32. puncak

22 0 0
                                    

Setelah pertemuannya dengan Axel kemarin, kini Alana dan Axel lebih sering bertemu. Entah itu mereka menongkrong di cafe atau bermain keluar kota. Axel cukup tahu jika saat ini Alana memang hamil. Namun, di awal kehamilannya ini, Alana malah suka jalan. Dengan artian ia jarang suka berada di rumah. Dan Axel beberapa terakhir ini juga menemani perempuan itu.

"Ini diminum dulu," kata Axel sembari menyodorkan sebotol minuman dingin untuk Alana. Laki-laki itu menganggap Alana masih menjadi adik kecilnya yang manja. Sehingga Axel membelikan Alana sebotol minuman susu rasa strawberry.

"Kamu nggak capek, ya? Dengan kondisi kamu yang hamil seperti ini. Malah ngajak jalan terus," begitulah pertanyaan Axel yang membuat Alana menengok dan mengembalikan sebotol susu yang di berikan oleh Axel.

Axel hanya mengernyitkan dahinya sebagai pertanyaan kenapa perempuan itu malah mengembalikan pemberian Axel.

"Bukain," kata Alana yang membuat Axel malah ber-oh-ria.

Semakin hari mereka juga semakin seperti perangko. Axel sudah mirip sebagai ayah dari bayi yang di kandung oleh Alana. Perempuan itu juga merasa nyaman dengan adanya Axel.

Mereka dahulu adalah pasangan kekasih sebelum Alana dipindahkan ke pondok. Tidak ada kata putus diantara mereka, dan waktu yang menjawab.

Ah lupakan saja!

Kini semakin hari, mereka semakin dekat.

Teman Alana yang sedari tadi menelepon Alana, Alana abaikan begitu saja. Bahkan, Alana men-silent ponselnya guna untuk kedua temannya tidak ribut.

Axel yang sedari dari tadi duduk di sebelahnya, terus memperhatikan gerak-gerik Alana. Ia juga tahu jika teman Alana terus meneleponnya. Dan Axel pun cukup tahu bagaimana sikap Alana. Tentu yang mengerti ia tahu, karena dulu ia pernah berpacaran dengan Alana selama 2 tahun. Jadi ia mengenal cukup jauh sikap Alana. Alana adalah tipikal seseorang yang jarang sekali mengangkat telepon dari orang-orang. Dan Axel sudah tidak kaget lagi.

"Temennya nelpon terus tuh," celetuk Axel sembari membuka tutup botol minumannya.

Alana hanya memutar bola matanya malas sembari bernapas dengan gusar.

"Dari dulu nggak ilang-ilang ya sikapnya," begitulah tambah Axel kepada Alana.

"Udah bawaan dari lahir," jawab Alana begitu singkat.

Axel hanya terkekeh geli mendengarkan jawaban dari Alana. Menurut Axel, Alana masih seperti dulu, seperti gadis kecilnya yang manja dan menggemaskan.

"Habis ini mau, pulang?" tanya Axel setelah menghabiskan sebotol minuman bersodanya.

Alana menggelengkan kepalanya dan masih menikmati jagung bakar yang berada di cengkraman kedua tangannya. Yaps! Saat ini mereka memang sedang berada di salah satu tempat wisata di kawasan puncak sembari menikmati hangatnya jagung bakar. Tidak hanya itu, tempat wisata tersebut juga menampilkan view yang sangat indah di malam hari. Karena tempat wisata tersebut merupakan dataran tinggi, sehingga bisa melihat banyaknya lampu kerlap-kerlip kota dari atas.

Tidak dapat dipungkiri juga, jika udara malam ini juga cukup dingin. Sehingga Axel memberikan jaket tebalnya untuk Alana. Guna perempuan itu supaya tidak kedinginan walaupun Alana sudah menggunakan jaket. Apalagi di posisi Alana sedang hamil saat ini. Membuat Axel juga harus menjaga Alana dengan ekstra hati-hati. Awalnya Axel menolak untuk pergi ke wisata ini, namun karena ini permintaan Alana dan dengan embel-embel ngidam, Axel terpaksa harus menemani perempuan itu.

Inilah sikap Alana yang disukai oleh Axel, manja.

"Terus mau kemana, lagi?" tanya Axel.

Sembari mengunyah jagung bakarnya, Alana hanya mengedipkan bahu untuk menjawab pertanyaan Axel.

Dan hal itu malah membuat Axel mendengus kesal, "perempuan nggak hamil aja ribetnya masya Allah, apalagi hamil gini. Hormonnya makin nggak jelas," gerutunya yang membuat Alana berhenti mengunyah jagungnya dan memperhatikan Axel.

5 detik kemudian, Alana malah terkekeh geli karena keruntuhan Axel ternyata memang benar.

"Namanya juga perempuan. Udah kodratnya bikin laki-laki pusing," tambah Alana sebelum melanjutkan mengunyah jagung bakarnya.

Axel terkekeh dan mengacak rambut Alana dengan gemas.

"Kalau nggak gitu, nanti kan para laki-laki nggak punya beban pikiran," tambah Alana lagi yang membuat Axel semakin terkekeh.

Rupanya Alana telah menikmati sekali malam hari ini bersama dengan Axel. Karena sudah beberapa bulan terakhir ini, Axel selalu menemaninya pergi ke mana-mana. Dan hamil pertama kali ini juga Alana lebih sering untuk bermain di luar rumah. Ia lebih sering main ke tempat-tempat wisata. Jika terkadang Axel tidak bisa menemaninya, kedua sahabatnya yang biasa menemani Alana.

Dengan hal itu, Alana juga tidak merasakan sedih berkepanjangan karena ia kesepian. Alana hanya ingin mencari kesibukan di sela-sela rasa rindunya pada Gilang.

Dan hal itu sangat membuat Alana untuk mengusir rasa sepi setelah kepergian Gilang.

Dan, sedikit demi sedikit Alana telah melupakan sesuatu. 



CINTA PALING RUMIT ( Update setiap Hari)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant