20 (21+)

87 1 0
                                    


Alana yang akhir-akhir ini suka menatap nyalang kedepan membuat perhatian Gilang menjadi tertuju pada perempuan itu. Pasalnya, Alana sering melamun di depan jendela.

"ayo kita berangkat. Nanti kamu telat kekampusnya," begitu suara Gilang yang menggelegar seantero ruangan tengah dan berhasil mengalihkan perhatian Alana. Alana tidak beranjak dari tempat ia berdiri. Yang dilakukan oleh perempuan itu malah menatap seksama laki-laki yang saat ini sedang menatapnya dengan tatapan penuh dengan tanda tanya.

Lama-kelamaan paham dengan keadaan, Gilang langsung menghampiri perempuan itu. Dan tanpa mengeluarkan sepatah kalimatpun, Gilang langsung memeluk perempuan itu. Sesekali ia mengecup puncak kepala Alana dengan sayang sembari tangan kekarnya mengelus punggung Alan denganm lembut.

Alana membalas pelukan Gilang dengan erat sembari perempuan itu menenggelamkan kepalanya didada bidang milik Gilang.

"Aku janji Al, setelah kita punya segalanya, aku nggak akan pernah ninggalin kamu Al. Dengan begini, aku merasa bersalah banget sama kamu Al," kata Gilang dengan masih memeluk erat Alana dengan sayang. Jangan ditanya lagi seberapa sayang rasa Gilang kepada perempuan yang saat ini ia peluk dengan erat.

"dan aku seperti ini, juga bentuk rasa tanggung jawabku untuk menikahi kamu," tambah Gilang lagi yang berhasil membuat air mata Alana mengalir sepagi ini. Bukan karena kalimat Gilang yang membuat air matanya jatuh begitu saja. Namun, karena perilaku Gilang saat ini. Tanpa Alana bercerita kepada Gilang, laki-laki itu sudah tahu sebab kesedihan Alana. Alana tidak akan menemukan laki-laki seperti Gilang. Dimana laki-laki itu sangat bisa untuk memahami dirinya.

Alana sudah tidak mampu untuk berkata-kata lagi, yang ia lakukan hanyalah membalas pelukan Gilang lebih erat. Akhir-akhir ini Alana sedang dikuasai oleh sifat emosionalnya yang tidak bisa ia kontrol.

"udah ya cantikku. yok kita berangkat kuliah," pinta Gilang sembari melepaskan pelukannya. Namun, Alana malah mengeratkan pelukannya. Hal itu membuat Gilang semakin tersenyum hangat dan semakin mengeratkan pelukannya pada Alana.

Laki-laki itu malah menggendong Alana dan mendudukan perempuan itu disalah satu meja hias yang lumayan tinggi. Sehingga membuat tinggi mereka sama. Gilang melepaskan pelukannya. Dan yang dilakukan oleh laki-laki itu selanjutnya adalah menghapus air mata Alana dipipi perempuan itu sembari Gilang menampilkan senyuman manisnya.

"aku nggak bisa lihat perempuan nangis. kamu tau itu, kan?" Perkataan Gilang itu membuat Alana tersenyum dalam kesedihannya.

Alana mengamati seluk beluk wajah Gilang dengan seksama. Sampai saat ini, ia tidak menyangka jika ditemukan oleh seseorang yang paling mengerti dirinya.

"mungkin dulu kalau kamu nggak beda dari temen-temenmu, mungkin aku nggak sesayang ini sama kamu," begitu kata Gilang. Laki-laki itu mengingat ketika mereka masih berada dipondok. Dimana, Alana selalu beda dari teman-temannya.

"kamu selalu menciptakan perbedaan," imbuh Gilang.

Alana tidak tahu harus bagaimana lagi. Karena, perempuan itu sangat menyayangi Gilang dari apapun.

Gilang mendekatkan wajahnya pada Alana. Dua detik kemudian, bibir mereka sudah saling tertaut satu sama lain. Gilang menarik tengkuk Alana untuk memperdalam ciuman itu. Ciuman itu begitu tulus dan tidak menuntut sama sekali. Dimana benar-benar ciuman untuk mempertegas jika keduanya saling mencintai satu sama lain.

