.19

16 4 7
                                    

OOO

Malam berat menghantui kedua insan yang sedang tertidur lelap pun telah terlewati. Sinar matahari yang menembus celahan tirai menyilaukan kedua mata mengartikan sudah saatnya bangun untuk menyambut hari baru.

Kayla membuka kedua matanya pelan yang dimana cahaya matahari langsung menyorot kepada kedua matanya, membuat ia menutup matanya kembali cepat.

"Ughh..."

Disaat ia ingin mengangkat tangannya untuk menutupi silauan matahari, tangan kanannya tidak bisa ia angkat. Rasanya tanganya kini berat seperti tertindih oleh sesuatu.

Dengan kepala yang masih pusing ia bangun dengan menumpu beban tubuh oleh tangan kirinya. dan saat Kayla telah di posisi duduk, ia terkejut bukan main saat seseorang laki-laki tidur dengan kedua tanganya yang bertumpu di tangan Kayla.

Siapa!? Pekik Kayla dalam hatinya.

Posisi tangan laki-laki tersebut yang seperti telah memegang tanganya membuat Kayla menarik tangannya cepat.

Bersamaan dengan tarikan tangan Kayla, Danny terbangun dari tidurnya dan mengucek kedua mata dan menemukan Kayla yang telah bangung sambil menyilangkan kedua tangan di dadanya.

Whatt! Am i slept here?! Gumam Danny dengan kedua bola mata yang membesar tak percaya.

How... Tambahnya.

Kini Kayla dan Danny sama-sama terkejut dan membelakkakan matanya tak percaya. Bahkan Kayla berpikir apakah ini halusinasi atau kenyataan. Berbeda dengan Danny, tak lama saat ia menyadarinya ia pun kembali bersikap biasa.

1 menit berlalu dengan suasana awkard yang tak bisa di halau, bahkan karena sangat hening suara gesekan daun di luar jendelapun terdengar sangat jelas. Rasanya detik per detik berlalu begitu lama.

"Gimana, apa ada yang sakit?" Tanya Danny membuka pembicaraan dan memecahkan suasana awkard ini.

Tak ada balasan dari Kayla, ia masih terkejut dan bertanya tanya mengapa sosok Danny kini bersama dirinya di ruangan ini. Bahkan Kayla bingung mengapa ia kini berada di rumah sakit.

"Tenang. Gue gak macem-macem sama lo," Seru Danny yang kini beranjak dari duduknya. dan diikuti tatapan curiga Kayla.

Danny yang menyadarinya menghembuskan nafasnya pelan, "Walaupun tampilan gue kayak gini, gue bukan orang brengsek kok," Tambah Danny.

Mendengar hal tersebut dari Danny, membuatnya sedikit tenang dan bersalah disaat yang bersaman. "Maaf-gue gak maksud curig-"

"No. Gak perlu minta maaf yang lo lakukan itu wajar,"

"Kalau gue di posisi lo pun, gue akan melakukan hal yang sama" Tambah Danny.

Kayla menunduk pelan dan menemukan lengan kirinya yang diinfus. Kayla mengerutkan dahinya bertanya. Apa kambuh lagi ya? Tapi kenapa aku gak inget apa-apa?, Gumamnya dan tak lama ia melihat sekeliling.

Ini juga bukan Rumah Sakit yang biasa aku di rawat, Tambahnya dengan alis yang masih menyatu kebingungan.

"Di liat dari reaksi bingung lo, kemungkinan besar lo gak inget apa-apa. So, disini gue akan jelasin situasinya." Ucap Danny.

Gak inget apa-apa? Apa maksudnya? Gumam Kayla.

"Kemarin malam, seseorang menerkam lo dari belakang dengan kain putih yang sudah di kasih obat bius," Ucap Danny melanjutkan.

Mendengar ucapan menerkam dan obat bius tentunya membuat Kayla shock, dan detakan jantungnya mulai berdetak cepat.

"Mungkin lo ga inget apa-apa karena dosis obat bius yang tinggi dan-" Ucap Danny tertahan saat ingin menyebutkan tentang obat depresan yang dikonsumsinya.

No One Can Remove YouWhere stories live. Discover now