BERHENTI BERHARAP 11

2.4K 235 1
                                    

Malam hari sesuai dengan rencana Fahmi, ia benar saja mendatangi kekediaman Meira dengan seorang diri, yang kalanya tak seperti tadi pagi yang ditemani oleh sahabatnya.

Saat ini Fahmi sudah berada lama di kediaman Meira, bahkan ia akan memutuskan untuk  bermalaman di sana, pasalnya sudah larut malam dan tak baik juga untuk pulang larut malam, itupun keluarga Meira sendiri yang memintanya.

Di dalam ruangan senyap Fahmi berdiam  dengan kebingungannya, ada rasa ketidaknyamanan yang dirasa dirinya malam ini. Ada suasana aneh yang ia rasakan.

Aneh baginya, mengapa di kekediaman itu tak ada satupun orang yang membincangkan permasalahan rumah tangganya dengan Meira? Keadaan nampak biasa, yang bahkan tak ada satupun orang yang mengintrogasi hal buruk padanya, sesuai dengan apa yang sudah ia pikirkan sejak awal.

Saat begitu dirinya tiba di kekediaman Meira, keluarganya pun nampak sorak ramai menyambut kedatangannya, tak hanya itu ia pun juga disuguhi berbagai macam banyak makanan dan minuman, sembari di ajak berdiskusi mengenai hal-hal keindahan, ia merasa sangat di istimewakan, ini jauh lebih baik dari yang ia bayangkan.

Semua orang bersikap tenang seolah tak terjadi apa-apa, bahkan tak ada satupun orang dari salah seorang yang mengungkit-ungkit permasalahan rumah tangganya dengan Meira yang saat ini sedang berada diambang kehancuran. Apakah mereka tidak tahu apa yang dialaminya selama ini?

Sejak itupun perasaan Fahmi gelisah tak karuan, ini sungguh di luar dugaan.

Sementara dari sebelumnya ia sudah menyiapkan mental sekuat baja untuk menghadapi pilu lara saat bertemu keluarganya nanti, ia berpikir bahwa akan ada banyak tikaman yang menimpa dirinya di sana, mungkin atas kesadarannya yang melakukan kesalahan sehingga membuatnya berasumsi seperti  itu.

Sungguh, ia merasa malu pada keluarganya, terlebih pada istrinya.

Benar kata Retno, Ungkap batinnya.

Apa ini semua perbuatan Meira? Apa selama ini Meira tidak pernah mengadukan permasalahan rumah tangganya terhadap keluarganya? Atau mungkin keluarganya tahu tapi berpura-pura tidak tahu? Pikiran dan hati saling berselisih.

CEKLEK!

Suara pintu terbuk membuat lamunan Fahmi terbuyar kala itu ia menyadari ada sesosok yang masuk ke dalam ruangan.

Rupanya Meira yang datang  melangkah masuk ke dalam ruangan. Ruangan yang di maksud adalah ruangan kamar Meira, yang di mana ruangan tersebut sementara akan di singgahi Fahmi malam ini.

Meira tahu suaminya berada di dalam kamarnya, namun reaksi dan sikapnya terhadap suaminya kali ini tampak berbeda dari biasanya, ia terlihat lebih acuh padanya, yang bahkan ia berani melintasi tanpa menyapanya, anggapnya seolah tidak ada seorang pun di dalamnya.

Fahmi memandangi keanehan pada istrinya, dengan kedua alisnya yang bertaut heran, "Mau kemana?" Tanya Fahmi sontak, saat tahu istrinya hendak meraih selimut beserta satu bantalnya.

"Mau tidur di sofa," Jawabnya dengan nada dingin, saat hendak mengambil langkah pergi Fahmi kembali menghentikan langkahnya lagi.

"Kau tidur di sofa? Kenapa tidak di ranjang saja?" Pertanyaan Fahmi terdengar aneh bagi Meira.

Meira berdecak kesal, "Kalau saya tidur di ranjang lalu mas tidur dimana?" Tanya Meira dengan kalimat ketusnya.

"Biar saya yang tidur di sofa, dan kamu tidur di ranjang."

Aneh!

Meira sedikit heran dengannya. Tak biasanya sikap suaminya menjadi seperti ini. Padahal baru pagi tadi ia berdebat hebat dengan suaminya, yang bahkan suaminya puas memakinya habis-habisan.

Gadis Buta Yang Mampu Menaklukan Dia (SELEAI)Where stories live. Discover now