RAMALAN CINTA

2.9K 151 0
                                    

Kini keadaan sudah kembali menghadiri suasana di sebuah rumah dalam komplek elitnya, namun kali ini dengan suasana keadaan yang tampak terasa sedikit berbeda, karena adanya kehadiran sang buah hati di antara Meira dan juga Fahmi, membuat suasana rumah terbangung sempurna dalam mencapai sebuah gelar keluarga kecil, tampak berbeda dari keadaan sebelum-sebelumnya yang di mana keadaan rumah mewah itu hanya bisa di hadiri oleh sepasang suami istri di antaranya yaitu hanya ada dengan Meira dan juga Fahmi.

~~~~~~~

Menandai sekujur tubuh pria berperawakan tinggi kekar telah menelungkup sempurna di atas ranjang, dengan sekujur tubuh yang hanya hanya tertutup dengan kain slimut tebal di bagian bawahnya, sedangkan bagian atasnya ia hanya terbalut dengan lekton gym, dan membiarkan kedua lengan tangan berototnya tertampak polos tak terbalut, dengan kedua lengan tangan yang berotot gagahnya itu, telah terbujur ruai melingkar di atas tumpukan bantal.

Rupanya pria itu pun tak lain sendiri, yang seperti kini ia tengah menemani saingannya yang tak lain lagi ia adalah jagoan kecilnya yang baru saja lahir kemarin.

Pria itu sangat bahagia sekali usai kehadiran malaikat kecilnya ini, namun di sisi lain ia pun juga merasa kesal karena harus berbagi cinta dengannya, ia pun juga lelah karena harus bersaing satu wanita dengannya, apa lagi ini akan menjadi moment seumur hidup.

Pria yang tak lain lagi adalah Fahmi itu, kini ia tengah berhadapan senang dengan putra kecilnya sembari bercengkrama dengan riang gembira di antara keduanya.

Awalnya keadaan tampak adem, ayem dan biasa saja, namun semakin ke sini keadaan semakin tampak meragukan.

"Anak ayah jangan rewel ya, nanti kalo rewel ayah sunatin, mau?" Ucap lembut Fahmi di akhiri melasikan, hingga membuat reaksi bayi itu jadi mulai merenggek seakan tahu saja apa yang di katakan oleh ayahnya, bayi itu terus mengulaskan lekukan bibir khas renggekan yang lucu, membuat Fahmi jadi ingin terus mengusilinya dengan banyak kejailan, rasanya membuatnya nagih ingin menjailinya terus.

Tidak ibunya tidak anaknya sama saja, sama-sama di jadikan bahan kejailannya, itu memang sudah menjadi hoby dan kebiasannya.

"Ututut, mau nangis? Yaudah nangis aja yang ken___"

"Oeeek ...!" Tanpa harus di suruh pun, bayi itu sudah langsung menangis duluan, seperti tau saja apa di akhiran kata ayahnya yang akan di ucapkan.

"Husst ...! Huusst ...! Woi, jan kenceng-kenceng nanti bunda denger, ayah kan cuma becanda tadi," Ucap Fahmi berbisik panik hingga reflek membungkam bibir mungil bayi itu menggunakan satu jari tlunjuknya.

Sungguh Fahmi tak menyangka bahwa bayi mungil itu akan benar melakukan aksi gaya andalannya dengan cara menangis.

"Diem," Gafi membungkam lembut bibir mungilnya, "Muach muach muach muach muach!" Dengan gemas Fahmi menghabisi bayi mungil itu dengan menciuminya sangat puas.

Sembari bercelingukan gagap meneliti keadaan sekitar, untuk memastikan adakah Meira di sekitar situ, di rasa tidak, Fahmi pun merasa aman, ia kembali beralih tatap pada bayi mungil itu, dan akan segera kembali melakukan aksi kejailannya lagi.

Seketika bayi mungil itu pun kembali diam dengan tatapan polos tertekan menyisihkan sisa-sisa glombang air mata di sana, sesuai intruksi paksaan dari ayahnya ia terdiam tekan.

"Awas kalo nangis lagi, beneran ayah sunatin," Acam gurauan Fahmi lagi, benar-benar membuat bayi itu jadi tertampak risih tak karuan.

"Oeeek ...!"

"Huusst ...! Weh weh weh, jan kenceng-kenceng, di bilang juga, beneran mau ayah sunatin, hm?"

Bayi itu berklojatan kesal seakan ia tahu saja apa yang tengah di bicarakananya dengan sang ayah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gadis Buta Yang Mampu Menaklukan Dia (SELEAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang