HARI H✍️

2.4K 327 1
                                    

Tak terasa pernikahan sudah berjalan tiga hari ini, dengan di hari ini ke duanya baru saja memtuskan pindah ke tempat tinggal barunya yang tak jauh dari jarak tempat tinggal lama keduanya.

Tempat tinggal keduanya saat ini yakni sebuah unit mewah yang cukup tinggi memasuki kategori perumahan elit.

Satu unit mewah itu, baru saja di beli oleh Fahmi dalam beberapa minggu lalu, yang niatnya di beli untuk pesriapannnya nanti pada saat ia sudah menikah bersama kekasih yang di cintainya nanti, namun ternyata takdir berkata lain.



•••••🌼🌼🌼••••••

Usai melewati perjalanan sekitar setengah jam dari jarak kekediaman Meira hingga sampai ke kediaman baru keduanya, namun perjalanan kali ini di rasa cukup lumayan melelahkan, walau hanya dengan jarak perjalanan yang di rasa tak begitu lama.

Sudah tiga hari tiga malam keduanya menginap di kekediaman Meira, cukup membosankan rasanya bagi Fahmi, apa lagi di tambah perasaan segannya terhadap sang istri.

Fahmi mengeluarkan barang bawaannya dari dalam bagasi mobil, Dengan sikap rajang tak sembuh dongkol, dengan sedangkan Meira yang hanya diam plonga-plongo tak tau kondisi.

Di lirikinya wanita itu dengan lirikan penuh kegeraman saat Fahmi sadar akan diamnya wanita itu seperti orang yang tidak peka atas keadaannya s

Di tengah kesibukannya, Fahmi baru menyadari akan adanya wanita di sekitarnya yang ternyata sudah sah menjadi istrinya, dalam detik itulah kefokusannya hambur terbuyarkan karena gagal akan kefokusannya ke arahnya. Di liriknya wanita itu dengan lirikan penuh ke geraman melalui mata tajamnya.

Pria itu berdiam sejenak dalam kegeramannya, "Woi buta, bantuin napa! Gw kesusahan dari tadi nih!" Gertak Fahmi.

Meira terkesiap mendengar sentakan keras itu,"I-iya mas m-maaf, abisnya mas gak bilang, kalo mas butuh bantuan," Jawabnya gugupmya, lalu dengan  terbata ia melangkah asal  ke arah mana suaminya berada, sembari meraba-raba jalan di depannya karena suasana gelap pandangannya.

"Dasar butaa .... Buta! Gak ada peka-pekanya, gini amat nasib gw punya istri buta! Apa gunanya coba," Singgung Fahmi dalam grutuannya yang sengaja di tinggikan, agar di dengar jelas oleh siapa yang di singgungnya.

Meira yang mendengar ucapan pedasnya, betul saja rasanya sangat sakit, dengan serentak serasa akan ada pedang tajam yang menyayat sadis dalam lubuk hatinya, sebisa mungkin ia tahan rasa sakit itu, agar tak mudah jatuh air mata yang berasal  dari bendungan klopak matanya itu.

Karena ucapan Fahmi barusan yang pada akhirnya membuat Meira serentak termenung akan kebisuannya, sampai jauh tak sadar bahwa dirinya yang malah jadi melamun.

"Woi!" Sentakan kasar pria itu kembali menggarong tepat di lubang telinga Meira, hingga kembali membuat Meira terkesiap dari bangun kesadarannya, "I-iya mas maaf."

"Maaf maaf, jadi mo bantuin gw kagak! Kebanyakan bengong plonga-plongo kek anak idiot, nape lo? Kesambet ye?" Cercanya dengan bibir  enteng melontar kata pedas seperti tak ada beban, sikapnya pun terlihat begitu santai dengan di sejajari raut wajah tak berdosanya.

"I-iya mas, j-jadi bantuin kok, mana? Apa yang mau Mei bantu? Sini," Tutur  Meira dengan gemetar, sebisa mungkin ia juga akan tetap berusaha sabar, dengan menghadapi sikap kasar suaminya.

"Noh!"

Brak!

"Aw!"

Tanpa perasaan bersalahnya Fahmi melempar kasar sebuah barang tepat menimpai tubuh Meira hingga ia terpekik kesakitan, itu karena sudah sangkin merasa geramnya pada Meira, sehingga kekesalannya di pelampiaskan dengan cara seperti itu.

Gadis Buta Yang Mampu Menaklukan Dia (SELEAI)Where stories live. Discover now