6.

341 33 0
                                    

"Mau sebanyak apapun perempuan-perempuan yang mencoba untuk masuk, pemenangnya tetep kamu Alana. Alana yang galak dan banyak kurangnya,"

-Gilang Ramadhan

***

Alana menghembuskan nafasnya dengan kesal. Lalu ia membanting ponsel cerdasnya di atas ranjang besar miliknya. Rupanya perempuan itu terlihat sangat lelah. Terlihat dari wajah lesunya yang ingin sekali memakan orang yang menyenggolnya. Termasuk ia akan memakan Gilang untuk pertama kalinya, setelah kejadian kemarin yang membuat hati Alana menjadi dongkol.

Ditambah lagi sekarang dirinya sedang kedatangan tamu bulanan. Sehingga membuat mood swingnya tidak karuan. Perutnya yang sakit selalu menjadi teman ketika tamu bulanan itu datang. Cukup sakit perutnya. Sehingga Alana memeluk perutnya sendiri, walaupun hal itu tidak menghilangkan rasa sakitnya. Ah! Rasa sakit ini tidak sebanding dengan rasa sakit ketika dirinya melihat seseorang yang ia sayang di peluk oleh orang lain.

Tidak dapat dipungkiri, perubahan hormon pada Alana bisa memengaruhi suasana hatinya alias mood, termasuk saat menstruasi. Hal ini bisa membuat Alana menjadi lebih mudah merasa sedih, tersinggung, bahkan marah-marah sebelum atau selama periode menstruasi.

Pernah suatu hari, Alana mungkin bangun tidur dengan perasaan yang bahagia atau biasa saja. Namun, hanya dalam beberapa jam, mood swing bisa menyebabkan suasana hati berubah menjadi sangat buruk. Apalagi jika ada yang menyenggolnya.

Alana membanting dirinya di atas ranjang king sizenya. Guratan wajahnya terlihat sangat lelah. Sudah beberapa kali ia menghembuskan napasnya dengan kesal. Ia mengangkat satu tangannya untuk melihat arloji yang melingkar manis di tangan mungilnya. Arloji tersebut sudah menunjukkan pukul setengah empat, dengan artian ia harus melakukan kewajibannya. Yaitu sholat ashar.

Ia bangkit dari tidurnya dan berjalan ke arah kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Mungkin dengan salat dirinya akan lebih tenang. Perlu diralat, bukan sebuah kemungkinan, itu memang nyata adanya.

Ketika tangannya akan membuka handle pintu kamar mandi, suara bariton telah memanggil namanya dengan lembut. Sehingga membuat perempuan itu menoleh untuk mencari sumber suara. Setelah itu hanya sekilas kemudian ia melanjutkan membuka handle pintu kamar mandi. Guratan wajahnya semakin terlihat kesal.

"Oh nggak mau di panggil nama, ya?" Begitulah kata Gilang yang membuat Alana semakin menghembuskan napasnya. Ingin sekali Alana mencekik leher Gilang saat ini juga.

"SAYANGGG! OH SAYANGKUU," begitulah suara Gilang yang menggelegar seantero ruangan. Dan membuat Alana semakin emosinya naik ke ubun-ubun. Dengan santainya setelah kejadian kemarin Gilang terlihat biasa saja. Di mana otak laki-laki, itu? Apakah ekspresi Alana saat ini tidak menunjukkan jika dia marah pada Gilang? Atau memang dasarnya otak Gilang yang tidak, ada?

Daripada emosinya naik, Alana lebih memilih masuk ke dalam kamar mandi. Namun, seketika itu juga tangannya ditarik oleh Gilang dengan lembut.

Persamaan dengan itu adanya langsung mengibaskan tangan Gilang dengan kasar sembari berkata, "LEPASIN!"tugasnya dengan marah.

Walaupun ia mengibaskan tangan Gilang yang kuat tidak berimbas apa-apa, Alana tetap berusaha melakukannya supaya Gilang melepaskan tangannya.

"Sayang marah, ya?" Tanya Gilang lagi yang membuat Alana melototkan matanya. Bisa-bisanya Gilang bertanya seperti itu dengan Alana?!

Alana kembali mendorong Gilang walaupun laki-laki itu tidak tergerak sama sekali karena dorongan Alana.

"Kan itu cuma salah paham," begitu kata Gilang. Berharap perkataan tersebut telah membuat emosi Alana mereda. Bukannya malah mereka namun malah membuat Alana menjadi semakin murka.

CINTA PALING RUMIT ( Update setiap Hari)Where stories live. Discover now