di buatnya.

"O-oh Hai?" Balas Kayla. Ini pertama kalinya seseorang mengajaknya berbicara disaat ia baru kembali dari cuti. Dengan kepribadian Kayla yang cukup tertutup membuatnya cukup sulit juga bersosialisasi dengan orang sekitar yang belum ia kenal sama sekali.

"Kayla ya? Kenalin aku Agatha Kim" Tambahnya. Matanya begitu berbinar. Aura yang dipancarkannya begitu menyilaukan mata. Seakan melihat bunga matahari dari jarak yang sangat dekat. Kayla kini terpesona olehnya.

Agatha yang melihat Kayla menatap bengong kepadanya membuat ia menggerakkan tangannya ke kanan dan ke kiri.

"Ah- maaf" Ucap Kayla tersadar dari lamunanya  dan langsung menundukan wajahnya malu.

Agatha tertawa kecil dibuatnya"Tidak apa-apa. Mungkin kau terkejut karena tidak mengenaliku ya?"

"Aku mahasiswi pindahan. Dan aku yakin seratus persen kau baru pertama kali melihatku juga," 

Kayla hanya mengangguk meresponnya. Ia tidak percaya perempuan di depannya ini begitu antusias saat berbicara kepadanya. Perbandingan sifat yang begitu jauh kini terlihat sangat besar sekarang.

"Aku datang saat kau cuti sakit jadi kau tidak akan mengenali ku. Jadi aku berinisiatif untuk berkenalan dengan mu~" Ucapnya panjang lebar menjelaskan situasinya. Suara yang lembut membuat rasanya ingin mendengarkan ceritanya sepanjang hari.

"Kalau begitu selamat datang" Ucap Kayla memberikan senyum ramahnya. Ia baru tersadar sepertinya Agatha berasal dari luar negri. Walaupun ia menggunakan bahasa baku tetapi artikulasi kata per katanya tak kaku sama sekali bahkan terdengar seperti sudah lama berbicara bahasa. 

"Iya, terima kasih banyak! Aku harap kita bisa lebih dekat" Ucapnya dengan senyum cerahnya. Kayla terdiam saat Agatha mengucapkan kalimat terakhir.

'Aku harap kita bisa lebih dekat' Tak ada alasan yang rumit untuk itu tentunya. Kayla hanya tak ingin orang baru masuk kedalam kehidupannya lagi. Walaupun itu terjadi, ia tidak akan mudah memasukkan orang asing di kehidupanya. Sudah cukup pengalamannya waktu lalu membuat Kayla kecewa, ia tidak ingin menambah rasa kecewa itu tumbuh dan membesar di hidupnya.

 Tak ada balasan dari Kayla ia hanya tersenyum canggung kepada Agatha. 

Agatha menyadari hal tersebut tetapi ia tetap tersenyum "Bagaimana dengan siang ini apakah kau mau makan siang bersama?" Tanya Agatha berusaha mencairkan suasana dan mencoba mendekati Kayla kembali. 

Ah, aku jadi seperti orang jahat disini Gumam Kayla. "Maaf Agatha. Tapi aku akan ada urusan siang ini"

Raut wajahnya sedikit terkejut mendengar jawaban Kayla. Walupun Ia sudah menduga Kayla akan menolak ajakanya tersebut tetapi saat mendengarnya langsung tetap membuatnya terkejut "Baiklah kalau begitu. Lain kali aku akan mengajakmu lagi!" Ucapnya sambil berdiri dari duduknya dan berjalan pergi.

OOO

"Gimana Ji semuanya udah selesai?" Seru Danny kepada Aji yang bejalan kepadanya sambil membawa beberapa gulungan kertas di genggamnya.

"Sembilan puluh tujuh persen. Tiga persen lainya untuk keberlangsungan saat acara mulai." Balas Aji. Danny mengangguk paham.

"Malam ini ke studio. Don't forget it" Ucap Danny setelah beberapa saat.

"Of course, i'm not Sir"

"Semua kartu memori cctv yang ada di kampus udah gue pegang dan Yudha udah periksa sebagian, kita lanjut selesain malam ini" Seru Danny. 

"Tapi karena Yudha harus siap-siap buat sabtu nanti, jadi dia gak bisa beresin semuanya seperti biasa, jadi gue pikir Jevano bisa ganti peran Yudha kali ini" Tambah Danny.

"Keamanan pintu masuk siapa yang urus?" Timbal Aji cepat.

 "Terus, sejak kapan Jevano bisa duduk di bangku Yudha? Yang selama ini Yudha adalah otak dari semuanya. Lo sendiri yang bilang kalau Yudha gak bakal bisa terganti. Yudha itu yang terbaik diantara yang terbaik. Itu yang selalu lo bilang kan?" Ucap Aji. Nada bicaranya meninggi.  

"Jevano? Lo bercanda Dan?" Tambah Aji tersenyum miring.

Tak heran mengapa Aji menanggapinya seperi itu pasalnya masalah di antara mereka memang belum sepenuhnya usai. Sepertinya memang Danny sepertinya salah mengungkit nama Jevano di hadapan Aji. Tetapi menyembunyikan fakta pun akan membuat semuanya lebih buruk.

"Semua ucapan lo bener Ji, posisi Yudha gak bisa terganti atau pun ada orang yang bisa menggantikan Yudha"

"But, one year ago. Jevano datang ke apart gue, dan dia satu-satunya orang yang benci dengan kenyataannya gue akan vakum. Dia bilang ke gue "Lo gak boleh vakum sebelum lo liat gue jadi salah satu orang yang penting di sini" Gue kaget bukan main hahaha"

"Dan gue berikan dia satu misi,"

 "And you know what? Dia menyelesaikan misinya dengan sempurna, Ji" Ucap Danny kembali.  

"Tentang keamanan. Lo lupa kita punya Yoga sama Juna?"

"Mereka berdua udah lebih dari cukup kalau hal buruk terjadi" 

"Dan tentang Jevano. Gue mau bilang, He's grow up become a genius kid, Ji. Dia jadi otak kedua setelah Yudha."

OOO

Haloo readers! Jika suka dengan cerita ini jangan lupa untuk vote dan komen ya!

-xoxocy-

No One Can Remove YouWhere stories live. Discover now