.40

14 2 1
                                    

OOO

Danny memfokuskan pikirannya yang tak bisa ia fokuskan. Kedutan di kepalanya yang terasa sedari tadi tak bisa membuat ia fokus.

Danny memijat kepalanya pelan. Ia masih di dalam posisi duduk.

Yudha menghentikan kegiatannya disaat Danny terlihat menunduk sambil memijat kepalanya. 

"Dan, you okay?" Tanya Yudha sedikit khawatir.

Di ruangan, sekarang hanya ada Danny dan dirinya. Axel sudah keluar cukup lama untuk berbicara kepada anak buahnya tadi.

"Kinda dizzy, but i'm fine." Balas Danny mengangkat kepalanya dan tersenyum kecil terhadap Yudha. Yudha kemudian tak bereaksi apapun. 

Tanggung jawab dan rasa sakit yang selalu di bawa sendiri di pundaknya, tak bisa membuat member TIGSHA bertindak apa-apa, karena menyuruh Danny untuk berhenti pun tak membuat tanggung jawab dipundaknya berkurang. 

Seperti halnya satu tahun lalu, saat Danny mengusut kematian sang adik, seluruh member TIGSHA tidak ada yang tau jika Danny melakukan semua penyelidikan sendiri. Bahkan member TIGSHA, baru mengetahui semua itu disaat Danny sendiri yang mengungkapkannya.

"Wait, let me call the docter." Usut Yudha setelah melihat Danny yang tak berhenti memegang kepalanya. 

Tak sampai satu menit Yudha menelepon, seorang dokter datang dengan langsung menghampiri Danny. Dokter tersebut seperti sudah memprediksi hal ini, karena kini dokter tersebut datang dengan santai. 

Yudha mengernyikan dahinya. Tapi kemudian fokusnya teralihkan, disaat sang dokter meminta bantuan Yudha untuk menuntun Danny ke ranjang. Setelah badan Danny berposisi telentang, sang dokter pun meminta Yudha untuk menunggu diluar. 

Yudha menuruti ucapan dokter tanpa ada ajuan pertanyaan.

Sambil membawa laptopnya, ponsel Yudha sudah siap untuk menghubungi Axel, memberitahu kondisi Danny.

OOO

"Gimana, apa yang terasa?" Ucap sang dokter River dengan tangannya sambil mengecek detak jantung Danny. 

"Pusing?" Tambah dokter River.

Satu tangannya masih memegangi kepalanya, Danny hanya mengangguk menjawab pertanyaan sang dokter tanpa ada kata yang keluar. 

Setelah selesai, dokter River kemudian menghentikan kegiatannya. Danny lalu membuka matanya pelan. 

"Okay..it's not really a big thing." Ucap sang dokter dan Danny, ia bernafas lega.

"Setelah hasil xray keluar,"

"Hasilnya mengatakan kalau kepala mu terkena cedera ringan."

Seperti yang sudah mengetahui sebelumnya, Danny tak terlihat terkejut dengan hasilnya. Ia hanya memperhatikan.

"Dan yup. Saya simpulkan hal tersebut terjadi karena kepala mu terkena benda tumpul secara berulang." 

"It is true mr. Danny?" Tanya Dokter River tiba-tiba, tapi Danny masih tetap diam tak menjawab.

Dokter RIver mengangkat sebelah alisnya, "Well, it's none of my business if you don't want to talk about it further."

"Tapi—untuk sekarang, saya sarankan kamu untuk istirahat, for a week." Tambah kembali Dokter River.

Danny tak bereaksi saat ia tadi mendapatkan hasil xray nya, tetapi ia bereaksi disaat Dokter River menyuruh Danny untuk beristirahat cukup lama. Danny kini bangkit dari posisi berbaringnya. 

No One Can Remove YouOù les histoires vivent. Découvrez maintenant