.33

5 2 0
                                    

OOO

Hari ini Kayla pergi utuk cek rutin ke rumah sakit Edelwis, mengganti jadwal yang ia cancel kemarin.

Alasan ia sampai membatalkan janji temunya, dikarenakan pembicaraan ia dengan dokter River melebihi waktu yang telah disepakati, tetapi walau waktu cek rutinnya terpakai, ia mengetahui banyak hal yang tak pernah ia ketahui sebelumnya. Dan hal tersebut ingin ia tanyakan kepada sang dokter di rumah sakit Edelwis, mengenai komposisi obat anti-panic attacknya.

Kayla menjadwal kembali cek rutinya cukup pagi dengan alasan agar ia tidak pulang terlalu larut, karena perjalanan yang jauh.

Di perjalanan ia memutar playlist musiknya, dan terputar lagu Lost Boy-Ruth B,  yang dimana satu bait liriknya membuat kilatan memori melewat.

He came to me with the sweetes smile

Told me he wanted to talk for a while

He's said , "Peter pan, that's what they call me,

I promise that you'll never be lonely."

Belum memasuki Chorus, ia segera menghentikan lagu tersebut dengan helaan nafas lelah terdengar.

Rasanya usaha ia untuk melupakan selalu berujung sia-sia disaat beberapa hal yang berkaitan dengan Samudra terputar.

Hampa. Itulah yang bisa mendeskirpsikan kedua bola mata Kayla yang menatap keluar  jendela sekarang. Dengan mengubur memori tentangnya sedalam lautan, hatinya pun lengang seperti lautan dalam yang gelap.

Sesekali Kayla berbicara di dalam hatinya.

Semesta, walau sempat ku kecewa...tapi aku  tetap menaruh asa terhadapmu.

Tolong...berikanlah insan ini kesempatan untuk merasakan bahagia kembali. Bisik Kayla.

Kemudian atensinya dicuri oleh siswi SMA yang sedang berbicang di baris bangku sebelahnya hingga Kayla mendengar sepenggal pembicaraan mereka.

"Ih lo mah gue ingetin tetep aja, batu!" Ucap perempuan kepada rekan sampingnya.

"Lo juga tau kan, disaat dia pergi, disitulah titik dimana dia memang putusin, kamu!" Ucap kembali temannya. 

"T-tapi kalau situasinya memang bukan begitu gimana, Res?" Balas si rekannya itu.

"Aduh...kalau emang dia sayang sama kamu, apapun situasinya pasti dia kasih kabar. Bukannya ngilang, terus buat anak orang uring-uringan nunggu kabar!" Balas si perempuan yang bernama Res itu, yang terlihat wajahnya menunjukkan bahwa ia sudah lelah.

Kayla menyeringai mendengar percakapan remaja siswi SMA tersebut dan membuat satu pertanyaan muncul di benak Kayla, 

Jika seseorang mengatakan hal seperti itu kepada seorang Kayla lebih cepat, apakah ceritanya akan berbeda? Gumamnya, mempertanyakan.

Tetapi ia langsung mendapatkan jawaban pasti dari pertanyaannya itu yang dimana, jika terdapat seseorang seperti siswi Res tersebut mungkin ia tidak akan sampai menaruh rasa, asa dan tanpa kepastian seperti saat ini.

Lalu pikiran lain pun menyusul, yang dimana ia berkata dalam benaknya, jika ada ataupun tidak seseorang yang berbicara kepadanya seperti siswi SMA bernama Res itu. Pilihanya mungkin tetap akan sama seperti sekarang. Karena, jika ia memilih jalan lain, mungkin ia tidak akan merasakan bagaimana dirinya berproses dalam keluar dari lubang hitam di hidupnya.

Walau masih bisa dikatakan ia belum keluar dari lubang hitam itu sepenuhnya.

Perjalanan yang menguras waktu dan tenaga ini, akhirnya Kayla pun sampai pada tujuan, rumah sakit Edelwis.

No One Can Remove Youحيث تعيش القصص. اكتشف الآن