3. perdebatan kecil

530 42 1
                                    

Ketika kita merasa sakit, selalu ada banyak maaf untuk hal itu. Ketika kita marah, selalu ada banyak rasa sabar untuk itu. Dan bahkan, ketika kamu pergi, perasaanku akan tetap sama tidak berubah.
-Gilang Ramadhan

(CINTA PALING RUMIT)

"SAYAAAANG, AKU PULANG," begitu suara bariton milik laki-laki yang saat ini berjalan masuk ke dalam rumah sembari membawa beberapa kantong yang entah isinya apa. Laki-laki itu terlihat sangat high vibration.

Sepulang dari kerja, Gilang mampir untuk membelikan Alana makanan. Gilang tahu jika istrinya saat ini merasakan kebosenan seharian dirumah.

"Kamu nggak, ngampus?"

"Hari ini sebenernya ngampus, tapi dosennya lagi nggak bisa dateng. Jadi, diganti hari lain," tukas Alana.

"Kamu nggak nyambut aku pulang, Sayang?" iseng Gilang sembari tersenyum lebar pada Alana.

Alana yang mempunyai wajah datar hanya mampu melihat kegirangan Gilang dari sofa yang ia duduki saat ini. Gilang telah tersenyum lebar menatap perempuan yang saat ini memasang wajah betenya. Sudah tidak kaget dengan wajah datar milik Alana. Semakin lama, Gilang juga mengenali lebih dalam karakter istrinya. Alana yang tidak suka basa-basi. Dan Alana yang lebih memilih banyak diam ketimbang banyak omong. Satu fakta lagi tentang Alana, perempuan itu juga lebih suka berdiam diri dirumah ketimbang berkumpul bersama dengan teman-temannya. Ya! Sebut saja Alana perempuan introvert.

Oh ya! Satu fakta lagi tentang Alana, biasanya orang introvert tidak suka basa-basi dan lebih memilih to the point karena basa-basi adalah salah satu hal yang membuat waktunya terbuang sia-sia. Dan Mereka biasanya dikenal sebagai seseorang yang lebih fokus pada pikiran, perasaan, serta suasana hati dalam dirinya. Ketimbang fokus dengan hal di luar dirinya. Bukan berarti orang-orang introvert itu egois. Justru, mereka malah lebih peduli dengan orang-orang disekitarnya.

Berbanding terbalik dengan Gilang, Gilang yang suka berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya membuat laki-laki itu menjadi banyak bicara. Ya, bisa dibilang jika mereka dua anak manusia yang saling bertolak belakang sifatnya. Saling melengkapi, bisa D katakan seperti itu.

"Nih, aku bawain makanan kesukaan kamu," kata Gilang sembari membuka kantongan plastik yang ia bawakan.

"Kamu mau punya anak, berapa?" tiba-tiba saja Gilang bertanya seperti itu. Yang membuat Alana langsung menoleh kesamping untuk menatap Gilang. Terlihat dari tatapannya, jika Alana sangat malas membahas hal itu.

"Sayang, suami mu ini nanya lo. Masa nggak di jawab?" tanya Gilang lagi ketika menunggu jawaban Alana yang tak kunjung keluar dari mulut perempuan itu.

"Sepuluh," kata Alana dengan malas. Lalu, mencomot martabak manis yang di bawakan oleh Gilang tadi.

"Mbok ya seng serius. Suaminya nanya loh," jawab Gilang sembari menarik Alana mendekat. Lalu, dengan mudahnya, Gilang mengangkat Alana untuk didudukkannya diatas pangkuannya. Agar melihat perempuan itu lebih jelas. Gilang tersenyum lebar sembari mendekatkan lagi Alana kepadanya. Hah! Ini adalah salah satu perlakuan manis Gilang yang sebenarnya mampu membuat Alana meleleh. Namun, ia tidak menampakkannya pada Gilang. Alana adalah perempuan tipikal jika menyayangi seseorang, Alana tidak akan pernah menampakkannya. Karena bagi Alana, jika ia terlihat--ya sebut saja bucin jika bahasa sekarang--dihadapan seseorang yang ia sayangi, maka seseorang itu akan terlihat menggampangkan dirinya. Kenapa ia berasumsi seperti itu? Karena Alana sudah pernah mengalaminya dari rasa sakit yang pernah ia terima sebelum mengenal Gilang.

"Lagian juga nanya aneh-aneh aja. Kan sudah menjadi kesepakatan kita, kalau mau bikin anak setelah aku lulus kuliah," kata Alana sarkas.

"Iya emang apa salahnya berencana dari sekarang, sayang? Apa dua anak lebih, baik?" pancing Gilang menggoda

CINTA PALING RUMIT ( Update setiap Hari)Where stories live. Discover now