19

24 1 0
                                    


Kalau kata Gilang, life must goes on dan di slebewww-in aja....



Keysa baru saja mengetuk pintu rumah Alana. Seperti biasanya, perempuan itu akan berkunjung kerumah Alana disetiap weekend. Dengan kekasih tercintanya yang setiap hari ia ajak untuk ribut. Yups! Mereka kerap sekali bertengkar hebat karena hanya hal sepela yang menjadi besar. Tidak seperti pasangan pada umumnya, mereka bisa bertengkar setiap detik. Pasangan dua anak remaja itu memang sangat menggemaskan dimata Alana. 

"MBAK? iNI KEYSA MBAK," teriak Keysa lagi namun tidak ada tanda-tanda jika Alana akan membukakan pintunya. 

Hal itu membuat Keysa untuk mengecek kembali jam tangan yang melingkar manis dipergelangan tangannya yang menunjukkan pukul satu siang. Pasalnya, ia tadi pagi sudah mengirimkan pesan untuk Alana jika dirinya akan berkunjung kerumahnya. Dan Alana mengiyakan pesan tersebut. Namun jika dilihat, sepertinya perempuan itu sedang tidak ada dirumah. 

Tiba-tiba saja terdengar suara handle pintu yang dibuka. 

Disitu, munculah Alana dengan wajah bangun tidurnya. Melihat hal itu, Keysa juga tidak kaget. Alana masuk lebih dulu dan diikuti oleh Keysa dan juga kekasihnya.

"Makan tuh kalian!" pinta Alana.

"Iya kami udah makan kok mbak," kata Keysa.

Alana memperhatikan mata Keysa yang terlihat sembab dan raut muka adik perempuannya itu terlihat tidak seperti biasanya. Alana mengerti jika Keysa pasti habis menangis. 

Bastian-nama kekasih Keysa- itu menyodorkan salah satu minuman dingin untuk Keysa supaya perempuan itu sedikit tenang. Hal itu malah membuat Keysa melirik tajam pada Bastian. Sepertinya, pertengkaran antara Keysa dan Bastian akan segera dimulai. 

"tumben perhatian," cetus Keysa begitu saja sembari menerima botol dari Bastian. 

Bastian menghela napasnya dengan panjang sembari mengatakan, "perhatian salah. nggak perhatian dikira nggak peka dan nggak sayang. Emang ya, dimana-mana cewek itu serba ribet," sahut Bastian dengan cepat. 

Oke! Rupanya Bastian telah mengibarkan bendera perang untuk Keysa dan membuat Keysa melupakan masalahnya sejenak. Perempuan itu sudah menatap Bastian dengan tajam sembari deru napasnya yang menggebu. 

Alana yang melihat hal itu sudah tidak kaget lagi. Pasalnya Keysa dan Bastian memang selalu bertengkar kapanpun dan dimanapun mereka berada. 

Hingga Keysa lebih dulu memilih untuk berhenti berdebat dengan Bastian. Alhasil membuat keduanya juga saling diam. Jangan ditanya lagi seberapa kesal ekspresi Keysa saat ini. 

"gelut terus," lontar Alana. 

Jika Alana sudah memancing seperti itu, Keysa akan lebih dulu untuk mengeluarkan argumennya dengan jiwa yang menggebu-gebu. Hal itu malah membuat Alana terkikik geli. Seperti menonton sebuah sinetron, Alana kembali menyaksikan dua pasangan remaja yang berdebat itu. 

Alana bangkit dari duduknya untuk kedapur. Lama kelamaan telinga Alana juga panas mendengar mereka berdebat. Sejatinya, Alana juga cinta dengan keheningan. Perempuan itu melangkahkan kakinya menuju kulkas dapur untuk mengambil air putih es didalam kulkasnya. Kemudian, Alana mengambil salah satu buah pir yang berada didalam etalase kulkas. 

Ia duduk disalah satu meja makan untuk mengupas buah pirnya. Alana tersenyum simpul ketika ia masih mendengar perdebatan Keysa dan Bastian diruang tamu. 

Alana berhasil mengupas semua kulit buah pirnya. Ia memotong dadu besar buah tersebut dan diletakannya disalah satu mangkuk kaca bening. Tiba-tiba saja Alana teringat jika masa cuti Gilang akan berakhir seminggu lagi. Maka dari itu, ia kepikiran jika sebentar lagi ia akan melakukan hubungan jarak jauh dengan Gilang. Mampukah dirinya? 

