BINTANG

1K 170 1
                                    

Hingga kini sudah sampai di depan gedung hotelnya Linda, Linda pun sudah saatnya kembali masuk ke dalam hotel, dengan Meira yang ikut turun dari dalam mobil.

"Makasih ya," Ucap Linda tanpa senyum sedikitpun.

"Iya sama-sama mbak," Jawab ramah Meira.

Dengan Fahmi yang hanya cuek kepadanya.

"Mmm .... Mbak, maaf ya tadi udah kita tabrak, mmm .... Pasti ada yang sakit ya," Ucapnya sangat merasa bersalah.

"Enggak sih cuma luka dikit doang, nanti di obatin juga sembuh," Ujar Linda masih tanpa senyuman sedikitpun.

"Ouh iya, ya ampun maaf banget ya mbak, astagfirullah, mmm .... Atau mau kita belikan obat anti biotiknya dulu, ini buatnya nyembuhin lukanya, lagian lukanya juga lumayan parah loh mbak."

"Gak usah, aku bisa beli sendiri, udah kalo kalian mau pulang, pulang aja sana."

"Mmm .... Sekali lagi kita minta maaf ya mbak."

"Hmm."

"Ini beneran gak papa mbak, berarti kita gak tanggung jawab donk."

"Gak papa, aku bisa sembuhin sendiri," Gumamnya tanpa memandang ke arah lawan bicara.

Meira diam, ia bingung bagai mana cara bertanggung jawabnya, ia masih sangat tidak enak perasaannya kepada Linda.

Melihat Meira yang masih berdiri diam di hadapannya, "Udah sana pulang, masuk ke mobil, suamimu dah nungguin noh," Titahnya.

"E-eh i-iya mbak, t-tapi ini beberan gak papa?"

"Gak papa, udah sana pulang."

"Mmmh .... Yaudah kalau gitu kita pulang dulu ya mbak."

"Hmm."

Fahmi yang bolak-balik menoleh ke arah jam tangannya, perasaannya yang tidak sabaran menunggu keduanya selesai berdiskusi, karena rasanya yang tidak sabaran untuk kembali melanjukan perjalan pulang.

"Masih lama gak!? Lama banget sih," Kesal Fahmi.

"I-iya mas, sebentar," Meira mulai kembali masuk ke dalam mobil.

"Cepet."

Fahmi menoleh ke arah Linda, dan memberi lirikan kesal ke arahnya.

Linda berdiri diam, sembari menunggu mobil itu berjalan tanpa memperhatikan Fahmi sedikitpun.








•••••••••🌼🌼🌼••••••••••

Saat di tengah perjalanan Fahmi melamun sembari terdiam bingung.

Tumben tuh cewek gak recok, kenapa ya, Fikiran Fahmi mulai overtingking saat melihat gadis itu tidak bertingkah lebih pada dirinya dan juga istrinya.

Meira menoleh ke arah suaminya yang tengah terdiam itu.

"Mas."

"Hem?"

"Kenapa?"

"O-ouh, e-enggak papa."

"Kok diem aja."

"Hehe."

Meira mengusap bahu suaminya.

Gadis Buta Yang Mampu Menaklukan Dia (SELEAI)Where stories live. Discover now