Napas mereka juga terengah-engah. Gilang melepaskan bibirnya, lalu memperhatikan Alana yang begitu cantik didepannya. Ketika napas mereka kembali normal, Gilang kembali mengecup bibir Alana dengan lembut. Kedua tangan kekar milik Gilang sudah memegang kedua pipi Alana. Gilang semakin memperdalam ciumannya. Mengabsen setiap rentetan gigi milik Alana. Ciuman itu begitu hangat sehingga membuat dua anak manusia itu sangat menikmatinya.

Tidak lama, tangan Gilang yang semula berada dipipi Alana, kini sekarang semakin merambat kebawah. Tepat berada diatas payudara milik Alana. Gilang meremasnya dengan lembut. Sehingga membuat Alana melenguh ketika Gilang meremasnya. Ciuman Gilang semakin bergairah. Gilang juga semakin mendorong Alana, agar posisi perempuan itu terlihat nyaman. Satu persatu Gilang mulai melepaskan kancing kemaja hitam milik Alana dengan bibirnya yang masih tertaut dengan bibir Alana.

Sama halnya yang dilakukan oleh Alana. Perempuan itu juga melepaskan kancing baju teratas milik Gilang.

Hingga Gilang berhasil melapaskan kemeja sialan itu yang menutupi pemandangan indah yang selama ini bersembunyi dibalik kain tipis. Hal itu, membuat napas Gilang semakinn terengah. Mata Gilang cukup sendu menatap Alana.

Sejenak Gilang melepaskan kemejanya sendiri karena melihat Alana yang tak kunjung berhasil melepaskan kemejanya. Ia membuang kemejanya begitu saja dan kembali mendekat kearah Alana. Menarik pinggang Alana agar lebih dekat dengannya. Gilang kembali mencium bibir Alana. Tangan kekar milik laki-laki itu juga tidak tinggal diam saja. Satu tangannya telah menarik leher Alana untuk memperdalam ciuman mereka. Sedangkan satu tangan lainnya, telah berusaha membuka tali bra belakang Alana. Cukup sekali sentakan, Gilang berhasil melepaskan bra milik Alana.

Ciuman Gilang beralih turun keleher Alana. Membuat Alana semakin mengeluh karena menikmati ciuman Gilang yang begitu lembut dilehernya. Diposisi yang sama, Gilang juga berhasil menyingkirkan bra milik Alana. Sehingga membuat laki-laki itu bebas untuk meremas payudara Alana dengan lembut.

"Ahh," Alana berhasil mengerang dan semakin membuat Gilang menjadi bersemangat. Tangan Alana juga mengelus kepala Gilang dengan lembut. Seperti sebuah balasan terhadap apa yang dilakukan oleh Gilang kepadanya.

Ciuman laki-laki itu semakin turun dan semakin membuat Alana mengerang.

Jangan ditanya lagi bagaimana penampilan Alana saat ini.

Dua anak manusia itu rupanya telah menikmati suatu kenikmatan yang ada didunia ini.

Hingga Alana yang tersadar tiba-tiba saja ia mendorong Gilang begitu saja ketika laki-laki itu ingin membuka celananya.

"aku udah telat," begitu kata Alana sembari turun dari meja tinggi tersebut. Perempuan itu juga mencari bra nya yang dibuang oleh Gilang begitu saja.

Ekspresi Gilang yang tidak terima karena perlakuan Alana yang tiba-tiba saja mencampakkan dirinya begitu saja. Seolah-olah Gilang merasa jika dirinya dinodai oleh Alana. Ini bagaimana, konsepnya?

Apakah Alana tidak melihat betapa menderitanya Gilang saat ini.

Alana melirik sekilas pada junior Gilanmg yang rupanya sudah mengeras. Alana hanya terkikik geli sembari memakai bra nya kembali.

"Alana kamu tega banget ngebiarin aku kayak gini," rengek Gilang.

"aku udah telat mas," kata Alana sembari kembali mengancingkan kemajanya. Dan tanpa wajah bersalah, Alana menyuruh Gilang untuk memakai kembali pakaiannya.

"Sayang kamu menyiksa aku sepagi ini dan nggak tanggung jawab,"

"ya gimana ya gais ya. aku udah telat. hari ini ada jadwal praktikum,"

Jangan ditanya lagi seberapa kesalnya Gilang saat ini. Ingin marah, ia lebih takut jika Alana yang balik marah. Karena jika perempuan itu marah, akan berubah seperti singa.

Lalu, apa yang dilakukan oleh, Gilang?

Ahh Shitly!!!!!!!!

CINTA PALING RUMIT ( Update setiap Hari)Where stories live. Discover now