Bagaimana jika perempuan itu merasakan hal yang tak pernah ia rasakan sebelumnya? Misalnya hal itu adalah kerinduan. Alana tidak bisa membayangkannya jika hari itu akan tiba. Jika ia tidak memperbolehkan Gilang, maka Alana akan menilai dirinya sendiri adalah orang yag paling egois di bumi ini. 

Mau bagaimana pun juga dan sesakit apa rasanya, Alana harus berusaha legowo pada keputusannya sendiri. Mungkin, ini adalah salah satu ujian didalam hubungannya. Mampukah dia menjalaninya? 

Melihat orang-orang disekitarnya, yang melakukan hubungan jarak jauh kebanyakan mengalami kegagalan, disitulah letak rasa takut Alana bersarang. Memang terlihat mudah, namun hal yang terlihat mudah itu malah sebaliknya, dengan artian letak masalah yang sebenarnya. 

"mbak lagi makan, apa?" tanya Keysa yang tiba-tiba saja muncul dari balik kelambu yang tepat berada dipintu dapur. 

"pir nih," ucap Alana sembari menyodorkan mangkuk kaca yang berisikan potongan dadu besar buah pir untuk Keysa. 

"kamu kenapa? kok kayak ada yang dipikirin?" tanya Alana to the point pada Keysa. 

Keysa memang benar sangat mengagumi kakak angkatnya ini. Dengan ekspresi saja, Alana mampu membaca perasaan seseorang. 

"nggak papa mbak. Cum lagi capek aja sama keadaan. Kayak dipaksa kuat padahal sebenarnya capek," kata Keysa sembari meletakkan garpu yang berada ditangannya, lalu menatap Alana dengan senyumannya yang manis. 

Dari situ, Alana mengerti arah pembicaraan itu. 

"Ya namanya juga hidup, nggak harus jadi kuat terus buat ngadepin hal-hal yang ada didunia ini. Ya sekali-kali harus ngerasa capek. Supaya kita jadi ngerti seberapa mampunya diri kita ini," kata Alana lalu perempuan itu memakan buah pirnya lagi. 

"Kadang nggak bersyukur banget aku jadi orang mbak. udah diberi fisik yang sempurna, tapi tetep aja ngeluh. Nggak bisa ngebayangin kalau orang-orang yang terlahir nggak sempurna tapi semangat hidupnya malah ngelebihin orang yang yang fisiknya sempurna," kata Keysa sembari menatap nyalag kedepannya.

"Nah semakin dewasa, kamu juga akan semakin ngerti kalau yang terlihat sempurna itu nggak sepenuhnya terlihat sempurna. Dan yang terlihat buruk, nggak sepenuhnya terlihat buruk," kata Alana menjeda kalimatnya sebelum melanjutkannya, "ya anggep aja semua hal yang ada didunia ini adalah sebuah campuran atau bisa dibilang gradasi. Semuanya udah ditakar rata sama Tuhan," lanjut Alana lagi. 

"pada ngomongin apaan, sih?'' Bastian yang tiba-tiba saja sudah berada di balik pintu kulkas sembari membawa segelas air putih dingin, telah mengalihkan perhatian Alana dan Keysa.

"apaan sih kamu?! sana sana!" pinta Keysa, "ngerusak suasana aja," lanjut Keysa. 

Bastian hanya memasang wajah datarnya dan keluar dari dapur. Cowok itu lebih memilih mengamankan mentalnya ketimbang harus bertengkar dengan kekasihnya. 

"ya pokoknya capek nggak papa. Asal nggak nyerah aja. Kamu bisa bertahan dititik sekarang itu hebat banget loh. Bisa ngelakuin semuanya sendiri tanpa harus ngandelin kedua orang tua kamu. Pokoknya nggak boleh nyerah, karena masih banyak tantangan didunia ini yang yang masih belum kamu cobain," Alana memberikan semanat untuk Keysa. 

"kalau kata mas Gilang, life must goes on dan tetep di slebeww-in" tambah Alana.







CINTA PALING RUMIT ( Update setiap Hari)Where stories live. Discover now